Tuesday, April 14, 2009

Komitmen Dan Perubahan

Hari Sabat 11 April 2009, jam menunjukkan hampir pukul 11:00 ketika jemaat bersiap memasuki saat khotbah. Koor BWA menyanyikan lagu istimewa “If The Savior Stood Beside Me”. Lagu ini menceritakan bila Tuhan ada di samping kita, maka kita akan senantiasa merasakan kedamaian dan ketentraman. Koor BWA, yang dilatih oleh Bapak Gilbert Sinaga, membawakan lagu ini dengan merdu. Lagu ini akan dinyanyikan juga oleh Koor BWA pada saat acara syukur ulang tahun gereja Kemang Pratama pada tanggal 25 April mendatang. Cerita anak-anak dibawakan oleh Ibu Dahlia Hutauruk. Semua anak-anak mendengarkan cerita yang menarik ini dengan penuh perhatian. Setelah cerita selesai, anak-anak kembali ke tempat orang tua mereka masing-masing.

Lagu istimewa kedua dinyanyikan oleh Koor Anak-anak. Lagu “Abide With Me” dinyanyikan dengan merdu secara bersahut-sahutan oleh anak-anak. Bapak Joy Silaban dan Natalia Tampubolon telah melatih mereka dengan baik untuk membawa lagu pujian ini. Lagu ini juga akan dibawakan oleh Koor Anak-anak saat acara syukuran ulang tahun gereja Kemang Pratama ke-10 nanti. Jemaat bersukacita mendengarkan lagu-lagu yang baik dan saatnya tiba untuk mendengarkan firman Tuhan berjudul “Komitmen dan Perubahan” yang dibawakan oleh gembala jemaat, Pdt. R.Y. Hutauruk.

Pendeta Hutauruk mengawali khotbah dengan satu ilustrasi tentang seorang dewasa berumur 40 tahun yang masih bersikap seperti anak kecil. Dia malas bangun pagi, masih meminta disiapkan susu oleh papanya, bahkan meminum susu pun harus dengan dot seperti anak bayi. Usia yang sudah beranjak tua, tidak diikuti dengan pertumbuhan mental yang baik. Ada beberapa hal yang membuat seseorang tidak bisa bertumbuh kerohaniannya dengan baik. Pertama, bila orang itu mendahului hal yang tidak penting. Kedua, bila dia percaya musuh Allah atau setan lebih daripada percaya kepada Allah. Dan yang ketiga, bila dia tidak mau menempuh kesulitan dalam hidup, semua ingin serba gampang saja.”, kata Pendeta Hutauruk. “Untuk bisa bertumbuh kerohanian kita, maka kita perlu membersihkan karat rohani yang meliputi diri kita. Kita perlu melihat diri kita dengan baik dan melakukan introspeksi diri. Bila kita merasa bahwa diri kita aman, maka saat itulah kita dalam keadaan tidak aman.”, jelas Pendeta Hutauruk lagi.


Ada beberapa hal yang bisa kita buat untuk bertumbuh dalam kerohanian. “Yang pertama, kita perlu merenungkan kasih Allah setiap hari. Dengan demikian kita akan berusaha untuk menghidupkan kasih Allah dalam kehidupan kita, maka kerohanian kita akan bertumbuh. Kedua, kita harus tetap berdoa dengan tekun seperti yang dianjurkan dalam 1 Tesalonika 5 ayat 17. Doa adalah nafas jiwa. Melalui nafas ini, kerohanian kita akan bertumbuh. Dunia adalah tempat yang berbahaya. Tanpa doa kita bisa jatuh dalam bahaya. Doa akan menolong kita menghentikan perlawanan musuh kita yaitu setan. Yang ketiga, kita perlu membaca firman Allah setiap hari, agar kerohanian kita dikenyangkan. Roma 10 ayat 17 mengatakan bahwa iman timbul karena kita membaca dan mendengarkan firman Tuhan.”, terang Pendeta Hutauruk kepada semua jemaat. Di akhir khotbahnya, Pendeta Hutauruk mengajak kita untuk menjadi saksi bagi Yesus setiap hari. Untuk bisa melakukan itu kita harus rajin belajar firman Tuhan dan berdoa setiap hari. Itu akan menolong kita untuk bertumbuh dalam kerohanian dan menjadi berkat bagi sesama kita. Puji Tuhan untuk firman yang baik pada Sabat penuh berkat ini !

Cuplikan video khotbah “Komitmen dan Perubahan” dan dua lagu istimewa bisa dilihat pada kolom video yang ada di kanan atas halaman ini.