Friday, April 10, 2009

Sabar Dalam Kesesakan !


Roma 12 : 12 “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”






Sudah dua minggu ini kami kehabisan beras. Karena letak rumah kami yang jauh dari jangkauan transportasi, maka bahan pangan sering kali sulit diperoleh. Tak ada sebutir beraspun yang tersisa pada kami. Setiap hari kami harus menyisihkan sedikit uang untuk membeli sepotong kue agar dapat dimakan anak kami yang waktu itu baru berusia 2 tahun. Kami sendiri menyiasatinya dengan makan pisang kepok yang direbus dengan kelapa tua. Karena belum mengerti kesulitan yang terjadi, suatu pagi anak kami menangis karena perutnya lapar. Sebagai ibu hati saya menjerit, saya menangis, saya bingung tidak mengerti apa yang bisa saya lakukan agar anak saya tidak kelaparan. Saya berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengapa semua ini harus terjadi.

Ketika itu tanggal 17 Agustus semua orang merayakan hari ulang tahun kemerdekaan, sementara kami dan keluarga sedang bersusah hati memikirkan apa lagi yang dapat kami makan untuk hari esok. Tak disangka-sangka seorang bapak mengendarai sepeda tua berhenti tepat di depan rumah kami. Di boncengan sepedanya terlihat dia membawa sekarung beras. Wajahnya terlihat agak bingung. ”Permisi nak..., selamat sore ! Bolehkah saya menitipkan beras di rumah ini?”,tanyanya. Heran bercampur terkejut suami saya balik bertanya. “Sebetulnya beras ini bapak mau bawa kemana?”, tanya suami saya kepada bapak itu. “Oh…tadinya mau saya titipkan di warung sebelah sana untuk dijual, dan biasanya hasil penjualan ini akan saya ambil bulan depan. Tetapi saya lihat orangnya tidak ada…”, sahut bapak itu pelan menjelaskan pada kami. ”Kami dengan senang hati bersedia kalau beras ini bapak mau titipkan di sini. Biarlah kami saja yang memakainya. Kalau bapak tidak keberatan, uangnya akan kami bayarkan bulan depan.”, jelas suami saya dengan harap cemas. “Oh..tidak apa-apa nak…Silahkan saja diambil, toh sama saja dengan dititip di warung. Nanti bulan depan saya kembali untuk mengambil uangnya”, jawabnya dengan tulus. Kami percaya inilah jawaban Tuhan atas doa yang kami sampaikan. Kehadiran bapak tua tadi yang tidak disangka-sangka adalah keajaiban yang Tuhan berikan buat kami.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa hendaklah kita bersabar dalam kesesakan, bertekun dalam doa,dan bersukacita dalam pengharapan. Di dalam hidup ini ada saat dimana kita penuh kelimpahan,serba cukup, penuh kebahagiaan, dan semua terlihat baik-baik saja. Namun terkadang ada saat dimana kita dihadapkan pada keadaan yang sebaliknya. Kita tidak memiliki apa-apa, kita dalam kesulitan, kita lemah dan tidak berdaya, sementara doa yang kita sampaikan tidak langsung dijawab. Bila itu terjadi, jangan biarkan kekecewaan, kesedihan, keragu-raguan dan putus asa menguasai pikiran kita. Kita datang kepada Tuhan dengan doa yang sungguh dan tulus. Kita serahkan pengharapan kita kepadaNya. Tuhan akan menolong kita untuk melewati semua kesesakan yang kita alami. Melalui semua itu, Tuhan memberikan kita kesempatan untuk lebih bertumbuh dalam percaya kepadaNya. Pimpinan Tuhan di masa lalu, akan menguatkan kita menghadapi hari esok.

Have a wonderful holiday !