Hari Minggu 19 April 2009 sangat cerah. Sebelum jam 9 pagi beberapa anggota jemaat sudah hadir di gereja untuk mengikuti seminar psikologi pendidikan yang diadakan oleh departemen Rumah Tangga . Yang menjadi narasumber adalah Ibu Pamela Lukas, Ph.D yang datang pagi itu didampingi oleh suaminya, Bapak Eddy Lukas, Ph.D. Sambil menunggu anggota-anggota yang lain datang, beberapa lagu dinyanyikan dibawah pimpinan bapak Munas Tambunan. Acara dipimpin oleh bapak Ronny Kountur, diawali dengan memperkenalkan keluarga Lukas sebagai pembicara pagi ini. Lagu pembuka “Jam Kita Tak Tau”. Doa buka dilayangkan oleh ibu Yunita Wuisan. Sebuah lagu istimewa “Oh, How I Love Jesus” dinyanyikan dengan merdu oleh kel. Agustinus Silalahi. Lagu thema “Kusenang Berada Dalam Keluarga Allah” dinyanyikan oleh seluruh anggota jemaat yang hadir, mengawali pembicaraan yang akan disampaikan oleh Ibu Pamela dengan judul “Bagaimana Mempersiapkan Anak Menghadapi Dunia Yang Kompleks Ini?”
Latar belakang diambilnya judul ini adalah karena Ibu Pamela merasa turut bertanggungjawab untuk mempersiapkan anak-anak Tuhan agar dapat memperoleh kehidupan yang kekal disurga sementara dengan pengaruh dunia saat ini hal itu bukanlah mudah untuk dilakukan padahal waktu kedatangan Yesus sudah semakin dekat, itulah sebabnya penting bagi kita sebagai orangtua untuk mempelajari ini.Untuk menjadi orangtua, kita tidak pernah mendapatkan pendidikan khusus di bangku sekolah. Jika kita membeli HP, kamera, televisi, oven dan peralatan lainnya, biasanya selalu disertai dengan buku petunjuk penggunaan dan pemeliharaannya. Tetapi anak-anak datang ke dunia ini tanpa membawa buku petunjuk (manual book). Jarang ditemukan ada orangtua yang secara natural langsung berhasil menjadi orangtua yang efektif dalam mendidik anaknya. Yang umum terjadi adalah orangtua harus menjalani banyak tantangan dalam mendidik anaknya. Untuk itu diperlukan adanya parent community, dimana para orangtua dapat saling berbagi pengalaman dalam hal mendidik anak.
Beberapa kesalahan yang sering tanpa disadari dilakukan oleh orangtua dalam memperlakukan anak-anak adalah:
· Sikap toleransi yang berlebihan sering diberikan kepada anak-anak yang masih kecil. Mereka dibiarkan atau dimaklumkan untuk berbuat apa saja sesuka hatinya gantinya mengajarkan mereka untuk mengenal mana yang baik dan mana yang tidak . Kebiasaan untuk berbuat semaunya sejak kecil akan terbawa sampai mereka besar, membuat mereka tumbuh menjadi anak yang tidak menurut dan tidak menghormati orangtuanya.
· Ibu-ibu yang sedang sibuk melakukan pekerjaannya atau mengerjakan hobinya terkadang menolak anak-anak yang datang meminta perhatian. Anak-anak disuruh untuk mencari orang lain untuk menolong mereka atau mereka diminta untuk mengerjakan hal yang lain dulu sambil menunggu ibunya menyelesaikan pekerjaannya.
· Anak-anak yang sering mendapat sambutan dingin dari orangtuanya, pada tahun-tahun berikutnya sering ditemukan menjadi anak yang suka bolos, merokok, miras, narkoba, nonton blue film, prestasi akademiknya bermasalah, teenage pregnancy, dlsb , hal ini disebabkan mereka selalu merasa bahwa mereka harus menghadapi segala sesuatunya sendirian atau mencari jalan keluar dari orang/sumber yang lain. Sebaliknya, jika para ibu mau mengambil waktu sebentar meninggalkan pekerjaan atau hobi yang sedang dilakukan untuk memberikan respon yang baik kepada anak-anak yang datang kepada mereka maka anak-anak akan mempelajari pelajaran kecil sejak usia dini bahwa saat dalam ketakutan, kesusahan maka ibunya senantiasa akan memberikan BANTUAN untuknya.
· Seringkali orangtua memberikan perhatian yang berlebihan kepada salah satu anak mereka. Hal ini dapat membuat anak berasumsi bahwa dia sangat spesial dirumah itu. Perasaan sebagai seorang yang special bisa membuat anak melakukan hal-hal yang dapat menjengkelkan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya berlaku adil kepada setiap anak. Memberikan tugas/tanggungjawab kepada semua anak-anak adalah solusi yang tepat, tentu saja disesuaikan dengan usia masing-masing anak.
Terkadang kita sering tidak mengenal karakter anak kita. Ibu Pamela menyarankan agar kita sering melakukan kegiatan bersama dengan anak-anak. Tetapi kegiatan yang dipilih haruslah kegiatan yang sama-sama kita senangi. Jangan hanya memilih kegiatan yang disukai anak saja, sebab anak-anak akan merasa bahwa kita tidak tertarik dengan kegiatan itu. Kita juga kemungkinan tidak dapat bertahan terus untuk kegiatan itu. Jadi pilihlah kegiatan yang orangtua dan anak sama-sama senang untuk melakukannya.
Ada beberapa cara/metode yang digunakan oleh orangtua dalam mendidik anaknya, dikenal dengan istilah “Parenting Style”, yaitu:
1. Metode 1 (metode Autocratic)
“Do what I say because I say so”
Pendekatan mendidik anak dengan metode ini menjadikan anak untuk selalu melakukan apa yang orangtua katakan. Orangtua tidak pernah bertanya kepada anak apa yang sebenarnya mereka inginkan. Metode seperti ini akan membuat anak-anak tumbuh menjadi anak yang tidak bertanggungjawab karena mereka tidak terbiasa atau terlatih untuk mengetahui bagaimana membuat keputusan sendiri dan menerima konsekuensinya.
2. Metode 2
“Do whatever you want”
Pendekatan mendidik anak dengan metode ini membolehkan anak melakukan apapun yang mereka inginkan, ini akan membuat anak menjadi manja, nakal, tidak dapat bekerja sama bahkan saat mereka melakukan sesuatu mereka tidak memikirkan konsekuensi dari apa yang mereka lakukan.
3. Metode 3
Orangtua demokrasi membesarkan anak yang kooperatif dan bertanggungjawab dengan mengijinkan mereka membuat pilihan-pilihan dan menuntut mereka bertanggungjawab atas keputusan-keputusannya. Inilah yang membantu mengembangkan tanggungjawab anak.
Seperti yang telah diungkapkan di awal bahwa anak datang kedunia tanpa membawa buku petunjuk, oleh karena itu, ibu Pamela juga memberitahukan beberapa keahlian yang perlu dipelajari oleh orangtua dalam mendidik anak. Pertama, orangtua harus dapat mengerti dan memahami perilaku yang baik dan yang tidak baik dari anak-anak, juga perlu mengerti apa motivasi anak agar dapat membantu mereka menjadi manusia yang bertanggungjawab. Berikutnya, orangtua harus dapat membangun harga diri anak melalui dorongan. Bantulah anak untuk menerima didinya dan oranglain dengan baik. Ketiga, berikan tanggungjawab kepada anak. Dalam pertumbuhan anak-anak, mereka harus belajar bertanggungjawab sesuai dengan usianya sehingga mereka dapat dipersiapkan untuk menjadi seorang yang pantas disebut sebagai orang dewasa. Dan ada beberapa lagi tips yang diberikan di sesi ini.
Ibu Pamela, juga mengungkapkan tentang bagaimana mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan yang akan datang secara alkitabiah. Mazmur 127:3 katakan, “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka daripada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu pemberian Allah”. Anak adalah hadiah dari Tuhan. Tuhan memberikan kepercayaan yang penuh kepada kita sebagai orangtua untuk mendidik dan mengembangkan potensi anak sebagai anugerah Tuhan yang dititipkan kepada kita serta mempersiapkannya untuk kehidupan sekarang ini dan kehidupan yang akan datang yaitu kehidupan kekal. Allah memberikan anak karena Dia yakin kalau kita bisa mendidiknya. Ini merupakan beban dihadapan Tuhan dan kewajiban ini perlu diperhatikan seumur hidup, lakukan dengan ucapan syukur. Didiklah anak-anak berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab sehingga mereka memiliki tabiat yang indah dan temperamen yang disukai, sebagaimana firman Tuhan dalam Filipi 2:5 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”
Sebagai renungan penutup, ibu Pamela menyampaikan sebuah ungkapan dari Socrates. “ Apa gunanya engkau menggali setiap inchi tanah untuk menemukan emas di dalamnya, tetapi kehilangan anakmu?” . Pemaparan ibu Pamela cukup panjang, namun sekitar 40 orang anggota yang hadir sangat serius sekali mendengarkannya. Setiap anggota yang hadir terlihat sangat ingin menjadi orangtua yang benar-benar dapat mempersiapkan anak-anaknya untuk masuk ke dalam kerajaan sorga. Sebelum sesi tanya jawab dibuka, opung Sormin ditemani oleh ibu Yulia Silalahi menyanyikan lagu “Yesus Sahabat Terindah” sebagai lagu spesial yang kedua.