Monday, April 20, 2009

Awas Lobang !


Pengkhotbah 9 : 8 “Barangsiapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan barangsiapa mendobrak tembok akan dipagut ular.”







Masa kecil adalah masa yang paling menyenangkan karena hampir-hampir tidak ada beban pikiran yang mengganggu pikiran kita. Saya selalu tertawa geli jika mengingat peristiwa yang saya alami ketika saya duduk di kelas 4 Sekolah dasar. Sore itu sepulang dari berkunjung ke rumah sahabatnya, papa datang membawa oleh-oleh untuk saya “Adek coba tebak, apa yang papa bawakan untuk kamu ?”, suara papa menggoda saya untuk segera menebak apa isi kantong yang dibawanya. “Papa bawakan kue kesukaan adek ya?”, tanya saya manja, “O..o... tidak sayang… papa bawa seekor ikan yang bagus sekali. Kamu pasti suka kan ?”, tanya papa. “Wow.. keren sekali ! Thank you pa !”, sahut saya begitu gembira. Memang sudah lama sekali saya ingin memiliki hewan peliharaan ikan. karena kolamnya sudah ada tetapi belum juga ada ikan di dalamnya. “Ayo, sekarang kita masukkan ke dalam kolam, pasti ikan itu senang bisa bebas berenang lagi. Jangan lupa beri makan di pagi hari ya…”, kata papa mengingatkan. “Oke papa, saya siap menjalankan tugas !”, jawab saya dengan gembira. Mama yang melihat kejadian ini langsung menasehati saya. “Tapi adek jangan pernah coba-coba untuk memegang ikan ini ya...dia sangat ganas. Bisa-bisa kamu digigitnya loh…”, suara yang lembut memberitahukanku.

Dua bulan berlalu setelah itu. Saya tidak sabar untuk bercerita kepada teman-teman bahwa saya memelihara ikan. Dua orang teman saya datang untuk melihat. Sesampainya di rumah saya langsung perlihatkan kepada mereka. “Wah betul ya ikan kamu keren sekali..! Warnanya bagus dan gemuk yaa…”, komentar salah satu teman, “Iya, keren loh!”, mereka berdua bergantian memuji. Tapi karena saat itu ada rasa sombong memamerkan apa yang saya miliki, saya pun melakukan tindakan yang berlebihan. Saya tidak ingat lagi apa pesan orang tua. “Nih lihat…..warnanya bagus kan?”,kata saya sambil memasukkan tangan kedalam kolam..dan happ..! Happp..! Tangan saya langsung di gigit oleh ikan itu hingga robek dan lukanya sangat dalam. Kami semua bingung, terutama saya takut ketahuan orang tua. Dan seperti yang sudah saya duga, mama sangat panik melihat keadaan say. “Adek tangannya kenapa?”, tanya mama. “Digigit anjing mam….”jawab saya menutupi yang sebenarnya. “Wah…, kalau di gigit anjing kita harus segera ke dokter! Mama takut kamu terkena rabies!”, wajah mama terlihat sangat khawatir. Kamipun segera ke rumah sakit. “Anjing yang menggigit kamu jenis apa?”, tanya dokter kepada saya. “Saya tidak tahu dok!”, jawab saya takut, karena terpojok akan ketahuan berbohong. ”Ibu, kalau dalam 2 minggu tidak bisa diketahui anak ibu di gigit anjing apa, boleh jadi anak ibu bisa meninggal karena bisa saja dia terkena rabies!”, suara dokter terdengar sangat jelas. “Adek waktu digigit anjing kamu sedang berjalan dengan siapa saja?”, tanya mama, Saya pun mengatakan kedua nama teman saya itu. Dengan tidak membuang waktu mamapun segera mendatangi rumah teman-teman saya itu dan hasilnya sudah bisa diduga, mama langsung tahu kejadian yang sebenarnya.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bila kita menggali lobang maka kita bisa jatuh ke dalamnya. Di dalam hidup ini terkadang kita dihadapkan kepada masalah dimana kita sulit untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Boleh jadi karena ada rasa takut yang membuat kita harus menutupi satu perkara. Namun menutupi sesuatu dengan berkata yang tidak jujur, adalah seperti kita membuat satu lubang bagi diri kita dimana kita akan jatuh ke dalamnya. Marilah kita senantiasa memelihara kejujuran dalam setiap perkara kehidupan kita, karena inilah yang Tuhan kehendaki dari kita semua.

God bless us today !