Wednesday, August 05, 2009

Apa Yang Ditabur, Itu Juga Yang Dituai

Galatia 6 : 7 b “Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang dituainya."






Sudah beberapa bulan kami tinggal di rumah yang baru, tempatnya lebih tenang serta udaranya masih terasa segar dan bersih. Walaupun baru beberapa hari kami tinggal disini, terasa sekali suasananya begitu menyenangkan. “Papa tadi jalan pagi, dan sambil lewat papa sapa beberapa tetangga kita sekalian memperkenalkan diri. Mereka sangat ramah dan senang untuk diajak ngobrol.”, kata papa sambil tersenyum lebar pagi itu. “Wah syukurlah, semoga kita bisa cepat punya banyak teman di komplek ini ya…”, kata saya menyambut senang. Dengan keramahan yang papa tunjukkan kepada tetangga, kami tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa akrab dengan tetangga di sekitar rumah. “Nak, coba antarkan dulu kue ini untuk keluarga yang ada di depan rumah kita, sekalian juga untuk yang di samping rumah kita yaa…”, kata papa kepada saya di setiap ada kesempatan. Memberi makanan kepada tetangga sudah menjadi kebiasaan orang tua kami sejak lama, ini membuat hubungan kami menjadi semakin akrab.

Pada suatu siang, cuaca terasa tidak begitu nyaman. Angin kencang tiba-tiba datang ke perumahan kami dan brukkkk…!!! Bunyinya terdengar keras sekali ! “Wah…, bunyi apa itu!!”, seru papa dalam hati, terkejut dengan bunyi keras di atas rumah. Kebetulan papa hanya sendirian di rumah. Saat keluar terlihat atap plastik di pekarangan rumah sudah terangkat oleh angin keras dan terhempas ke bawah. Belum lagi hilang kagetnya, papa melihat angin keras kembali menggulung setengah atap yang lain dari rumah kami dengan cepat. Akibatnya hanya rangka besi saja yang tertinggal dan terlihat jelas. Suara keras ini mengundang perhatian tetangga yang segera datang untuk menolong. “Wah…, kasihan bapak sendirian. Jangan khawatir pak…, kebetulan di rumah kami sedang ada tukang telepon sedang memperbaiki kabel. Kami akan suruh dia ke sini untuk membantu bapak membereskan semua ini.”, kata tetangga kami dengan tulus. Tidak lama kemudian, datang tukang yang dimaksud untuk memperbaiki atap rumah kami. Pada sore hari, semua pekerjaan selesai dan atap rumah kami telah kembali di posisi semula. “Terima kasih ya pak untuk bantuannya…, atap rumah kami sudah kembali seperti semula.”, kata kami kepada tetangga yang telah membantu. “Ah, ini kan sudah jadi kewajiban kita untuk saling tolong menolong.”, katanya tersenyum, yang kami balas dengan anggukan setuju.

Pagi ini ayat renungan kita mengatakan bahwa apa yang kita tabur, itu juga yang akan kita tuai. Kepada kita semua, Tuhan telah menitipkan bibit-bibit perbuatan baik. Bibit ini siap untuk ditabur kepada siapa saja. Namun bibit ini tidak dapat menabur dirinya sendiri. Bibit ini menanti keputusan dari kita. Diperlukan kerendahan hati, keinginan yang tulus, hati yang penuh sukacita dari kita untuk menabur dan membagikan bibit kebaikan dan perhatian kepada orang lain. Bila bibit kebaikan dan perhatian kita taburkan setiap hari, maka bibit itu akan tumbuh dengan subur di hati setiap orang yang menerimanya. Hati mereka dipenuhi bahagia dan sukacita. Bibit kebaikan itu akan tumbuh subur sehingga mereka juga dipenuhi keinginan untuk menaburkan kembali kebaikan kepada orang lain, termasuk kepada si pemberi. Apa yang ditabur akan kembali dituai. Marilah kita menabur setiap bibit kebaikan dan perhatian kepada semua orang di sekitar kita setiap hari. Kita akan senantiasa menuai kebaikan dalam hidup kita.

Have a good day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.