Hujan deras yang sebelumnya mengguyur kota Bekasi memberikan kesejukan tersendiri dalam acara penghiburan kepada keluarga besar Tampubolon, khususnya bagi saudari terkasih Natalia Tampubolon, oleh karena Tuhan Allah telah mengijinkan ayah tercinta, B apak Paul Tampubolon, untuk beristirahat sementara pada bulan Maret lalu di Lubuk Pakam, Medan. Acara penghiburan dilaksanakan di rumah keluarga Hendra Tampubolon pada hari Minggu 5 April 2009. Acara dimulai pada pukul 11:45 dipimpin oleh Bapak Ronny Kountur selaku pimpinan departemen Rumah Tangga. Lagu pembuka “Ya Roh Suci Yang Benar” dan doa pembuka dilayangkan oleh Bapak Christian Siboro.
Dengan perasaan yang masih berduka atas kehilangan sementara ayahanda tercintanya, Natalia Tampubolon menyampaikan riwayat hidup ayahnya. Ayah terkasih bapak Paul Tampubolon sudah menderita penyakit jantung dan liver selama 5 tahun, tetapi sepanjang hidupnya beliau adalah seorang yang aktif baik dalam kegiatan di gereja maupun dalam kegiatan di keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Pesan khusus yang sempat disampaikan kepada saudari Natalia adalah agar tetap setia dalam melayani Tuhan, jangan takut, jangan gentar, sekecil apapun tanggungjawab yang gereja berikan harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Natalia merasa sangat kehilangan karena Bapak Paul Tampubolon bukan hanya sebagai ayah tetapi juga sebagai sahabat tempat dimana dia biasa mencurahkan isi hatinya. Natalia berharap agar bisa bertemu lagi dengan ayah tercinta saat Yesus datang kedua kali. Sementara menantikan waktu itu dia berharap agar Tuhan selalu menyertai keluarganya dan akan mewujudkan pesan terakhir dari ayahnya agar setia dalam melayani Tuhan.
Lagu spesial “Hati Yesus Penuh” dinyanyikan oleh 7 orang muda yang hadir saat itu kiranya dapat menjadi kekuatan bagi saudari Natalia dan keluarga untuk tidak terlarut dalam kesedihan karena kita punya Yesus yang penuh kasih dan sedia menjadi sahabat yang memberikan kekuatan. Seperti biasanya sebelum mendengarkan renungan, lagu thema “Kusenang Berada Dalam Keluarga Allah” dinyanyikan oleh sekitar 60 orang anggota jemaat yang hadir siang itu.
Dalam renungan penghiburan yang disampaikan, Pdt. R.Y. Hutauruk mengambil cerita dalam Yohanes 11 tentang kematian Lazarus sebagai hamba Tuhan yang setia dimana dia menderita penyakit dan mengalami kematian sebelum akhirnya dibangkitkan kembali oleh Yesus. Melalui renungan ini, Pendeta Hutauruk mengingatkan kita bahwa di dalam hidup ini ada banyak rahasia yang tidak dapat terungkap. Seringkali kita tidak mengerti mengapa Allah membiarkan dukacita terjadi dalam hidup kita tanpa memberikan penjelasan mengapa hal itu terjadi. Seolah-olah Allah berdiam diri saja membiarkan kita berada dalam dukacita ataupun masalah-masalah padahal kita sudah berdoa dengan sungguh-sungguh memohon kelepasan. Kadang kala muncul pertanyaan dalam benak kita, apakah Allah membuat orang menderita? Apakah Allah suka membiarkan kita berdukacita? Kita diajak untuk menyelidiki Matius 11:28-30. Pendeta Hutauruk mengatakan bahwa Allah yang kita sembah dapat kita percaya senantiasa. Di balik semua peristiwa yang terjadi yang tidak kita mengerti, Ulangan 29:29 mengatakan bahwa “hal-hal yang tersembunyi adalah milik Allah”, yakinlah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, sebagaimana dituliskan dalam kitab Roma 8:28. Allah akan menerangkan kepada kita bilamana Yesus datang nanti semua hal yang menjadi rahasia Allah sehingga kita akan berkata “Terpujilah Engkau Allah yang Maha Kuasa”.
Di akhir renungan Pendeta Hutauruk menyampaikan bahwa dalam hidup kita ada saat-saat dimana Tuhan mengijinkan dukacita terjadi. Kepada Natalia diberikan ajakan agar kehilangan ayah yang dikasihi jangan sampai menjadi dukacita yang berkepanjangan. Juga diingatkan bahwa Allah adalah Bapa kita, sahabat kita yang setia untuk menjadi penolong kita dan saat Yesus datang nanti kita akan bertemu kembali dengan ayah tercinta bapak Paul Tampubolon. Doa khusus dilayangkan oleh Pendeta Hutauruk bagi keluarga. Kata-kata penghiburan disampaikan oleh Bapak Wilson Tobing sebagai ketua yang membawahi departemen Rumah Tangga. Bapak Wilson mengajak keluarga yang ditinggalkan agar tetap setia di dalam Yesus agar satu saat nanti dapat kembali bertemu dengan ayah terkasih saat Yesus datang kedua kali ke dunia ini. Sebelum menyampaikan ungkapan kasih dan turut berdukacita dari gereja Kemang Pratama kepada keluarga yang berduka, Ibu Dahlia Hutauruk berpesan kepada Natalia untuk lebih sering menelepon mama yang ada di kampung untuk memberikan kekuatan dan penghiburan.
Acara ditutup dengan menyanyikan lagu “Muka Dengan Muka Nanti” dan doa tutup dilayangkan oleh Bapak Sontani Purnama. Dengan penuh rasa kasih, ibu-ibu jemaat Kemang Pratama telah membawa makanan untuk disantap bersama-sama dengan keluarga Tampubolon. Kiranya penghiburan yang sejati dari Allah Bapa kita menjadi bagian keluarga besar Tampubolon.