Wednesday, April 15, 2009

Bukan Kekuatan Kita !

Ulangan 8 : 17-18 “Maka janganlah kau katakan dalam hatimu : Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku meperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu seperti sekarang ini.




Agar karyawan dapat termotivasi untuk memberikan prestasi kerja yang baik, biasanya dalam perusahaan dilakukanlah berbagai cara sehingga karyawan terpacu semangatnya untuk memberikan yang terbaik. Antara lain seperti yang dilakukan oleh tempat dimana saya bekerja, yaitu pemilihan karyawan dan karyawati teladan. “Setelah kalian amati dan perhatikan dengan seksama, kalian bisa mencalonkan nama dari antara kalian yang dirasa pantas menjadi unggulan untuk menerima predikat sebagai karyawan teladan!”, demikian bunyi pengumuman yang disampaikan oleh pimpinan perusahaan. Mendengar pengumuman itu kami semua menjadi bingung untuk memilih. ”Kalau menurut kamu, siapa ya yang pantas kita usulkan?”, seorang teman saya bertanya. ”Ah…, rahasia dong ! Kamu pilih saja yang menurut kamu cocok.”, jawab saya diplomatis. Sebetulnya saya sudah menjatuhkan pilihan kepada salah seorang teman yang saya rasa patut menjadi teladan. Orangnya pintar, rajin, tidak pernah bolos kerja kecuali ia sedang sakit. Dia datang selalu tepat waktu, tidak pernah terlambat. Pokoknya menurut saya dia pasti memenuhi kriteria pegawai teladan.

Akhirnya tibalah waktu untuk memberi suara. Setelah dikumpulkan, maka bapak pimpinan berkesempatan untuk memberikan pengumuman nama yang terpilih. “Dari beberapa nama yang telah kalian semua calonkan maka yang terpilih adalah bapak … ”, sebuah nama disebutkan yang segera disambut tepuk tangan yang meriah dari seluruh karyawan yang hadir. Saya sangat terkejut ketika nama itu disebutkan ! Menurut pengamatan saya dia orangnya biasa-biasa saja, tidak terlalu pandai. Tetapi memang setelah saya sadari mengapa bapak itu bisa terpilih adalah karena sikapnya yang bersahaja, jujur, rendah hati, tidak sombong, tidak ambisius, berpenampilan sederhana dan mengutamakan kebersamaan satu dengan yang lain . Kesimpulannya, dia terpilih karena ketulusan dan kesederhanaannya.

Ayat renungan kita hari ini mengatakan bahwa, bukan dengan kekuatan, bukan dengan hikmat kebijaksanaan kita, maka kita bisa memperoleh apa yang kita miliki saat ini. Kita diingatkan agar jangan memegahkan diri, jangan merasa diri kita hebat dan kuat. Kita harus ingat, bahwa segala sesuatu yang kita miliki, baik itu kesanggupan, talenta, kepintaran, semua adalah titipan Tuhan. Kita diberi kepercayaan untuk mengelola semua berkat yang Tuhan limpahkan kepada kita . Tidak ada yang perlu kita banggakan dalam hidup ini, kecuali kasih Yesus, yang menyanggupkan kita untuk melakukan hal-hal yang benar dan mulia di dalam dunia ini. Mari kita gunakan pemberian Tuhan kepada kita untuk kemuliaan bagi namaNya.
God bless us today !