Sebagai seorang yang bekerja lepas waktu, sebetulnya melakukan pekerjaan sebagai tenaga asuransi cukup menyenangkan. Selain karena walau paruh waktu yang lebih fleksibel, penghasilan yang didapat cukup lumayan. Hanya saja sudah beberapa hari ini saya menemukan berbagai kesulitan, ada-ada saja masalah yang saya hadapi. “Maaf ya mbak, saya baru akan mengambil program ini sekitar tiga bulan lagi deh, karena ada kebutuhan yang lebih mendesak yang saya tidak bisa tunda. Dananya terpakai ke sana…”,demikian kata calon nasabah saya. “Sebetulnya saya sangat tertarik untuk ikutan asuransi ini, tetapi ketika saya sampaikan niat kepada suami, dia katakan tidak perlu. Karena biaya kesehatan sudah dibayar oleh perusahaan. Jadi…, maaf ya mbak, saya tidak jadi ikutan asuransi ini…”, kembali alasan yang saya terima mengecewakan hati saya. Pagi ini sebetulnya saya tidak terlalu semangat untuk melakukan pekerjaan, tetapi akhirnya rasa itu segera saya hilangkan. Bergegas saya mempersiapkan diri dan segera pergi meninggalkan rumah. Baru saja keluar dari rumah, saya disambut oleh seorang bapak yang sudah lumayan berumur tetapi terlihat sehat dan kuat.
“Selamat pagi non...! ”, suara bapak itu menyapa saya sambil menenteng sebuah tas yang terlihat lumayan berat. “Selamat pagi …ada apa ya pak?”, tanya saya agak terkejut, sementara di dalam hati saya berpikir kok pagi-pagi sudah ada pengemis yang masuk ke lingkungan perumahan. Kalau lihat dari tubuhnya, bapak ini masih sanggup bekerja untuk mendapat penghasilan. “Oh..maaf , bapak mengangetkan si non. Bapak mau menawarkan majalah atau Koran, mungkin si non mau membeli!”, katanya pelan. Sebetulnya saya tidak perlu untuk membeli koran, tetapi karena kasihan dan saya pikir sekedar membantu dia, akhirnya saya keluarkan uang sebesar Rp 20.000. “Saya beli koran saja pak, sisanya biar bapak ambil untuk beli sarapan pagi ini.”, kata saya padanya “Terima kasih sekali non atas bantuannya…! Saya doakan agar non diberikan rejeki oleh Yang Maha Kuasa”, jawabnya terharu. Sebenarnya saya tidak mengharapkan apapun dari apa yang saya lakukan pagi itu. Saya hanya berpikir untuk berbagi dengan apa yang saya miliki. Tetapi apa yang terjadi dengan saya hari itu adalah hal yang sangat mengagetkan ! Beberapa calon nasabah yang saya datangi langsung mau menjadi pelanggan asuransi saya. Saya gembira sekali, karena dengan demikian saya bisa menebus kegagalan yang saya terima di minggu yang lalu. Dan tentu saja saya tidak kehilangan penghasilan yang saya butuhkan.
Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan bahwa Tuhan menjadi penopang bagi semua orang yang jatuh dan orang yang tertunduk. Di dalam hidup ini kita memang harus melalui berbagai hal yang terkadang membuat kita menjadi jemu bahkan mungkin berujung kepada kekecewaan. Ini terjadi karena apa yang kita terima tidak seperti yang kita harapkan. Kita menjadi enggan dan tidak termotivasi untuk beraktifitas. Terkadang mungkin kita jadi berhenti untuk berharap terlalu banyak, karena kita tidak siap menerima kenyataan yang terjadi. Bila ini dibiarkan terus, akan membuat kita patah semangat. Tuhan mengingatkan kita bahwa Dia tetap akan menjadi penopang untuk kita semua. Kita tidak dapat terhindar dari kegagalan. Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan, bila kita mau melihat sisi baiknya dan berusaha untuk bangkit segera. Tuhan akan menopang kita, menegakkan kita kembali. Kita tatap setiap hari dengan penuh semangat! Tuhan akan menyanggupkan kita untuk berhasil.
Let's do our best today and God will do the rest !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.
“Selamat pagi non...! ”, suara bapak itu menyapa saya sambil menenteng sebuah tas yang terlihat lumayan berat. “Selamat pagi …ada apa ya pak?”, tanya saya agak terkejut, sementara di dalam hati saya berpikir kok pagi-pagi sudah ada pengemis yang masuk ke lingkungan perumahan. Kalau lihat dari tubuhnya, bapak ini masih sanggup bekerja untuk mendapat penghasilan. “Oh..maaf , bapak mengangetkan si non. Bapak mau menawarkan majalah atau Koran, mungkin si non mau membeli!”, katanya pelan. Sebetulnya saya tidak perlu untuk membeli koran, tetapi karena kasihan dan saya pikir sekedar membantu dia, akhirnya saya keluarkan uang sebesar Rp 20.000. “Saya beli koran saja pak, sisanya biar bapak ambil untuk beli sarapan pagi ini.”, kata saya padanya “Terima kasih sekali non atas bantuannya…! Saya doakan agar non diberikan rejeki oleh Yang Maha Kuasa”, jawabnya terharu. Sebenarnya saya tidak mengharapkan apapun dari apa yang saya lakukan pagi itu. Saya hanya berpikir untuk berbagi dengan apa yang saya miliki. Tetapi apa yang terjadi dengan saya hari itu adalah hal yang sangat mengagetkan ! Beberapa calon nasabah yang saya datangi langsung mau menjadi pelanggan asuransi saya. Saya gembira sekali, karena dengan demikian saya bisa menebus kegagalan yang saya terima di minggu yang lalu. Dan tentu saja saya tidak kehilangan penghasilan yang saya butuhkan.
Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan bahwa Tuhan menjadi penopang bagi semua orang yang jatuh dan orang yang tertunduk. Di dalam hidup ini kita memang harus melalui berbagai hal yang terkadang membuat kita menjadi jemu bahkan mungkin berujung kepada kekecewaan. Ini terjadi karena apa yang kita terima tidak seperti yang kita harapkan. Kita menjadi enggan dan tidak termotivasi untuk beraktifitas. Terkadang mungkin kita jadi berhenti untuk berharap terlalu banyak, karena kita tidak siap menerima kenyataan yang terjadi. Bila ini dibiarkan terus, akan membuat kita patah semangat. Tuhan mengingatkan kita bahwa Dia tetap akan menjadi penopang untuk kita semua. Kita tidak dapat terhindar dari kegagalan. Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan, bila kita mau melihat sisi baiknya dan berusaha untuk bangkit segera. Tuhan akan menopang kita, menegakkan kita kembali. Kita tatap setiap hari dengan penuh semangat! Tuhan akan menyanggupkan kita untuk berhasil.
Let's do our best today and God will do the rest !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.