Amsal 31 : 25-26 “Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.”
Setiap orang pasti memiliki kenangan khusus tentang ibunya, begitu juga dengan saya. Bagi saya ibu adalah segala-galanya. Bukan karena saya anak bungsu sehingga mendapat perhatian lebih dari ibu, tetapi karena ibu kami adalah seorang yang sangat bijaksana. Walaupun dia memiliki anak yang banyak, kami semua anak-anaknya ada 13 orang, namun ibu saya bisa memberikan perhatian yang cukup kepada kami anak-anaknya. “Kenapa sih ibu bisa punya anak banyak sekali ?”, tanya saya waktu itu ingin tahu. ” Jaman ibu dulu belum ada program Keluarga Berencana.., jadi filsafat orang Jawa yang mengatakan bahwa banyak anak banyak rejeki sangat kami lakoni…ha..ha..”, jawabnya sambil tertawa halus. “Ibu tentu kerepotan dong mengurusi kami semua, jangan-jangan ibu sudah lupa mana anak yang kelima dan keenam?”, tanya saya menggodanya. ”Tentu saja tidak, ibu sangat mengenali kalian. Masing-masing kalian kan punya keistimewaan sendiri.”, jelasnya dengan yakin.
Demikianlah waktu berjalan hingga kami semua sudah berumah tangga, ibu dengan sigap membantu kami anak dan mantunya yang memerlukan uluran tanganya. Setiap kali ada yang melahirkan pasti ibu akan menemani paling tidak selama tiga bulan pertama, baru setelah itu ibu kembali lagi ke rumahnya di Solo. “Air kacang hijau ini harus kamu makan biar cepat kuat !”, kata ibu setiap pagi kepada saya. “Ini ibu buatkan jus wortel, kamu harus habiskan ya supaya kamu tidak kekurangan vitamin.”, katanya sambil memberikan segalas jus di malam hari. Setelah saya melahirkan ibu tinggal bersama saya selama satu tahun. Mungkin karena saya bekerja beliau jadi agak khawatir untuk cepat-cepat pulang ke kampung. Ibu tidak pernah membeda-bedakan pelayanannya kepada kami anak atau menantunya. Walaupun kami tinggal terpisah satu dengan yang lain, tetapi nasehat-nasehatnya selalu menguatkan kami anak-anaknya dalam berkeluarga. Sekarang ibu sudah meninggalkan kami semua, tetapi kata-katanya selalu terngiang jelas di telinga saya, “Melek moto pasrahno kabeh lakumu marang Gusti Allah”, yang artinya “Bangun tidur serahkanlah kehidupanmu hari ini kepada Tuhan”
Ayat renungan hari ini mengatakan tentang ibu yang bijaksana yang selalu memberi pengajaran dan hikmat kepada anak-anaknya. Kita memiliki keluarga dalam hidup ini. Masing-masing memiliki peran yang baik dalam rumah tangga. Mungkin kita adalah seorang ayah atau seorang ibu dan memiliki anak-anak yang Tuhan telah percayakan kepada kita untuk membesarkan mereka di jalan Tuhan. Tanggung jawab ini tidaklah ringan. Terkadang terasa begitu berat, sehingga kita tidak sanggup untuk menjalankannya sendirian. Kita memerlukan hikmat dan kekuatan dari Tuhan. Kita perlu berdoa setiap hari, meminta Tuhan menuntun kita sebagai ayah atau ibu, memberikan kita kebijaksanaan. Agar kita sanggup mengajarkan hikmat yang berasal dari Tuhan kepada anak-anak kita. Inilah pekerjaan yang terindah bagi seorang ayah dan ibu.
Gunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini untuk bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda.