Monday, August 24, 2009

Nothing Is Impossible

Hari Jumat 21 Agustus 2009, jemaat Kemang Pratama memasuki kebaktian Vesper pada pukul 19:30 malam. Lagu pembukaan yang diambil dari lagu sion nomor 180, “Ku Harap Pada-Mu” dinyanyikan oleh yang hadir untuk mengawali acara kebaktian. Ibu Yunita Wuisan yang memimpin acara mengundang ibu Adeline Lince Pandiangan untuk melayangkan doa pembukaan. Selanjutnya, UKKS Pemuda membawakan lagu pujian yang berjudul “Aku Mau Jadi Milik-Mu”. Bapak Viertin Tobing sebagai pembicara pada acara kebaktian ini memulai pembahasannya dengan memberikan pengalaman dari tokoh-tokoh terkenal seperti Benjamin Franklin, seorang pengacara yang menderita sakit polio dari tahun 1919 – 1927 (saat itu penyakit polio belum ada obatnya dan belum bisa disembuhkan). Namun, oleh karena keyakinannya untuk sembuh, maka ia memperoleh kesembuhan, dan ia, Benjamin Franklin, bahkan dapat menjadi presiden USA yang terlama (1933 – 1945).

Thomas Alva Edison pada mulanya dianggap bodoh oleh gurunya, sehingga dia dikeluarkan dari sekolahnya. Ibunya memutuskan untuk mengajari sendiri anaknya, karena tak ada sekolah yang mau menerimanya. Ia mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali. Baru pada percobaannya yang ke 9.999 dia berhasil secara sukses menciptakan lampu pijar yang benar-benar menyala terang (tahun 1879). Di waktu kecilnya Albert Einstein nampak terbelakang karena kemampuan bicaranya amat terlambat. Wataknya pendiam dan suka bermain seorang diri. Namun, ia membulatkan tekadnya untuk membuka tabir misteri yang menyelimuti keagungan dan kebesaran alam. Dengan segala keterbatasannya, Albert Einstein tetap mampu berprestasi di sekolahnya dan ia dapat menghasilkan karya-karya yang cemerlang.

Di dalam alkitab, kita menjumpai tokoh Gideon. Tokoh yang merasa tidak mampu untuk mengemban tugas dari Tuhan, sehingga perlu meminta tanda dari Tuhan sebanyak dua kali. Dan ketika ia merekrut pasukannya yang berjumlah 30.000 orang, Tuhan katakan bahwa itu terlalu besar. Jumlah orang kemudian terseleksi menjadi 20.000, 10.000, dan terakhir menjadi hanya 300 orang saja. Namun, Gideon dengan 300 orang prajuritnya dapat menang melawan bangsa Median dan Amalek. Kemenangan ini bukanlah karena kehebatan Gideon, ataupun ketigaratus prajuritnya. Ini adalah kehendak Allah, dan Gideon beserta 300 orang prajuritnya menyakini perintah Allah. Tidak ada yang mustahil bila Allah berkehendak. Tidak akan ada yang dapat menghalangi, bila Allah berkenan. Kisah lain yang kita dapati, adalah pengalaman raja Yosafat. Yosafat berumur tiga puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Dan TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal. Di dalam 1 Raja-raja pasal 22, dikisahkan, bagaimana Yosafat mencapai kesuksesannya. Rahasianya adalah: Bersatu, Merendahkan diri, dan Meminta pertolongan dari Allah. Bersatu, bersama-sama dengan saudara-saudara seiman untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Maz 133 dan Filipi 2:3-5). Merendahkan diri, tidak menganggap seorang lebih hebat dari yang lain, menyerahkan segalanya kepada Tuhan, dan membiarkan Tuhan yang bertindak (2 Tawarik 20:15-18). Maka janji Tuhan dalam Keluaran 28:15 akan menjadi bagian kita, “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."

Melalui pembahasan kali ini, Bapak Viertin mengajak kita untuk terus bersatu, merendahkan diri, dan meminta pertolongan dari Tuhan seperti nyanyian Ziarah raja Daud “Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.” Mazmur 121:1-8. Bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil. Kebatian vesper ditutup dengan menyanyikan lagu sion nomor 40, “Tiada Lain Pelindung Sperti Yesus” dan dilanjutkan dengan doa tutup yang dilayangkan oleh bapak Viertin Tobing. Setelah jemaat bersalaman dengan pembicara, maka dilanjutkan dengan membentuk lingkaran di depan gereja. Sambil berpegangan tangan, semua mengatakan : “Selamat Sabat, Selamat Sabat, Selamat Sabat, Tuhan Memberkati, Haleluyah, Amin.”