Monday, August 10, 2009

Bersandar Di Lengan Tuhan

Yeremia 17 : 7 "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!"








Setelah melalui ujian di sekolah selama dua minggu, hari itu adalah hari pembagian raport di sekolah. "Waduh kira-kira aku naik kelas enggak ya...?", tanya teman saya yang paling acuh cara belajarnya. "Nilai merah ku ada berapa ya...? Siapa ya yang jadi juara kali ini...? ", demikian satu per satu pertanyaan meluncur dari mulut teman-teman. Sejujurnya saya sangat berharap mendapat juara, karena teringat janji papa pada saya. "Kalau kamu masuk tiga besar di kelas, maka papa akan membelikan kamu sepeda model terbaru sebagai hadiah.", kata papa sambil tersenyum di awal tahun. Tibalah saat pengumuman dibacakan. Saya mendengar nama saya disebut sebagai juara kedua ! Hati saya gembira bukan kepalang. Tak sabar saya menyampaikan kabar gembira ini "Papa ... ! Mama...! Aku dapat ranking kedua !", teriak saya penuh haru setiba di rumah. "Selamat ya sayang... Doa dan usahamu dikabulkan Tuhan, karena kamu rajin belajar..!", kata mama sambil mencium dan memeluk saya. "Papa akan menepati janji membelikan sepeda baru untuk kamu!", kata papa dengan gembira mendengar pencapaian saya.

Menjelang sekolah memasuki semester baru, di hari Minggu papa pulang membawa sepeda yang saya idam-idamkan. Di hari pertama sekolah, saya tidak sabar ingin naik sepeda yang baru ke sekolah. Kebetulan hari itu ada pelajaran menggambar. Karena buku gambar cukup besar, jadi tidak bisa dimasukkan ke dalam tas. Sebetulnya saya bisa menaruhnya di kursi belakang, tetapi saya merasa yakin tidak akan ada masalah jika saya membawa di tangan yang kiri, karena tangan kanan memegang stang sepeda. "Sebaiknya jangan dulu memakai sepeda baru ke sekolah nak..., kamu kan belum terbiasa...", kata mama menasehati sebelum saya berangkat. "Tidak apa-apa kok mam...aku bisa kok!", jawab saya dengan santai. Sepanjang perjalanan saya sebetulnya kerepotan karena belum biasa mengendarai sepeda yang lumayan canggih ini. Tiba-tiba saya kehilangan keseimbangan dan akhirnya bruukkk... !! Sepeda meluncur ke arah kiri jalan dan masuk ke dalam parit! Teman saya yang melihat panik mencari pertolongan dan segera mencari pertolongan agar bisa pulang ke rumah. Melihat darah yang mengalir deras, mama langsung membawa ke rumah sakit. "Kita harus segera jahit lukanya", kata dokter memberitahu rencananya. "Kenapa harus dijahit dokter?", tanya mama minta penjelasan. "Anak ibu terbentur pinggir jalan yang ujungnya sangat tajam, sehingga menusuk kelopak mata bagian atas hingga robek. Berarti kita harus jahit segera.", dokter menjelaskan, "Baiklah dokter, yang penting anak saya bisa tertolong.", jawab mama pasrah. "Tahan yaa..., akan terasa sakit sedikit karena harus disuntik bius dulu.", kembali dokter menjelaskan kepada kami. Selama dilakukan tindakan saya menyesali diri, kenapa tadi tidak menuruti nasihat mama. Memang saya begitu gembira menerima hadiah papa, tetapi jika saya mau sedikit mendengar tentunya kecelakaan ini tidak akan terjadi.

Ayat renungan pagi ini mengatakan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harap pada-Nya, akan selalu diberkati. Di dalam hidup ini, kita dihadapkan kepada banyak pilihan-pilihan setiap hari. Saat kita bangun di pagi hari, kita harus memilih apa yang mau kita lakukan di sepanjang hari. Apa pun yang menjadi pilihan kita, pilihan itu akan mempengaruhi hidup kita saat ini dan di masa depan. Kita tidak boleh membuat pilihan yang salah. Kita perlu mengajak Tuhan dalam setiap pilihan yang kita lakukan. Kita undang Tuhan untuk menolong kita, membukakan mata kita, menerangi hati pikiran kita dan memberikan kebijaksanaan dalam memilih. Bila kita mengandalkan Tuhan dan bergantung pada-Nya setiap hari, maka pilihan yang kita buat akan menjadi berkat bagi kehidupan kita saat ini dan di masa mendatang.

Have a nice day !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.