Wednesday, August 26, 2009

Jangan Ragu !

Hari Sabat 22 Agustus 2009, jemaat Kemang Pratama baru selesai mengikuti kebaktian Sekolah Sabat dan bersiap memasuki jam kebaktian khotbah. Melalui cerita untuk anak-anak, Ibu Evelyn Sormin mengajak anak-anak untuk senantiasa berterima kasih kepada orang tua masing-masing yang telah memelihara mereka dari kecil hingga saat ini. Usai mendengar cerita, anak-anak kembali ke tempat duduk semula. Male Acapella Kemang Pratama membawakan sebuah lagu istimewa berjudul “Because He Lives”. Kebangkitan Yesus membawa harapan kepada semua manusia untuk memiliki hidup kekal dan sukacita selamanya. Lagu ini menyiapkan jemaat untuk mendengarkan khotbah berjudul “Jangan Ragu !” yang di bawakan oleh Bapak Ramlan Sormin.

“Manusia memiliki impian-impian dalam hidupnya. Terkadang impian yang telah dibangun tidak dapat diwujudkan bahkan hancur berantakan. Bagaimana kita membangun kembali impian yang telah hancur ?”, ucap Bapak Ramlan mengawali khotbah di Sabat ini. Sebelum melanjutkan khotbahnya, Bapak Ramlan mengundang Male Acapella untuk menyanyikan sebuah lagu berjudul “Something Beautiful”. Lagu ini menceritakan tentang bagaimana ketika impian yang dibangun hancur berantakan, ketika apa yang kita angankan ternyata akhirnya runtuh berkeping-keping dan menjadi debu, maka Tuhan sanggup mengubah semuanya menjadi indah kembali. “Nehemia ketika itu mendengar kabar tentang keadaan kota Yerusalem yang porak poranda, tembok dan gerbang kota telah hancur berantakan. Musuh dengan mudah menjarah dan membuat orang yang tinggal di dalam kota menjadi tidak aman dan kehilangan harga diri. Setelah mendengar kabar itu, Nehemia menangis, dia berdoa dan mencurahkan kehancuran hatinya kepada Tuhan.”, lanjut Bapak Ramlan dalam khotbahnya. “Langkah pertama ketika kita melihat impian kita hancur berantakan adalah datang dengan kerendahan hati, mencurahkan segenap kehancuran hati kita kepada Tuhan dan meminta Tuhan untuk menuntun kita membangun kembali impian kita. Impian kita bisa berupa rumah tangga yang bahagia, impian akan pekerjaan yang berhasil, kesehatan tubuh yang baik, anak-anak yang dapat dididik di jalan Tuhan, impian untuk tetap setia berada di jalan Tuhan.”, seru Bapak Ramlan menjelaskan langkah pertama dalam membangun kembali impian yang hancur.

“Nehemia memiliki kesabaran dan bergantung kepada Tuhan. Diperlukan waktu sekitar empat bulan lamanya sebelum Nehemia melihat kesempatan untuk dapat mencurahkan isi hatinya kepada raja. Langkah ke-dua dalam membangun impian yang hancur adalah kita perlu bersabar, berserah kepada Tuhan dan menunggu waktu yang tepat yang Tuhan telah rencanakan untuk memulai membangun impian kita.”, urai Bapak Ramlan lagi. “Nehemia menggunakan strategi komunikasi yang tepat. Dia tahu bahwa raja sangat menghormati nenek moyang mereka. Nehemia menggunakan kata tanah leluhur yang telah hancur kepada raja. Hal ini menyentuh hati raja yang sangat menghormati akan leluhurnya. Kita perlu menggunakan strategi berkomunikasi, mengetahui latar belakang seseorang kepada siapa kita berkata-kata. Dan Nehemia sangat bijaksana dalam berkomunikasi, dia tahu siapa yang dia hadapi, dan bagaimana cara mengambil hati orang itu.”, jelas Bapak Ramlan tentang langkah Nehemia berikutnya.

Langkah ke-tiga dalam membangun impian yang hancur adalah menganalisa apa yang salah sehingga impian itu hancur. Kita perlu melakukan analisa kekuatan kita, kelemahan kita, kesempatan yang ada serta ancaman yang mungkin ada di sekitar kita saat kita mau membangun kembali impian itu. Setelah itu kita membuat perencanaan yang baik untuk membangun kembali impian. “Nehemia tahu persis apa yang dia perlukan. Dia minta pertolongan raja memberi surat kepada bupati di kota yang dia lewati, meminta ijin untuk menebang hutan agar kayu dapat dipakai membangun kota Yerusalem, bahkan ia mendapatkan pengawalan dari raja. Nehemia juga sudah tahu musuh-musuh yang ia akan hadapi yang siap mengancam rencananya. Ketika dia sudah sampai di Yerusalem, dia menganalisa dengan detail setiap reruntuhan kota, mana saja yang rusak, apa penyebabnya, dan merencanakan apa yang harus dilakukan untuk membangun kembali impian yang hancur.”, kata Bapak Ramlan. “Langkah ke-empat adalah menjalankan rencana itu bersama Allah. Nehemia mengakui bahwa Allah yang memimpin semesta alam yang membuat rencana itu berhasil. Bila kita menjalankan setiap rencana kita bersama Allah, maka kita akan berhasil membangun kembali impian kita.”, ujar Bapak Ramlan. Mengakhiri khotbahnya, Bapak Ramlan mengajak kita untuk tidak ragu membangun kembali impian kita bersama Tuhan, dengan mengikuti langkah yang telah Nehemia lakukan di masa yang lalu. Puji Tuhan untuk pelajaran yang baik Sabat ini !