Wednesday, April 01, 2009

Kita Tidak Sendirian

Mazmur 46:2 "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti."






Beberapa hari ini siaran di televisi terus menerus memberitakan musibah di wilayah Situ Gintung. Musibah yang terjadi tidak disangka-sangka itu mengejutkan banyak orang. Saya bisa merasakan keterkejutan keluarga yang tertimpa musibah itu. Tujuh tahun yang lalu kami sendiri pernah mengalami peristiwa seperti ini. Seperti biasa hari itu berjalan baik-baik saja. Suami sudah pergi berangkat ke kantor, sementara anak-anak masih kecil jadi mereka belum bersekolah. “Ayo kita lihat selokan di depan ! Jangan-jangan sudah tinggi loh ! Tadi malam kan hujan deras dan baru berhenti menjelang pagi hari”, kata tetangga saya di depan rumah . ”Oh iya juga ya bu…”, jawab saya sambil keluar dan kamipun segera berjalan melihat selokan yang ada. “Kelihatannya enggak ada masalah ya bu…”, kata saya. ”Iya semoga saja ya…, karena kita kan tidak pernah tahu keadaan cuaca sekarang. ”, jawabnya tenang sambil kami pulang ke rumah masing-masing.

Satu jam lebih setelah pembicaraan kami tersebut, si sulung yang sedang bermain berteriak. “Mama, kok air di selokan sudah tumpah keluar !”, suaranya terdengar panik. “Kakak salah mungkin… “, jawab saya dengan tenang. ”Mama lihat dulu ke sini..tuh tuh..airnya tambah banyak sekarang. Sudah masuk ke teras rumah kita..!”, dia berteriak sambil lari masuk ke dalam rumah. Hanya dalam hitungan menit tiba-tiba air datang begitu cepat memasuki rumah kami! Menjelajah ke seluruh ruangan seakan siap menelan mangsanya. Segera saya kumpulkan anak-anak ke salah satu kamar tidur, kemudian saya selamatkan semua dokumen penting, beberapa pakaian, dan juga bahan makanan. Segera setelah saya mematikan listrik, saya menelepon suami. “Papa, rumah kita kena banjir ! Aku takut nih..!”, kata saya menahan tangis karena air semakin tinggi. “Ok, saya langsung pulang sekarang”, jawab suami saya . Untuk bisa bertemu ternyata tidaklah semudah yang kami duga, karena ternyata suami saya sudah tidak bisa lagi masuk kedalam kompleks perumahan. Air sudah begitu tinggi, walaupun kami terus berkomunikasi untuk saling memastikan bahwa semua anak-anak dalam kondisi yang aman. Waktu itu air di dalam rumah sudah mencapai ketinggian di atas lutut dan di luar sana air sudah mencapai dada orang dewasa. Sementara menunggu suami bisa menjangkau rumah, satu per satu saya pindahkan anak-anak ke rumah tetangga karena kebetulan rumahnya lebih tinggi, sampai akhirnya suami saya datang dan kamipun segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Pagi ini ayat renungan mengingatkan bahwa Allah adalah tempat perlindungan, kekuatan dan penolong bagi kita dalam kesesakan. Malapetaka, kesusahan, kesesakan bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja. Kedatangannya tidak bisa diduga dan sering mengagetkan banyak orang. Ini adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari. Sementara kita memiliki keterbatasan dan kelemahan dalam menghadapi peristiwa malapetaka yang hebat dan tidak terduga, kita memiliki Allah yang perkasa dan kuat. Kita tidak sendirian menghadapi semua ini. Kita memiliki Allah yang senantiasa bisa menjadi tempat perlidungan. Walaupun malapetaka dan bahaya tidak bisa kita hindari, namun Allah sanggup untuk menjadi penolong dalam kesesakan yang kita hadapi. Allah akan memberikan pertolongan dan meneguhkan kita kembali. Mari kita serahkan kehidupan kita dengan penuh percaya kepada Tuhan. Allah adalah sumber kekuatan dan penolong kita.

Let us walk with God every day !