Monday, April 13, 2009

Jangan Takut !

2 TIMOTIUS 1:7 “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban”.







Karena tugas suami yang selalu berpindah-pindah maka sayapun terbiasa untuk menyesuaikan diri dalam segala kebiasaan dimana kami ditempatkan. Tetapi kali ini agak berbeda. Walaupun sudah delapan bulan kami berada di daerah ini rasanya saya belum kerasan tinggal di daerah ini. Letaknya yang jauh dari keramaian, juga bahasa dan budaya yang sangat sulit untuk dipelajari membuat saya betul-betul merasa asing ditempat ini. Suatu pagi tetangga di sebelah rumah menegur suami saya. “Bagaimana tidurnya tadi malam pak? Apakah nyaman-nyaman saja?”, katanya dengan wajah ingin tahu. “Terima kasih pak, kami senang tinggal disini. Dan tadi malam semua bisa istirahat dengan tenang.”, jawab suami saya dengan senyum ramah. Sejujurnya saya merasa janggal dengan pertanyaan bapak tadi, dan merasa mungkin ada sesuatu di balik pertanyaannya. Belakangan kami baru tahu maksud pertanyaannya. Ternyata orang-orang di sini masih percaya pada tahyul . Bahkan mereka juga mengatakan bahwa di rumah yang kami kontrak ini ada banyak kejadian-kejadian aneh yang terjadi. Tapi kami sama sekali tidak terganggu dengan cerita yang disampaikan oleh orang-orang tadi.

Satu sore ketika suami saya baru pulang bekerja. “Mam, minggu depan saya harus pergi ke kantor pusat untuk mengikuti seminar selama 1 minggu. Dihitung dengan lamanya perjalanan dan menunggu kapal, total waktu menjadi 1 bulan. Jadi cukup lama papa meninggalkan mami!”, kata suami saya menjelaskan rencananya. “Pa, boleh tidak saya ikut juga bersamamu…?”, tanya saya sambil berharap dia mengatakan iya pada saat itu. “Loh, mami kan sedang hamil…mana mungkin mami bisa ikut perjalanan yang akan ditempuh. Kan tidak mudah bahkan bisa berbahaya untuk anak dalam kandungan mami. Ingat loh usia kehamilan mami sudah 8 bulan…”, jawab suami saya dengan tegas. Tidak ada pilihan selain menerima keputusan yang telah disampaikan tadi demi kebaikan saya dan anak kami dalam kandungan. Setelah kepergian suami saya, terus terang saya merasa takut dan khawatir karena tinggal sendiri di rumah kontrakan kami. Saya tidak punya siapa-siapa di sini, apalagi tidak ada alat komunikasi yang bisa menghubungkan saya dengan suami. Saya gelisah bercampur takut. Saya berdoa kepada Tuhan meminta kekuatan dari Tuhan. Hingga keesokan pagi seorang tetangga datang ke rumah saya. “Selamat pagi bu, kalau ibu tidak keberatan anak perempuan saya bisa menemani ibu setiap malam di sini. Dia bisa menemani ibu sampai bapak pulang nanti…”, kata tetangga kami ini. Saya betul-betul bersyukur karena Tuhan mengetahui keperluan saya. Tuhan begitu baik kepada saya. Dan tidak hanya anak tetangga itu saja yang datang, tidak lama setelah itu mereka memberikan bibit bunga untuk ditanam. Kegiatan ini lumayan berarti karena saya jadi memiliki kesibukan dan tidak memikirkan hal-hal yang menakutkan lagi, karena waktu digunakan untuk merawat tanaman dan menjalin persahabatan dengan orang-orang di sekitar saya.

Ayat renungan kita pagi ini mengajarkan bahwa Tuhan senantiasa memberikan kita kekuatan untuk menggantikan ketakutan. Dalam kehidupan kita menghadapi hal-hal yang membuat kita khawatir dan takut. Kita diingatkan untuk menyerahkan seluruh ketakutan dan kecemasan kita hanya kepada Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita yang diijinkan Tuhan terjadi adalah hal yang terbaik buat kita. Itu berguna untuk mempersiapkan diri kita menjadi orang yang lebih kuat dalam menghadapi segala kemungkinan-kemungkin yang lebih berat lagi di masa yang akan datang. Pada saat kita kekhawatiran dan kecemasan meliputi kita, biarlah kita selalu datang kepada Tuhan melalui doa-doa kita. Tuhan akan memberikan kita kekuatan untuk menghadapi semua kesulitan itu.

May God bless and give us strength every day !