Wednesday, August 19, 2009

Menjadi Yang Terpilih

1 Petrus 2 : 9 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbutan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib”




Sudah dua minggu saya berlatih bersama teman-teman sesama anggota Paskibraka yang akan bertugas di Istana Merdeka pada puncak peringatan kemerdekaan RI di tanggal 17 Agustus. Semua berjumlah 54 orang, dan setiap pasang adalah utusan dari 27 provinsi di Indonesia. Selama dua minggu kami lalui dengan segudang aktifitas dan kedisiplinan, kami semua dibentuk menjadi pribadi yang kuat dan tabah. “Eh…, tidak terasa kita sudah dua minggu loh bersama-sama berlatih di sini.”, kata seorang sahabat di sela-sela istirahat. “Iya…, hari ini kita akan dengar pengumuman dari Pembina di kelompok mana nanti kita berada. Siapa ya yang terpilih untuk membawa bendera pusaka nanti…?”, ujar teman yang lain lagi sambil tersenyum lebar. Terpilih menjadi pembawa bendera pusaka untuk dikibarkan di istana adalah impian bagi setiap anggota wanita Paskibraka. Dan hanya ada 4 wanita yang dapat terpilih untuk tugas menerima bendera dari Presiden saat upacara nanti, 2 orang di pagi hari saat Sang Saka Merah Putih dinaikkan, dan dua orang lagi di sore hari saat penurunan bendera.

“Baiklah adik-adik semua, hari ini saya akan mengumumkan nama-nama yang bertugas menjadi pembawa bendera pusaka di pagi hari, di sore hari dan juga di kelompok tugas mana kalian masing-masing akan bertugas pada tanggal 17 Agustus di Istana Merdeka nanti !”, suara bapak Pembina terdengar jelas dan tegas. Suasana terasa sangat hening, kami semua memperhatikan dengan tekun dan tenang. “Adapun yang bertugas sebagai pembawa bendera pusaka di pagi hari adalah …”, suara bapak Pembina terdengar sangat mengejutkan ketika nama saya disebut sebagai pembawa bendera pusaka di pagi hari ! “Berikut ini adalah nama-nama yang mendampingi pembawa bendera pusaka…”, kembali suaranya menyebut nama teman-teman yang terpilih mengiringi saya membawa bendera di pagi hari. Berulang kali saya mencubit diri saya, mimpikah saya mendengar nama saya disebut ? “Kamu tidak sedang bermimpi ! Ini kenyataan non !! Kamu memang pantas mendapat tugas ini. Selamat ya …! ”, kata teman dekat saya mengucapkan selamat saat itu. Rasa bangga dan haru sangat menguasai hati saya! Akhirnya tercapai juga apa yang saya impikan selama ini, menjadi pembawa Sang Saka Merah Putih di Istana Merdeka, di depan pemimpin negara dan tamu-tamu kehormatan lainnya. “Terimakasih pak…, atas kepercayaan yang diberikan kepada saya…”, itulah kata-kata yang sanggup keluar dari mulut saya. Saat itu hati saya begitu bahagia, walaupun sebelumnya saya merasakan keletihan yang luar biasa, tetapi pada akhirnya saya terpilih mendapatkan apa yang saya idam-idamkan. Tidak menunda waktu lagi saya langsung menghubungi orang tua untuk mengabarkan kabar gembira ini. ”Papa dan mama ikut gembira atas prestasi yang kamu dapatkan ! Jangan lupa bersyukur dan berterimakasih pada Tuhan, karena Dia sudah memberi kamu kesehatan sehingga kamu bisa melalui semua kewajiban dalam pelatihan dengan baik.”, suara mama lembut mengingatkan di ujung telepon.

Ayat kita pagi ini mengatakan bahwa kita adalah umat pilihan Allah. Menjadi yang terpilih untuk menjalankan tugas negara adalah hal yang membanggakan bagi banyak orang. Terpilih menandakan bahwa kita memenuhi persyaratan untuk menjalankan tugas yang dipercayakan kepada kita. Menjadi yang terpilih haruslah melalui proses berlatih, ketekunan, disiplin dan menunjukkan bahwa kita sanggup untuk menjalankan tugas yang harus diemban bagi siapa yang terpilih. Tuhan telah menyebut kita sebagai umat yang terpilih. Ini bukanlah tugas yang dapat kita emban dengan bergantung pada diri sendiri. Sebagai umat pilihan, kita harus hidup setuju dengan yang Tuhan kehendaki dan memberitakan perbuatan Tuhan yang besar dan ajaib. Banyak rintangan, tantangan, dan godaan menghadang di depan kita yang siap menjatuhkan kita. Ini adalah proses yang mesti kita lalui dengan tekun dan sabar. Tuhan dengan setia akan menolong kita untuk sanggup melalui setiap tantangan yang merupakan proses pembelajaran sebagai umat pilihan. Kita harus memandang kepada Tuhan sebagai pemimpin kita, maka kita akan berhasil. Bila kita setia dan tekun melalui tantangan serta pergumulan yang ada di dunia, kita akan menjadi umat yang terpilih untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali dan menjadi umat kerajaan surga. Marilah kita bertekun untuk menjadi bagian dari umat yang terpilih itu.

Have a nice day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.