Sunday, August 09, 2009

Acara Baby Shower - Keluarga Gilbert Sinaga

Minggu pagi yang cerah tanggal 2 Agustus 2009. Keluarga Gilbert Sinaga mengundang seluruh anggota jemaat Kemang Pratama untuk menghadiri acara syukuran yang mereka buat untuk kelahiran Jos, anak ke-3, putra pertama, yang telah lahir pada tanggal 18 Juni 2009 yang lalu. Acara yang dimulai pukul 11.25 dipimpin oleh salah seorang sahabat keluarga dari Voice of Hope yaitu Bapak Indrajit Taliwongso. Diawali dengan lagu pembuka dari lagu sion no 101 “Berkat Yang Tentu Tuhan Janji”, doa buka dilayangkan oleh Bapak Sudianto Suhardjo.

Bapak Gilbert menyampaikan bahwa kelahiran Jos adalah suatu berkat yang teramat besar dan merupakan sebuah kejutan yang di dalam keluarga mereka. Bapak Gilbert teringat kembali pada saat istrinya Ibu Fanny mengandung usia 3 bulan, keluarga mereka terpilih sebagai Family of The Month di bulan Desember 2008. Pada saat itu dalam pokok-pokok doanya, ia menyampaikan kepada jemaat agar didoakan supaya anak yang dikandung adalah anak laki-laki, sebab kedua anak sebelumnya yang Tuhan percayakan kepada keluarga mereka adalah perempuan. Namun rupanya setiap kali memeriksakan kandungan istrinya, hasil USG yang dilakukan oleh dokter adalah anak di dalam kandungan seorang perempuan. Di bulan Maret, Bapak Gilbert sempat bertelepon kepada orangtuanya agar tidak kecewa jika cucunya nanti perempuan lagi. Tetapi opung boru Sinaga mengatakan agar tidak berputus asa dan tetap berdoa sebab tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Seringkali bapak Gilbert berdoa di rumahnya saat jam 2 atau jam 3 pagi, memohon agar Tuhan memberikan anak laki-laki bagi mereka. Tetapi selalu saja hasil USG menyatakan bahwa anak yang dikandung istrinya adalah perempuan. Sehari sebelum operasi Caesar dilakukan, bapak Gilbert sempat meminta dokter untuk kembali melakukan USG, namun dokter menyatakan agar besok langsung saja dilihat anak yang akan lahir. Pada tanggal 18 Juni 2009 di Rumah Sakit Advent Bandung ibu Fanny Sinaga ternyata melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat ! Tentu saja hal ini menjadi sebuah kejutan yang sangat menyenangkan bagi seluruh keluarga besar Sinaga – Tambunan. Dan anak ini membutuhkan waktu sampai 4 hari untuk mendapatkan nama, sebab sebelumnya mereka tidak mempersiapkan nama untuk anak laki-laki. Bapak Sinaga percaya hal ini terjadi oleh karena Tuhan mendengarkan setiap doa yang dilayangkan oleh keluarga, juga oleh seluruh anggota jemaat Kemang Pratama.

Adik dari Vicky dan Kayla ini di beri nama Geofrey Jonathan Haholongan Sinaga. Geofrey berarti pendamai, Jonathan berarti pemberian Allah dan Haholongan berarti yang dikasihi. Nama Haholongan diberikan oleh opungboru Sinaga oleh karena ia sangat menyenangi sebuah nyanyian dalam bahasa batak “Haholongan Na Badia” (LS no. 31” Kasih Surga Yang Terindah”). Keluarga memanggil putranya ini dengan nama kesayangan Jof. Sebuah lagu spesial “Solid Rock” dilantunkan dengan merdu oleh Voice of Hope. Dan sebelum mendengar renungan semua yang hadir menyanyikan lagu tema “Ku Senang Berada Dalam Keluarga Allah”. Dalam renungan yang dibawakan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk, kembali ditegaskan bahwa bila kita bersandar pada Tuhan maka akan ada kuasa yang luar biasa terjadi dalam hidup kita. Ayat renungan diambil dari 1 Tesalonika 5:16-18 “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah Berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”. Mengucap syukur dalam segala hal merukakan sesuatu yang sangat sempurna. Anak adalah titipan Allah yang dipercayakan kepada kita dan akan kita pertanggungjawabkan pada waktu Yesus datang. Ada 4 pelajaran yang harus diperhatikan orangtua dalam mendidik anak-anak, yaitu:

1. Anak terlahir polos, dia seperti kertas putih, jadi semua tergantung dari orangtuanya akan menuliskan apa di kertas putih itu. Sebuah cerita yang menceritakan seorang anak yang pergi bermain keluar rumah tanpa pamit kepada orangtuanya, dan tiba saatnya dia akan kembali kerumah ternyata dia sudah ketinggalan kereta yang akan menuju ke tempat tinggalnya sehingga akhirnya dia duduk-duduk distasiun itu. Seorang polisi yang menemukannya mengajaknya ke kantor polisi dan akhirnya menitipkannya kepada seseorang yang kebetulan akan melakukan perjalanan yang akan melewati kampung tempat anak itu tinggal. Sampai di rumah, ibunya menyambut dengan penuh sukacita tanpa menanyakan kemana saja dia pergi, tetapi lain dengan ayahnya. Sang ayah langsung memarahinya karena sudah pergi tanpa pamit dan pulang sudah larut malam. Si ibu berbalik memarahi si ayah sementara ayah menjalankan disiplin kepada anaknya. Hal ini membuat si anak merasa dilindungi oleh ibunya, membuat perkembangan tabiat si anak menjadi tidak baik. Setiap kali melakukan hal yang buruk dia akan merasa aman saja karena ada ibu yang siap membelanya dan membuatnya tidak menghormati aturan yang dibuat ayahnya. Pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini adalah Ayah dan Ibu harus selalu terlihat kompak di depan anak-anak. Ibu boleh saja menasehati ayah bila ada yang kurang berkenan atas sikap ayah, tetapi jangan dilakukan didepan anak-anak. Suami dan istri yang tidak kompak akan membuat masalah bagi anak-anak mereka.

2. Ny. E. G. White menyatakan bahwa usia 0 – 7 tahun adalah waktu di mana terjadi pembentukan tabiat bagi anak-anak. Pelajaran yang dipelajari anak selama 7 tahun pertama dalam hidupnya akan lebih banyak mempengaruhi tabiatnya daripada perlajaran yang ia terima ditahun-tahun berikutnya. Bayi yang baru lahir mempunyai segumpal otak, orangtua jangan sampai lalai untuk mengisikannya dengan hal-hal yang baik.

3. Rumah tangga adalah sekolah yang pertama bagi anak-anak. Salah satu pelajaran yang harus dipelajari anak adalah penurutan. Seorang ibu harus dapat mengendalikan anaknya sejak bayi dan menjadikan mereka sebagai anak yang taat.

4. Jangan menakut-nakuti anak. Bilamana kita mau anak melakukan sesuatu katakanlah alas an yang dapat dia mengerti mengapa ia harus melakukan itu dan bukan menakut-nakutinya bahwa jika dia tidak melakukannya maka akan ada sesuatu atau seseorang yang akan menyakitinya. Kehidupan yang jujur harus diperlihatkan di depan anak. Terkadang ada orang tua yang tidak sadar telah mengajari anaknya berborhong, contoh suatu ketika seorang ibu berbincang dengan temannya menceritakan tentang tetangganya yang cerewet dan tidak menyenangkan dan hal ini didengar oleh anaknya. Kemudian di lain kesempatan saat ibunya bertemu dengan tetangganya yang pernah dia nyatakan tidak menyenangkan, sang ibu berkata kepada tetangganya ini bahwa ia suka sekali bertetangga dengannya dan si ibu mengatakan bahwa tetangganya itu adalah seorang yang menyenangkan. Hal ini didengar oleh anaknya juga. Si anak belajar sesuatu yang tidak jujur dari sikap ibunya itu dan hal ini sangatlah tidak baik. Sikap jujur yang dipupuk sejak kecil akan membawa akan memiliki sikap yang tidak boros dan menjauhkannya dari keinginan korupsi saat dia dewasa nanti.

Di akhir renungan Pendeta Hutauruk mengajak kita untuk membaca dari Mazmur 119:1-11, Doa berkat bagi keluarga Gilbert – Fanny Sinaga dilayangkan oleh Bapak Pendeta R.Y. Hutauruk. Kata sambutan mewakili gereja disampaikan oleh bapak Wilson Tobing. Dalam sambutannya Bapak Tobing menyampaikan ucapan selamat mewakili seluruh anggota jemaat atas kelahiran Jof yang memang sudah ditunggu-tunggu dan menjadikan keluarga ini lengkap dengan memiliki anak perempuan dan laki-laki. Dalam kesempatan ini bapak Tobing kembali mengingatkan akan cerita Musa, dalam 12 tahun pertama usianya Musa dirawat dan dididik oleh ibunya dengan sangat baik dan berbeda dari pendidikan yang ibunya buat untuk kakak-kakaknya oleh karena ibu Musa tau bahwa anaknya akan dibesarkan dalam lingkungan orang Mesir. Ibu Musa tidak mau anaknya terpengaruh dengan budaya Mesir dan semua didikan ibunya membuat Musa menjadi pemimpin atas bangsa Israel walaupun dia besar dilingkungan orang Mesir. Pesan khusus yang disampaikan bapak Tobing kepada ibu Fanny adalah agar dapat mendidik Jof dengan sungguh-sungguh agar kelak menjadi anak yang dapat menjadi kepujian bagi Tuhan.

Ucapan selamat juga disampaikan oleh Ibu Dahlia Hutauruk, karena keluarga sudah dipercayakan Tuhan untuk seorang anak laki-laki. Tidak kepada semua orang Tuhan mempercayakan anak laki-laki. Oleh karena itu buatlah anak-anak bukan saja dapat hidup layak di dunia , tetapi saat Yesus datang nanti mereka semua dapat kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Tetaplah selalu mengundang Yesus hadir dalam keluarga dan Jonathan dapat melihat Yesus hidup dalam diri ayah dan ibunya. Ibu Dahlia Hutauruk juga menyampaikan ungkapan sukacita dari gereja kepada keluarga. Sambutan dari keluarga disampaikan oleh bapak Reywasmin Sinaga, abang dari bapak Gilbert Sinaga. Beliau menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya kepada keluarga dan seluruh anggota jemaat yang sudah hadir memenuhi undangan mereka untuk bersama-sama mengucap syukur atas kelahiran Jof. Bapak Rey juga meminta kepada gereja agar tetap memberikan nasihat dan mendoakan keluarga adiknya dalam mendidik anak-anak yang Tuhan sudah percayakan kepada mereka. Sebuah lagu spesial “Sucilah Dia” kembali dilantunkan dengan merdu oleh Voice of Hope. Pendeta D.H. Manurung melayang kan doa tutup dalam acara syukuran ini. Pada kesempatan ini, keluarga juga melakukan suatu upacara penghormatan kepada hula-hula atau keluarga dari ibu Fanny Sinaga yang turut hadir, yaitu keluarga Tambunan dan Situmorang. Keluarga telah menyediakan hidangan yang bisa dinikmati oleh keluarga besar Sinaga – Tambunan dan anggota jemaat yang hadir siang itu. Doa makan dilayangkan oleh bapak Hendra Tampubolon.