Thursday, April 16, 2009

Luput Dari Maut


Mazmur 37:23-24 “Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidup berkenan kepadaNya, apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.”





Hari ini kami sudah selesai mempersiapkan segala barang yang kami miliki untuk dibawa pindah ke daerah dimana suami saya ditugaskan. Kami akan menempuh perjalanan melalui laut. Dengan teliti kembali saya periksa barang-barang agar jangan sampai ada yang ketinggalan. Akhirnya kamipun menuju pelabuhan kapal. Setibanya di pelabuhan saya terkejut, karena saya tidak mendapati kerumunan orang di sana dan tidak ada kapal yang membawa penumpang! Yang saya lihat hanyalah kayu-kayu dan barang-barang yang sudah dimasukkan ke dalam peti. Memang ada beberapa orang awak kapal disitu. ”Pa, apa betul ini pelabuhan yang kita tuju? Kok yang ada hanya kapal barang, apakah ini kapal yang akan kita naiki?”, tanya saya heran. “ Kita akan naik kapal barang ini mam…tetapi percayalah, kita akan tiba dengan selamat.”, jawab suami saya tenang . Akhirnya dengan kepercayaan penuh kamipun menaiki kapal barang ini. Di dalam terasa sumpek sekali, hampir tidak ada pencahayaan, suasananya remang-remang. Di sana sini ada tumpukan barang. Saya merasa heran dan curiga ada hal yang tidak beres, karena selama dalam perjalanan ketika ada pemeriksaan, kami diminta untuk bersembunyi di salah satu tempat. Kecurigaan saya akhirnya terjawab. Mereka ternyata menjadikan kami sebagai penumpang gelap. Mula-mula kapal berjalan dengan tenang, tetapi tiba-tiba terasa ada goncangan yang semakin keras sehingga kami merasa membentur sesuatu. Ternyata di luar ombak tinggi sedang menghantam kapal yang kami tumpangi. Kami terus berdoa memohon keajaiban Tuhan. Biasanya dalam perjalanan saya selalu mabuk tapi kali ini saya memohon, “Tolong Tuhan beri saya kekuatan…”. Tuhan mendengar doa kami. Sayapun tidak mabuk laut. Dan yang terpenting ialah Tuhan meluputkan kami dari maut, kami akhirnya bisa tiba di tujuan dengan selamat.

Dua tahun kami bertugas di sana, kembali saya mengalami masa yang mencemaskan hati. Suatu hari entah mengapa perut sebelah kanan saya bengkak,sakitnya luar biasa tak tertahankan! Sampai-sampai saya tidak mampu lagi untuk berjalan. “Mama tunggu disini. Saya akan panggilkan dokter…”, suami saya berkata dengan cemas. Saya hanya mengangguk tanda setuju. Tidak lama dokterpun datang serta memeriksa saya. “Ibu mengalami kehamilan di luar kandungan…”, demikian suara dokter memberitahu. Malam itu kami hanya berdiam diri dan berserah kepada Tuhan. Semakin malam sakit ini semakin menyiksa, hingga akhirnya saya merasa sulit sekali untuk bernafas. Saya melayangkan doa, “Tuhan jika Engkau berkenan menyembuhkan hamba, aku akan memberikan hidupku untuk melayanimu seumur hidupku…”, doa saya dengan tulus. Dan keajaiban Tuhan kembali terjadi kali ini ! Perlahan tapi pasti, sakit itu meninggalkan saya hingga akhirnya tidak terasa sama sekali.

Ayat renungan kita pagi ini berisi janji bahwa Tuhan akan memelihara langkah kehidupan umatNya dan menopang mereka. Apabila kita memohon dengan hati yang bersih dan tulus, Tuhan akan menjawab doa kita. Dia akan menopang hidup kita, sehingga kita dapat kuat berdiri menghadapi gelombang masalah kehidupan. Tuhan akan menjawab doa-doa kita pada waktunya. Bagai sebatang kayu yang patah terkulai, Tuhan akan menopangnya, sampai akhirnya kembali tegak berdiri, berdaun dan berbuah lebat, hingga dapat menjadi tempat bernaung dari berbagai kesusahan, ketakutan dan penderitaan hidup ini. Tuhan tidak pernah lalai menepati janjiNya. Ia sanggup meluputkan kita dari maut agar kita dapat menggunakan hidup kita untuk menjadi berkat bagi orang yang mencari keselamatan.

Have a nice day !