Friday, June 05, 2009

Acara Penghiburan Untuk Keluarga Arsyad-Kanter

Hari minggu yang cerah, tanggal 31 Mei 2009, anggota jemaat Kemang Pratama berkesempatan untuk melakukan acara penghiburan di rumah almarhum Bapak Arsyad di perumahan Pekayon Jaya II, Bekasi. Jam 10.30 pagi satu per satu anggota jemaat mulai hadir. Acara dimulai pada pukul 11.30 dipimpin oleh Ibu Sari Tobing. Lagu pembuka “Roh Suci Turun Padaku” diiringi dengan permainan gitar oleh Bapak Agustinus Silalahi, dinyanyikan bersama. Doa pembuka dilayangkan oleh Bapak David Tampubolon.

Bapak Ramlan Sormin mewakili keluarga menyampaikan riwayat singkat dari almarhum almarhum Opa Arsyad. Opa Arsyad mengalami penyakit diabetes sejak usia 40 tahun. Pengobatan dan menjaga pola makan yang sehat rutin dilakukan oleh Opa Arsyad. Menjelang akhir tahun lalu, almarhum mengalami stroke yang pertama dan menjalani perawatan di rumah sakit sekitar 1,5 bulan. Pada waktu itu, keluarga sudah pasrah karena melihat kondisi Opa Arsyad yang sangat lemah. Tetapi doa tidak pernah putus dilayangkan memohon akan kesembuhan bagi bapak Arsyad. Keajaiban terjadi, kondisi Opa Arsyad membaik, namun belum pulih sempurna. Berbagai usaha pengobatan terus dilakukan. Kondisi opa perlahan membaik. Saat itu almarhum mulai bisa berbicara normal dan bisa berjalan sedikit. Keinginan Opa Arsyad untuk datang ke kebaktian gereja sangat kuat. Dengan berkat Tuhan, Opa Arsyad akhirnya sanggup datang ke gereja untuk mengikuti upacara perjamuan kudus di bulan Maret 2009. Rupanya ini adalah perjamuan kudus terakhir bagi Opa Arsyad.

Pada hari Kamis, 21 Mei 2009, kondisi tubuh Opa Arsyad menurun. Saat dibawa ke dokter, tubuh Opa Arsyad tidak dapat lagi menerima infus. Pada hari Minggu 24 Mei 2009, upacara peminyakan diadakan pada pukul 19:00 di rumah, yang dipimpin oleh Pendeta R.Y. Hutauruk. Pada saat dahinya diminyaki, almarhum sempat mengeluarkan air matanya, tanda bahwa Opa Arsyad mengikuti semua acara walau tidak dapat memberikan respons lagi. Usai peminyakan, wajah almarhum terlihat segar. Sekitar jam 22:00 almarhum sempat ditensi dan hasilnya tekanan darah semakin menurun. Pada Senin 25 Mei, pukul 03.15 pagi, Opa Arsyad Suradi menghembuskan nafasnya yang terakhir. Allah sudah membebaskan bapak Arsyad dari segala penderitaannya dan mengijinkan bapak Arsyad untuk beristirahat sementara sambil menantikan pagi yang cerah.

Seusai mendengarkan riwayat hidup almarhum, sebuah lagu spesial ”Yesus Sahabat Terindah” dinyanyikan oleh bapak-bapak dan ibu-ibu yang telah memiliki cucu. Lagu ini adalah lagu kesenangan dari almarhum. Pendeta R.Y. Hutauruk menyampaikan renungan penghiburan dengan terlebih dulu mengenang kembali saat-saat yang pernah ia lalui bersama dengan Opa Arsyad. Almarhum selalu duduk di bangku kanan belakang jika datang ke gereja. Bapak Arsyad tidak akan pernah melewatkan satu sabat pun dalam hidupnya selama dia masih bisa berdiri dan duduk. Walaupun perbaktian tidak bisa dia ikuti dengan sempurna, tetapi Pendeta Hutauruk meyakinkan almarhum bahwa Allah melihat hati kita. Tuhan berkenan akan perbaktian yang kita lakukan jika hati kita tetap tertuju kepadaNya. Pendeta Hutauruk mengawali renungan dengan kisah Daud saat sedang berputus asa, ia mengarahkan pandangannya ke gunung-gunung dan mencari-cari jawaban dari manakah pertolongan yang akan dia dapatkan. Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 121, Daud menemukan bahwa pertolongannya adalah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Kepada keluarga besar Arsyad-Kanter, Pendeta Hutauruk mengingatkan untuk selalu bersandar kepada Tuhan penolong kita.

Tuhan mengetahui segala sesuatu yang kita hadapi di dunia ini. Walaupun gelap jalan yang kita hadapi, Allah memberikan kepastian bahwa Dia turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang bergantung kepada-Nya. Rencana kita mungkin tidak sama dengan rencana Allah, tetapi kita harus yakin bahwa rencana Allah adalah yang terbaik bagi kita. Rencana Allah pada mulanya adalah manusia akan hidup selamanya, tetapi oleh karena dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa maka manusia harus mengalami kematian dalam hidupnya. Kesukaran, kematian, dukacita, penyakit bisa saja ada dihadapan kita, tetapi Allah, Tuhan kita, Dia akan melihat kita yang sedang mengalami kesukaran. Dia mendengarkan jeritan orang yang berdukacita dan menjawab doa-doa kita. Diakhir renungannya, Pendeta Hutauruk mengajak keluarga besar Arsyad-Kanter untuk tetap setia hingga Yesus datang, agar dapat kembali bertemu dengan Opa terkasih. Doa khusus bagi keluarga besar Arsyad-Kanter dilayangkan oleh Pendeta Hutauruk.

Kata penghiburan mewakili gereja disampaikan oleh Bapak Wilson Tobing. Beliau menyampaikan rasa turut berdukacita atas beristirahatnya Opa Arsyad untuk sementara waktu sambil menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali. Firman Tuhan dalam Bilangan 23:19 “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta. Bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?”. Bapak Wilson berharap ayat ini bisa menjadi kekuatan bagi keluarga besar Arsyad-Kanter bahwa kita pasti akan bertemu lagi dengan Opa Arsyad saat Yesus datang nanti, seperti yang Yesus janjikan. Ibu Dahlia Hutauruk mewakili gereja menyampaikan uangkapan kasih kepada keluarga dalam sebuah amplop yang bertuliskan “Perpisahan ini takkan kutangisi karena ada harapan untuk berjumpa lagi”. Ibu Dahlia berpesan agar keluarga selalu mengingat kenangan manis dan hal-hal baik yang dilakukan oleh almarhum semasa hidupnya agar itu bisa menjadi contoh untuk diteladani bagi seluruh anggota keluarga.

Semua kata-kata penghiburan yang disampaikan gereja disambut oleh keluarga yang diwakili oleh Oma Kartini Arsyad dan Bapak Nicolas Arsyad, salah seorang anak dari almarhum. Oma Arsyad menceritakan kembali kenangan masa lalu saat pertama berkenalan dengan almarhum. Saat itu almarhum masih beragama muslim dan oleh karena tertarik dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Oma Arsyad dan teman-temannya yang sering didengar setiap kali almarhum lewat di depan rumah Oma Arsyad maka almarhum pun ingin belajar menyanyikan lagu-lagu itu dan mulai bertanya-tanya tentang Advent. Oma Arsyad kemudian memperkenalkan almarhum dengan almarhum Pendeta Burhanuddin dan pada akhirnya Opa Arsyad memutuskan untuk dibaptiskan karena beliau yakin bahwa Yesus adalah jaminan bagi hidupnya. Almarhum dibaptis pada bulan September 1958 dan akhirnya mereka menikah pada tahun 1960. Diceritakan juga bahwa Opa Arsyad adalah seorang pekerja keras, dia mau melakukan berbagai macam pekerjaan untuk dapat membahagiakan keluarganya. Dan dalam kehidupannya almarhum juga turut dalam pembangunan gereja dan sekolah di Lorok Pakjo, Palembang.

Bapak Nicolas juga menyampaikan rasa terima kasih keluarga kepada pendeta, ketua-ketua jemaat, diakon-diakones dan seluruh anggota jemaat Kemang Pratama yang sudah melayani mulai dari saat almarhum sakit, diminyaki, kebaktian pelepasan dirumah, di gereja hingga acara pemakaman di TPU Pondok Rangon. Keluarga besar Arsyad-Kanter juga berterima kasih untuk acara penghiburan yang dilakukan saat ini oleh Jemaat Kemang Pratama. Almarhum selalu diingat oleh keluarga sebagai seorang yang senang untuk berkumpul bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga. Jika ada salah satu dari anggota keluarga berhalangan, maka acara bisa diundur sampai semua bisa hadir. Keluarga Arsyad-Kanter percaya satu saat nanti akan bertemu dan berkumpul kembali dengan Opa terkasih saat Yesus datang kedua kali. Acara ini diakhiri dengan menyanyikan lagu penutup dari LS no. 231 "Oh Brapa Jauh Dari Rumah". Doa tutup dilayangkan oleh bapak Sontani Purnama. Usai acara penghiburan yang dihadiri oleh lebih dari 50 orang siang itu, ibu-ibu jemaat Kemang Pratama telah mempersiapkan makanan siang untuk dinikmati bersama. Bapak Munas Tambunan melayangkan doa untuk makanan dan minuman. Keluarga yang berduka diberi kesempatan untuk mengambil makanan yang tersedia, diikuti oleh anggota jemaat yang lain. Puji Tuhan untuk persekutuan penghiburan yang indah pada hari Minggu ini !