Sunday, April 05, 2009

Impian Yang Tertunda

Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”




Semua kebutuhan selama liburan sudah selesai dipersiapkan, mulai dari obat-obatan hingga perlengkapan pakaian sudah siap di dalam koper. Perjalanan ini adalah perjalanan yang sangat saya idam-idamkan, maklumlah karena selama ini saya hanya bisa menikmatinya dari media saja atau dari post card yang selalu rajin dikirimkan sepupu saya. Hati saya senang sekali ! Hanya dalam hitungan beberapa jam lagi ‘my dream comes true !’. “Pastikan mainan anak-anak ada di tas yang mudah untuk diambil agar nanti kita tidak repot kalau mereka membutuhkannya.”, suami saya mengingatkan. “Jam berapa kami keluar dari rumah?”, tanya saya padanya. “Satu jam lagi kalian jalan saja. Saya sudah selesai meeting dan kita bisa langsung menuju ke bandara.”, ucapnya dengan penuh semangat. Seharusnya hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan buat kami sekeluarga karena cuacanya begitu cerah dan tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Cuaca seakan mendukung rencana keberangkatan kami.

Kembali telepon di rumah berbunyi. Pasti telpon dari suami agar kami segera berangkat menjemput dia. ”Halo ma, kalian sedang apa ?”, tanyanya di ujung telepon sana. “Kita lagi duduk-duduk pa, mungkin 25 menit lagi kami jalan! ”, jawab saya ceria. ”Mama, maaf ya… mama jangan kecewa.”, suaranya terasa berat. ”Loh, memangnya ada apa pa?”, tanya saya igin tahun. “Baru saja ada telepon dari kantor pusat. Mereka melarang keberangkatan kita ! Karena ada aksi teroris, mereka khawatir itu akan merembet ke negara yang akan kita tuju. Mereka tidak memperbolehkan ada perjalanan antar Negara sampai situasi dinilai aman.”, katanya pelan mencoba menjelaskan agar saya tidak kaget. ”Yah kok gitu pa…?”, hati saya tidak menerima. ”Iya betul, perusahaan tidak mau jika ada sesuatu yang terjadi dengan kita”, jelasnya lagi. ”Mama tenang dulu, nanti papa telepon lagi, karena harus kembali masuk meeting. Jangan kecewa ya ma… Kita sudah doakan rencana ini, tetapi mungkin ada rencana Tuhan yang terbaik buat kita.”, suaranya menghibur saya yang saat itu tengah kecewa. Impian saya kelihatannya harus ditunda dulu.

Ayat renungan di hari libur yang cerah ini mengatakan bahwa Allah memiliki rencana yang senantiasa baik bagi umatNya. Di dalam hidup ini seringkali kita mempunyai hal-hal atau impian yang menurut kita baik. Dan kita membuat rencana sebaik-baiknya agar kita bisa wujudkan impian dengan baik. Namun dalam perjalanannya rencana itu tidak bisa berjalan mulus. Kita menghadapi rencana yang gagal, impian yang tertunda dan kita menjadi kecewa. Manusia boleh berencana, namun Tuhan memiliki rencana yang lebih baik bagi umatNya. Saat harapan kita belum terwujud, rencana kita gagal, impian kita harus tertunda, kita diajak untuk datang kepada Tuhan. Rencana yang lebih baik telah Tuhan sediakan bagi kita. Jangan kita kecewa bila ada kegagalan dalam hidup. Kita undang Tuhan untuk menunjukkan semua rencanaNya yang akan mendatangkan kebaikan bagi kehidupan kita.

Have a great week end !