Saturday, August 29, 2009

Kapernaum

Hari Rabu 26 Agustus 2009, tepat jam 19:30 Sutikno mengundang jemaat Kemang Pratama untuk menyanyikan Lagu Sion nomor 174, ”Pada-Mu Batu Zaman” sebagai lagu pembukaan pada kebaktian Rabu malam ini. Setelah doa pembukaan yang dilayangkan oleh Pendeta Jehezkiel Sababalat, sebuah lagu pujian yang berjudul “What A Day That Will Be” dialunkan oleh keluarga Viertin Tobing, yang menyiapkan hati jemaat untuk mendengarkan renungan mala mini. Pendeta Richard Y. Hutauruk membawakan renungan dari buku Kerinduan Segala Zaman pasal 26, yang berjudul “Kapernaum”. Kapernaum adalah sebuah kota besar, salah pusat bisnis pada saat itu. Di sini tempat berkumpulnya segala bangsa dan segala derajat manusia. Yang kaya ataupun miskin, yang terhormat maupun yang hina. Itulah sebabnya Yesus memilih kota ini untuk pelayanan-Nya. Di Kapernam Yesus banyak sekali mengadakan mujizat dan pelayanan. Orang-orang datang silih berganti tak putus-putusnya. Yesus menyembuhkan orang-orang ini sampai larut malam, sehingga Yesus tidak dapat beristirahat. Banyak orang datang kepada Yesus karena ingin kesembuhan dan Yesus tidak pernah membeda-bedakan orang yang dilayani-Nya. Semua orang mendapatkan kesembuhan, tanpa membeda-bedakan orang. Yesus tidak pernah membedakan apakah orang yang datang kepada-Nya oleh karena pekabaran-Nya atau hanya karena keinginan mereka untuk memperoleh kesembuhan.

Saat Yesus sedang menjelaskan tentang kerajaan-Nya dan mengenai tugas-Nya untuk membebaskan manusia dari tawanan setan, Ia telah diganggu oleh seseorang yang dirasuk setan. Namun Yesus yang pernah mengalahkan setan dengan menggunakan Firman Tuhan ”Ada Tertulis”, dapat dengan mudah mengalahkan setan, sehingga orang-orang yang ada terpaku keheranan. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkan-Nya, katanya: "Apa ini satu ajaran baru ? Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." Markus 1:27. Tiap-tiap orang bebas memilih kuasa mana yang ia mau untuk memerintah dirinya. Orang yang dirasuk setan itu hanya dapat mengucapkan kata-kata yang berasal dari setan. Namun, isi hatinya yang tidak dapat didengar, telah didengar sebagai doa oleh Yesus. Mereka yang rela masuk dalam hubungan janji dengan Allah di Sorga tidak akan dibiarkan dalam kuasa setan. Setan tidak akan dapat menguasai kita tanpa persetujuan kita dan Allah pun tidak dapat berdiam di dalam kita bilamana tidak ada persetujuan dari kita. Pilihan ada pada kita. Manakah yang kita setujui ? Dari pelajaran ini, ada tiga hal yang dapat kita pelajari. Pertama, Yesus dapat mengalahkan setan dengan menggunakan Firman Tuhan. Kedua, Yesus melakukan pelayanan-Nya tanpa memandang siapa yang datang kepada-Nya. Dan yang ketiga adalah pentingnya berkomunikasi dengan Tuhan.

Kesaksian pada malam ini dibawakan oleh Pendeta Hutauruk mengenai kelompok umat percaya dari sekte lain yang rindu belajar alkitab, namun pendeta mereka adalah mantan Advent. Kesaksian Ibu Adeline Pandiangan mengenai kesembuhan yang diperolehnya. Dan Bapak Viertin Tobing yang memberikan kesaksian dari hal pengabaran injil melalui pembagian buku-buku, traktat, dan DVD. Pokok-pokok doa malam ini meliputi KKR Akbar, KKR satelit di wilayah, KPA, tamu-tamu KKR, Family Of the Month Agustus 2009: Keluarga Herryson Kore, dan lain-lain. Setelah doa bertelut dilayangkan di kelompok masing-masing, kebaktian permintaan doa ini diakhiri dengan menyanyikan Lagu Sion nomor 72, ”Batu Zaman Itu Membri Lindungan”. Pendeta Hutauruk menutup kebaktian malam ini dengan doa.

Tuhan Yesus memberkati !