Wednesday, August 12, 2009

Yatim Piatu Bernama Hadasa

Sukacita besar dirasakan oleh seluruh jemaat di sepanjang hari Sabat 8 Agustus 2009. Memasuki jam kebaktian khotbah, Bapak Sontani Purnama memimpin bacaan ayat bersahutan dari kitab Ester 2 ayat 5 – 17. Lagu “Dalam Naung-Nya” dinyanyikan bersama di awal kebaktian. Bapak Lianto Napitupulu memimpin jemaat dalam doa syafaat dan Bapak Richard Pelaupessy memimpin bacaan persembahan. Sebuah cerita anak-anak berjudul “Boneka Yang Bertumbuh” disampaikan oleh Ibu Yunita Wuisan. Cerita ini mengajarkan anak-anak bahwa Tuhan tahu isi hati kita, anak-anak diajak untuk selalu berkata dengan jujur. Sebuah lagu istimewa dibawakan oleh Natalia Tampubolon berjudul “Yesus Sahabat Terindah”. Lagu yang dinyanyikan dengan merdu mempersiapkan hati jemaat mendengarkan khotbah yang disampaikan oleh Bapak Willy Wuisan berjudul “Yatim Piatu Bernama Hadasa”.

Mengambil ayat inti dari Roma 8 ayat 28 bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu, Bapak Willy mengawali khotbah dengan kisah penyerangan tentara kerajaan Media Parsi yang membantai banyak orang Yahudi. Hanya beberapa yang selamat, diantaranya adalah Hadasa, yang dikenal dengan nama Ester, yang saat itu sudah yatim piatu. Raja Ahasyweros yang memimpin saat itu adalah raja yang disegani dan dihormati oleh berbagai kerajaan dan negeri saat itu. Raja ini tengah mencari seorang pengganti permaisurinya saat itu yaitu ratu Wasti. Pemilihan ratu yang bergelimang dengan kemewahan diadakan oleh Raja Ahasyweros. Di saat ini, Tuhan memberikan dua pelajaran, yaitu Tuhan tidak pernah mengabaikan umat-Nya dan Tuhan dapat memakai setiap orang untuk pekerjaan-Nya. Ester, yang dalam bahasa Persia berarti bintang, turut serta dalam pemilihan yang memakan waktu selama 1 tahun penuh. Di dalam 6 bulan pertama, mereka dilumuri oleh minyak mur yang berfungsi untuk detoksifikasi, atau membunuh kuman-kuman tubuh dan 6 bulan berikut memakai minyak kasai sebagai wewangian. Akhirnya, Ester terpilih sebagai ratu yang baru.

Saat dia berada di istana, Ester digunakan oleh Tuhan dalam rencana-Nya untuk menyelamatkan orang Yahudi dan menunjukkan bahwa hanya Allah yang patut disembah. Pelbagai tantangan, hambatan, dan ancaman dihadapi oleh Ester dan pamannya yang ada saat itu. Namun di setiap hambatan yang dihadapi, Tuhan menunjukkan satu per satu kebijaksanaan bagi Ester dalam mengambil keputusan dan merencanakan tindakannya. Pada akhirnya, Ester berhasil. Ada beberapa pelajaran yang diambil dari kisah yang baik ini. Pertama, Allah memiliki kendali dan kuasa dalam setiap kehidupan manusia. Kita perlu percaya sepenuhnya pada Allah. Kedua, Tuhan dapat melakukan apa yang manusia tidak sanggup lakukan. Kita patut menyerahkan ketidaksanggupan kita kepada-Nya, Allah akan sanggup mengatasi setiap perkara yang tidak dapat kita selesaikan sendiri. Ketiga, kita diingatkan bahwa kuasa Allah itu nyata dalam hidup kita setiap hari. Kita perlu menyadari dan menghitung setiap tindakan Allah yang begitu nyata, serta mensyukurinya. Yang terakhir, Tuhan menawarkan kelepasan bagi semua orang yang mengalami kesesakan. Bapak Willy mengakhiri khotbahnya dengan mengajak kita semua untuk menyambut kasih Tuhan yang begitu besar bagi kita setiap hari. Puji Tuhan untuk firman pada Sabat yang penuh berkat ini.