Efesus 4:32 “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”
“Mamiiii….. perutku sakit lagi…!!”, teriak si sulung sambil menangis. Segera saya hampiri dia. Wah…, ternyata bukan hanya sakit perut, badannya juga sudah mulai demam ! Saya putuskan untuk segera pergi ke rumah sakit, agar bisa mendapat pertolongan dokter. Setibanya di rumah sakit, kamipun mengantri menunggu panggilan pemeriksaan dokter. Tepat di depan saya ada seorang bapak yang wajahnya seperti sangat saya kenal. Saya coba untuk mengingat-ingat kira-kira bapak ini siapa, tapi saya tidak berhasil juga untuk mengingatnya. Saya memang belum terlalu hafal dengan wajah-wajah tetangga atau saudara-saudara di gereja, karena kami baru saja pindah ke kota ini. Jadi belum begitu banyak wajah dan nama yang bisa saya ingat. Agar jangan dikira sombong dan tidak perduli, dengan tulus sayapun tersenyum kepada bapak itu. Tetapi astaga !! Alangkah terkejutnya saya ketika bapak itu membalas dengan memalingkan wajahnya, seakan mencibiri sikap saya. ”Ohh…, apa yang salah dengan senyum saya ?”, pikir saya dalam hati. Setelah anak saya selesai diperiksa oleh dokter dan mendengar keterangan bahwa anak saya mengalami sedikit infeksi perut, kamipun pulang kembali ke rumah. Selama dalam perjalanan hati saya tidak tenteram karena bayangan wajah sinis bapak tadi terus mengganggu saya.”
Beberapa lama setelah pertemuan di rumah sakit itu, kembali saya bertemu dengan bapak itu di depan gang rumah saya. “Ohh…, kamu yang baru pindah dari Jakarta itu ya …?”, katanya dengan suara yang sekarang sudah lebih bersahabat. “Ohh.., iya betul sekali pak !”, jawab saya dengan senyum. Ahh…ternyata saya tidak salah ! Ingatan yang samar-samar akhirnya menemukan kebenaran. Dia adalah tetangga yang tinggal hanya beberapa meter dari rumah kami. Kelihatannya dia sudah menyadari kekeliruannya dalam bersikap. Sehingga diapun memberanikan diri untuk lebih dulu menyapa saya.
Pagi ini ayat renungan mengajak kita untuk tetap ramah dan penuh kasih mesra satu dengan yang lain. Di dalam hidup ini terkadang maksud baik kita tidak selalu disambut dengan baik pula oleh orang lain. Kita tidak bisa mengharapkan orang untuk selalu mengerti apa yang ada di dalam hati kita. Boleh jadi keramahan kita tidak mendapat sambutan yang sama dari orang lain. Tetapi sambutan yang tidak baik dari orang lain, yang tidak sesuai dengan harapan kita, jangan sampai membuat kita undur untuk tetap bersikap ramah dan baik. Sebagaimana Yesus selalu menunjukkan kasihNya kepada kita, hendaklah kita senantiasa ramah dan penuh kasih kepada satu dengan yang lain. Keramahan dan kasih kita akan membuat kita dan semua orang berbahagia !
Share your smile every day !