Kita sangat memerlukan penerangan setiap hari. Kita bersyukur ada listrik yang siap menerangi malam yang gelap lewat lampu-lampu yang ada di jalan dan di rumah. Bila listrik padam di malam hari, menyusuri sudut-sudut rumah kita sendiri pun menjadi sesuatu hal yang menyulitkan diri kita. Aktifitas kita menjadi terganggu, bahkan hari rasanya berjalan lamban. Beberapa minggu yang lalu listrik di daerah perumahan kami tiba-tiba padam, waktu itu sekitar pukul 8:00 malam. Untung saja ketika itu kami semua sudah pulang dari kantor. “Papaaa…, tolong ambilkan lilin atau senter dong…! ”, teriak mama yang ada di kamar ketika lampu mati. “Adek bantuin papa deh, biar bisa cepat dapat lilinnya!”, kata saya menawarkan bantuan karena saya khawatir papa akan kesulitan mencari sendiri. “Ternyata walaupun di rumah sendiri, kalau gelap begini susah juga ya pa mencari barang yang diperlukan…”, kata saya sambil meraba-raba beberapa tempat menyimpan lilin. “Sudah ketemu belum pa?”, suara mama kembali terdengar. “Mama simpan disebelah mana yaa...?”, tanya papa. “Ditempat biasa, adek pasti tahu deh…!”, jawaban mama mulai terdengar khawatir. “Oke, saya sudah menemukannya ma!”, kata saya menenangkan mama. “Oh syukurlah kalau begitu, tolong bawa ke sini lilinnya ya dek…”, sahut mama lagi.
Berdua dengan papa, saya langsung mencari korek api agar bisa menyalakan lilin. Seketika itu juga ketika ada setitik terang, rumah terasa kembali nyaman. Kami bisa bergerak dengan leluasa kemanapun kaki melangkah. “Untung mama menyimpan persediaan yang banyak ! Jadi walau perlu waktu lama untuk listrik menyala kembali, kita tidak terlalu khawatir akan kehabisan terang”, kata saya memuji mama. “Kalau begitu, bagaimana jika kita kumpul di kamar mama papa saja, sementara kita menunggu listrik menyala kembali…”, kata kakak saya memberikan ide. “Wah itu ide yang bagus kak !”, kata saya mendukung. Malam itu kami melewati waktu selama 40 menit dengan berkumpul sambil bercerita tentang apa saja, “Terbayang enggak sih kalau para ilmuwan waktu itu belum bisa menemukan lampu dan penerangan, apa jadinya dunia ini ya pa ?”, tanya saya memulai perbincangan, “Ihhh..., enggak terbayang deh akan seperti apa.. . Waktu pasti akan berjalan lama banget ya…”, kata kakak yang disambut tawa kami membayangkan apa jadinya kita tanpa penerangan. Terang adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa kita adalah terang bagi dunia. Dunia kita memerlukan terang! Setiap hari dunia ini bertambah ‘gelap’ dengan berbagai ‘dosa’, ego manusia yang menomorduakan Tuhan, nafsu keserakahan dan kebohongan yang terkadang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu. Dalam keadaan seperti ini, Tuhan mengutus kita sebagai pembawa terang-Nya untuk mengingatkan dunia akan kasih, kebenaran, dan cinta Tuhan. Kita harus menyadari bahwa bukan kita sendiri yang melakukannya, sebab terang yang kita bawa itu berasal dari Tuhan. Kita adalah pembawa terang kebenaran Kristus. Terang membuat kita bekerja dengan lebih baik dan melangkah dengan lebih berani dan pasti. Terang juga meghadirkan kehangatan, mengusir kebekuan dan ketakutan dari orang-orang di sekeliling kita. Apakah kita sudah menjadi pembawa terang bagi sekeliling kita? Saat orang lain berlaku curang dan jahat, tetaplah kita berlaku adil dan baik. Saat ada orang lain yang membutuhkan pertolongan dan pertimbangan, berilah pertolongan yang berdasar pada kebenaran Kristus. Dan saat terang kita mulai meredup, datanglah kepada-Nya, sang ‘Terang Dunia’ yang sejati, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita yang hidup.
Keep on shining to those around us !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.