Friday, August 14, 2009

Bukankah Ia Ini Anak Tukang Kayu ?

Kebaktian Rabu Malam 12 Agustus 2009 dipimpin oleh Yoan Hutauruk. Lagu Sion nomor 298, ”Tiada Sahabat Seperti Yesus” dipilih sebagai lagu pembukaan pada kebaktian malam ini. Setelah doa pembukaan yang dilayangkan oleh Ibu Tina Wira, bapak-bapak membawakan lagu pujian yang berjudul ” Tuhan Pimpin S'panjang Jalan”. Bapak Erhart Tobing, sebagai pembicara malam ini mengambil pembahasan dari buku “Kerinduan Segala Zaman” pasal 24 yang berjudul “ Bukankah Ia Ini Anak Tukang Kayu?”. Satu kali, di rumah ibadat, Yesus diberikan kitab nabi Yesaya dan membacakannya. Tulisan dalam nas itu: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Setelah membaca tulisan nabi Yesaya ini, lalu Yesus mengembalikan buku itu dan mulai mengajar. Semua yang hadir tergugah dan terheran-heran akan kata-kata yang disampaikan Yesus. Ia berbicara mengenai Messias sebagai seseorang yang melepaskan orang yang tertindas, membebaskan orang yang tertawan, menghiburkan orang yang susah hatinya, memulihkan orang yang buta, dan menyatakan kepada dunia terang kebenaran.

Yang hadir pada saat itu bertanya, siapakah Yesus yang menyatakan diri sebagai Messias ini, padahal semua tahu Ia hanya anak seorang tukang kayu. Mereka tidak percaya. Mereka pikir, pekabaran yang Yesus sampaikan bertentangan dengan pekabaran dari para imam. Mereka ingin juga melihat mujizat Yesus, namun mujizat tidak tidak terjadi karena mereka mementingkan diri mereka sendiri. Yesus menginginkan agar hamba-hamba Tuhan tidak diizinkan bekerja bagi orang yang berkeras hati dan tidak percaya. Orang Israel ini telah menolak amaran Roh Suci. Mereka menolak saluran berkat dari Yesus.
Derajat kita di hadapan Allah, diukur bukan dari banyaknya terang yang kita terima, tetapi dari penggunaan atas terang itu. Orang Israel tidak peduli dengan terang itu. Allah lebih peduli kepada orang-orang yang dianggap kafir, namun mau percaya kepada Tuhan. Itulah sebabnya, bangsa Israel bergejolak dan tidak puas dengan apa yang Tuhan sampaikan. Dan mereka lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Namun, malaikat Tuhan melindungi sehingga Ia dapat berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. Orang-orang ini tidak mengakui Yesus karena dipenuhi dengan roh ketidakpercayaan. Mereka selalu mencari-cari kesalahan Yesus. Sampai pada puncaknya, saat mereka menyalibkan Yesus.

Tuhan sudah memilih kita sebagai umat pilihan. Ia sudah memberi terang. Janganlah kita menjadi sombong oleh karenanya. Kita harus membagikan terang itu kepada orang lain. Bila Tuhan mengetuk pintu hati kita, janganlah kita tolak, agar Tuhan masuk ke dalam hati kita, Biarkan Tuhan memimpin kita, karena Dia mempunyai rencana yang besar untuk kita. Yakinlah, bahwa hanya ada satu messias yang akan menyelamatkan manusia. Di akhir renungan, Bapak Erhart menyaksikan bagaimana beliau mengalami penipuan baru-baru ini dalam jumlah yang cukup besar. Namun setelah berserah diri pada Tuhan, beliau menyadari adanya rencana Tuhan yang baik untuk mereka. Sebelum jemaat membentuk kelompok doa dua atau tiga orang, beberapa orang telah memberikan topik-topik doa yang akan dilayangkan. Topik-topik doa meliputi KKR Akbar, KKR satelit di wilayah, yang masih sakit seperti Ibu Sunaryo, Bapak Ferdy, Timotius dan Elsa Tambunan, Family Of the Month Agustus 2009: Keluarga Heryson Kore, orang-orang tua, jiwa-jiwa yang baru dibaptis, dan lain-lain. Kebaktian Permintaan Doa ini ditutup dengan menyanyikan lagu sion nomor 204, ”Almasih Di Muka Pintu”, dan dilanjutkan dengan doa tutup yang dilayangkan oleh Bapak Erhart Tobing. Tuhan Yesus memberkati !