Kisah Para Rasul 10 : 34 b “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.”
Di kantor saya punya teman yang memiliki empat kewarganegaraan. Salah satu yang dia miliki adalah kewarganegaraan Amerika Serikat. Kebetulan ayahnya bekerja di kantor PBB, sehingga dia bisa memiliki kesempatan seperti itu. “Kamu menamatkan pendidikan di Amerika, kenapa tidak menetap dan bekerja di sana saja?”, tanya saya heran di satu siang. “Sebetulnya saya pernah bekerja di Amerika, yaitu setelah saya menyelesaikan pendidikan di sana.”, jelasnya pada saya. ”Tetapi setahu saya, kamu dipindahkan ke sini dari kantor kita di Afrika?”, tanya saya. “Jadi begini, setelah tamat kuliah saya bertahan untuk bekerja di Amerika selama 10 tahun. Tetapi setelah saya perhatikan, kelihatannya mereka melakukan pembedaan dalam jenjang karir, antara yang penduduk asli dan pendatang. Karir saya tidak naik-naik, sementara teman-teman yang lain sudah mendapat posisi yang lebih bagus. Mereka sudah jadi bos besar, sementara saya hanya biasa-biasa saja.”, katanya menjelaskan. “Saya pikir mungkin karena saya bukan warga asli di sana, sehingga terasa dibedakan oleh mereka. Setelah ayah saya pensiun, saya putuskan untuk pindah ke negara Afrika saja!”, katanya sambil tertawa kecil.
“Wouw…! Saya tidak menyangka kalau itu yang terjadi. Lalu apakah kalian kerasan di Afrika ? Bukankah di sana tidak terlalu menarik?”, tanya saya ingin tahu lebih jauh. “Saya memilih berkarir di negara Afrika Selatan. Itu adalah negara yang indah! Mungkin kamu belum pernah membayangkannya ya… Afrika juga benua yang indah!”, katanya berbagi pengalaman dengan sangat meyakinkan. “Banyak orang yang ingin sekali bisa tinggal dan bekerja di Amerika, tetapi ternyata tidak demikian dengan kamu ya…”, kata saya kagum dengan keputusannya untuk keluar dari Amerika. “Yah…, saya tidak betah tinggal di sana. Mungkin karena dibedakan itu ya. Saya kini bisa bekerja dan berkarir dengan tenang di tempat lain. Buktinya, saya bisa menjadi Regional Manager untuk seluruh Afrika hingga kawasan Timur Tengah!”, ujarnya dengan senyum.
Ayat renungan pagi ini mengingatkan bahwa Tuhan Allah tidak membeda-bedakan orang. Semua orang adalah sama di pemandangan Allah. Di dunia ini terkadang terjadi pembedaan perlakuan antara satu orang dengan yang lain. Antara yang kaya dan miskin. Antara yang pintar dan tidak terlalu pintar. Dibedakan dari status sosial, jenjang pendidikan, kesanggupan, kewarganegaraan, dan aneka macam pembedaan lainnya. Terkadang pembedaan dilakukan dengan sengaja, hanya sekedar membuat perbedaan. Pembedaan dibuat juga karena adanya keterbatasan kesanggupan manusia. Kita bersyukur karena memiliki Allah yang tidak membeda-bedakan orang. Kita semua adalah sama di hadapan Allah. Kita adalah manusia yang pernah jatuh dalam dosa, namun telah menerima penebusan Yesus Kristus. Di pemandangan Allah kita adalah calon-calon warga negara surga. Kita semua berharga di hadapan Allah. Marilah kita menggunakan hari ini dan hari-hari mendatang, untuk menjadi kemuliaan bagi Allah yang sangat mengasihi kita semua.
Have a nice day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.