Sunday, October 25, 2009

Meminta Dengan Tulus

Matius 7:7 ”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”







Selesai makan siang, saya manfaatkan waktu istirahat yang sisa di kantor untuk menelepon anak-anak di rumah. Belum saya menekan tombol telepon genggam, tiba-tiba telepon di meja saya berbunyi. ”Hallo...! Ini papi ya, sudah makan belum?”, tanya anak kami yang kedua di ujung sana. ”Abang ya? Papi sudah makan nak. Abang sudah makan juga kan?”, saya balik bertanya sambil membayangkan wajahnya. ”Sudah papi..!”, suaranya terdengar jelas. ”Kakak ada di mana?”, tanya saya lagi, merasa heran karena biasanya si sulung selalu ikutan berbicara. ”Kakak lagi main pi...!”, jawabnya cepat. ”Oh begitu.., kalau begitu sudah dulu ya...papi mau kerja lagi. Kalian baik-baik di rumah.”, ujar saya kepadanya. ”Iya papi!”, balasnya sambil menutup telepon. Di hari yang sama menjelang sore hari sekitar pukul 4, kembali telepon datang dari rumah. ”Hallo nak, ini mama. Kamu bisa pulang lebih cepat hari ini?”, tanya ibu saya. ”Saya pulang sedikit agak malam ma. Memangnya ada apa, kok mama meminta saya pulang cepat?”, tanya saya sedikit khawatir karena heran mendengar permintaan mama. ”Tidak ada apa-apa, mama hanya ingin mengajak kamu berjalan-jalan sebentar. Kalau begitu sampai nanti di rumah ya !”, jawab ibu saya menutup pembicaraan.

Hari itu saya tiba di rumah pukul 7 malam. Tidak sabar ingin segera tahu apa yang terjadi, saya langsung tanyakan kepada istri yang menyambut di pintu depan. ”Tadi mama telepon ke kantor, meminta saya untuk cepat pulang karena ingin jalan-jalan. Sebetulnya ada apa? Tidak biasanya mama bersikap begitu.”, tanya saya. ”Begini loh pi..., tadi siang sehabis pulang bermain di rumah teman, si kakak minta di belikan sepeda!”, kata istri sambil mengajak saya duduk. ”Loh...! Kakak kan sudah kita belikan sepeda mam...”, tanya saya heran. ”Betul, kakak punya sepeda. Tapi papi mungkin lupa ya? Sepeda yang kita belikan masih ketinggian, jadi belum bisa dia gunakan.”, jelasnya pada saya. ”Ya ampun, ternyata karena sepeda toh...? Saya tadi jadi khawatir, saya pikir ada hal yang lebih penting sehingga mama meminta saya pulang lebih cepat!”, jawab saya lega. ”Si kakak kelihatannya ingin bisa bermain sepeda juga. Di rumah temannya tadi dia cuma bisa melihat dan mengikuti temannya dari belakang. Makanya dia minta dibelikan sepeda baru”, jelas istri saya lagi.

Di dalam ayat renungan pagi ini, Tuhan mengajak kita untuk datang dan meminta kepada-Nya, maka kita akan mendapatkan apa yang kita perlukan. Sebagai orang tua, kita sering mendengarkan anak-anak kita datang meminta sesuatu. Mereka datang kepada kita dengan hati yang tulus, karena percaya kita dapat memenuhi kebutuhan mereka. Setiap kali ada yang mereka inginkan, mereka tahu bahwa orang tua adalah tempat untuk meminta. Anak-anak datang pada kita karena mereka sadari bahwa mereka belum mampu mendapatkan sendiri yang mereka mau. Allah tahu segala kebutuhan kita. Allah tahu bahwa kita memiliki keperluan dan pertolongan, yang tidak sanggup kita penuhi sendiri. Tuhan memiliki kesanggupan yang tidak terbatas untuk menyediakan keperluan kita manusia yang punya keterbatasan ini. Itu sebabnya, Allah mengundang kita datang kepadaNya. Tuhan ingin kita menyadari keterbatasan kita dan datang kepadaNya. Kita diajak untuk percaya dan bergantung kepadaNya untuk mencukupi kebutuhan kita. Marilah kita sampaikan keperluan kita kepada Tuhan setiap hari dengan hati yang tulus.

Have a great holiday !