Lagu Sion nomor 206, ”Karna Surga T’lah Hampir” dinyanyikan oleh jemaat Kemang Pratama sebagai lagu pembukaan dalam acara kebaktian pembukaan Vesper pada hari Jumat 2 Oktober 2009. Bapak Ricky Tambunan sebagai pemimpin acara melayangkan doa buka. Sebuah lagu pujian dibawakan oleh ibu-ibu dengan judul ”Apa Kita Hidup Dekat Yesus?”. Pendeta Richard Y. Hutauruk membawakan renungan pembukaan Sabat yang diambil dari Matius pasal 24 mengenai tanda-tanda kedatangan Yesus kedua kali. Pada ayat ke 3 – 44, para murid Yesus menanyakan tanda-tanda kedatangan Yesus dan kesudahan dunia. Yesus mengatakan bahwa kita harus waspada karena akan ada yang akan menyesatkan kita. Banyak ajaran-ajaran sesat tumbuh dengan subur. Ajaran-ajaran sesat ini jelas-jelas menyimpang dari Alkitab. Namun, walaupun jelas-jelas sesat, banyak orang yang mau menjadi pengikutnya. Inilah salah satu amaran yang diberikan oleh Yesus menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali. Jangan sampai kita masuk ke dalam lingkungan ini.
Pada akhir dari kesudahan dunia ini, juga akan terjadi banyak gempa bumi. 14.000 gempa bumi terjadi setiap tahun. Wahyu 6:14 mengatakan ”Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.” Dan menurut ilmu geologi, gempa bumi diakibatkan adanya pergeseran lempeng-lempeng bumi. Banjirpun akan ada dimana-mana. Ini semua adalah salah satu tanda-tanda yang akan mengawali kedatangan Yesus yang kedua kali. Wahyu 18:11, mengatakan: ”Dan pedagang-pedagang di bumi menangis dan berkabung karena dia, sebab tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka,”. Ini adalah nubuatan mengenai terjadinya krisis ekonomi global. Pada Matius 24:6, dikatakan bahwa perang akan terjadi dimana-mana. Kelaparan dan penyakit akan semakin banyak dijumpai. Ini semua menunjukan semakin cepatnya waktu kedatangan Yesus yang kedua kali.
Di dalam menunggu kedatangan Yesus yang kedua kali, kita harus hidup seperti yang tertulis dalam Roma 13:12-13. Kita harus hidup sopan seperti pada waktu siang, meninggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang. Caranya dengan berdoa (Matius 24:20, ”Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.”), membaca Alkitab (Kisah 17:11, ”Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.”) dan melaksanakan amanat Tuhan Yesus (Matius 28:19-20, ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”). ”Dengan melakukan ini semua, maka kita akan memperoleh kekuatan iman yang akan menyanggupkan kita untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.”, kata Pendeta Hutauruk mengakhiri renungan Vesper malam ini. Di akhir kebaktian ini, jemaat menyanyikan lagu ”Jagalah Hai Orang Saleh” dan Pendeta Hutauruk menutup perbaktian Vesper ini dengan doa. Setelah bersalaman, maka semua yang hadir membentuk lingkaran di halaman gereja dan menyanyikan lagu ”God is So Good”. Selamat Sabat ! Tuhan Memberkati ! Haleluyah ! Amin !