2 Timotius 3 : 5 “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil , dan tunaikanlah tugas pelayananmu.”
Biasanya sebelum memulai acara perbaktian, kami kaum ibu terlebih dahulu berkumpul untuk berdiskusi firman Tuhan dan biasanya diisi dengan kesaksian. Topik yang biasanya diangkat adalah mengenai pengalaman sehari-hari, seperti kejujuran, kesetiaan, dan kerendahan hati. Tentu saja semua pengalaman itu dihubungkan kepada isi firman Tuhan. Pagi itu ketika kami mau memulai acara, ibu pemimpin acara menghampiri saya. “Ibu, tolong nanti ibu memimpin di kelompok sebelah sana ya…”, kata dia. “Baik bu…”, jawab saya dengan senyum dan bersemangat. Saya memang sangat gemar dalam melayani Tuhan, sebisa mungkin saya tidak pernah menolak jika ada yang meminta saya untuk membantu. Ketika saat untuk berdiskusi dimulai, saya segera beranjak menuju ke kelompok yang sudah ditunjuk. Ketika kami akan berdoa untuk memulai diskusi, suara seorang ibu yang tiba-tiba berdiri di kelompok ini mengejutkan kami semua. “Maaf ya, saya tidak ingin diskusi di kelompok ini dipimpin oleh seorang wanita ! Saya mau seorang pendeta yang memimpin diskusi”, katanya dengan mimik wajah tidak ramah.
Saat itu juga perasaan saya menjadi sedih, kecewa, bingung, semua campur aduk menjadi satu. Perlahan tapi jelas saya katakan padanya “Ibu, saya hanya menjalankan tugas yang diberikan. Tetapi jika ibu tidak menginginkan saya memimpin diskusi di kelompok ini, saya akan kembalikan tugas ini kepada pemimpin acara.”, jelas saya padanya. Tidak ada jawaban dari ibu itu ketika saya pergi meninggalkan tempat itu. Saya betul-betul tidak bisa menyimpan rasa sedih dan kecewa ini. Saya sedih karena saya tidak menyangka hal ini terjadi. Saya kecewa karena ternyata masih ada orang yang bersikap membeda-bedakan antara lelaki dan perempuan. Untunglah saya segera mengingat akan firman Tuhan yang mengatakan bahwa kita harus menjadi rendah hati, bersabar dalam kesesakan dan yang lebih utama adalah menjadi pelaku firman.
Ayat renungan kita pada hari ini mengatakan bahwa kita perlu menguasai diri dan bersabar dalam kehidupan. Boleh jadi kita menghadapi celaan atau mungkin sikap merendahkan diri yang dilakukan orang lain. Kita harus dapat menguasai hati, pikiran dan kata-kata kita. Terkadang ada orang yang karena tidak tahan menghadapi celaan, justru balik mencela orang lain, yang akibatnya justru menyakiti orang lain. Pada saat kita menerima pujian, senyuman dan sanjungan, maka penguasaan diri kita belum teruji. Sebagai pengikut Kristrus kita harus bisa menguasai diri kita dalam situasi apapun juga, kita harus dapat menghadapi berbagai kondisi dengan hati yang damai. Semoga kita bisa memiliki suka cita untuk berkata-kata dengan lemah lembut, agar kita terbiasa untuk menguasai diri kita dalam situasi apapun juga sehingga kita layak di sebut sebagai anak Tuhan.
Have a wonderful week end !