Wednesday, June 24, 2009

Menikmati dan Mensyukuri

Efesus 5:20 "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita."






Angin keras menerbangkan dedaunan yang sudah kuning dan kering karena jatuh dari pepohonan. Debu berterbangan dengan kencang membuat udara terasa menyesakkan dada. Kami baru saja melintasi jalur rel kereta api. ”Kalian nanti bisa lihat di sebelah kita pasti ada kereta api yang lewat.”, kata saya kepada anak-anak. “Mama betul, itu kereta apinya lewat !! Kereta api itu menuju kemana sih ma?”, tanya si sulung, “Oh…, itu menuju ke Kota. Biasanya kalau pagi penuh sekali, karena penumpangnya dari berbagai kalangan. Penumpangnya yang paling banyak adalah pelajar dan pegawai kantor.”, jelas saya. “Papa dulu ke sekolah naik kereta seperti itu loh…”, tiba-tiba suami saya turut berbicara. ”Ceileh..., papa bernostalgia nih…!”, kata anak-anak menggoda hampir bersamaan. ”Kalian tahu kapur tulis kan?”. ”Kapur putih yang digunakan untuk menulis di papan tulis kan?”, kata si sulung. “Iya betul !”, jawab papanya. “Terus, kenapa dengan kapur tulisnya pa?”,tanya si abang penuh minat. ”Jadi kalau selesai sekolah, papa bersama seorang teman papa mengumpulkan sisa kapur tulis tersebut. Biasanya bentuknya sudah kecil-kecil, jadi bisa di simpan di kantong celana dan pakaian.”, suami saya mulai bercerita dengan semangat. “Maksud papa, kapur itu mau dipakai untuk apa sih?” tanya mereka lagi tidak mengerti.

“Kapur itu papa gunakan untuk bermain bersama teman papa selama di dalam kereta. Iseng saja, sekedar melepaskan kejenuhan. Papa bersama teman papa melontarkannya dengan jari ke luar lewat jendela kereta, seperti menggunakan senapan, seru deh…! Buat mengisi waktu saja. Habis kalau tidak begitu rasanya bosan sekali, perjalanan pulang ke rumah terasa panjang. Lapar, panas, sempit, dan bau segala macam jadi terlupakan deh...”, kata suami saya tersenyum mengenang masa kecilnya. “Jadi istilah jaman sekarang, papa dan teman-teman bermain seperti itu untuk menghilangkan bété ! Hahaha..”, ujar dia lagi. “Ya ampun papa...! Kok bisa membuat ide permainan seperti itu sih…!”, kata si sulung tertawa geli. “Ha.. ha.. ha.. Jaman papa dulu semua kan masih serba sederhana, tidak seperti kalian sekarang segala fasilitas sudah ada. Transportasi sudah lebih mudah, permainan sudah lebih banyak, jadi tidak sesulit jaman papa dulu. Tapi papa sih senang-senang saja. Yang penting bisa menikmati dan melalui hari-hari dengan baik.”, jelas papanya sekilas mengenang masa kecilnya dulu. “Makanya, kalian semua harus bersyukur kepada Tuhan. Segala sesuatu sudah lebih mudah dan banyak pilihan sekarang. Selalu bersyukur dan bergembiralah dengan apa yang kalian miliki.”, kata saya menambahi.

Ayat renungan pagi ini mengatakan agar kita mengucapkan syukur selalu atas segala sesuatu. Di dalam hidup ini ada banyak hal yang sudah kita lalui dan yang sekarang sedang kita jalani. Tanpa disadari, begitu banyak pemberian dari Tuhan yang patut kita syukuri. Kita patut bersyukur atas kesempatan yang diberikan untuk menjalani hidup ini, bersyukur untuk keluarga yang kita miliki, untuk melihat setiap perubahan-perubahan yang baik yang sudah terjadi, untuk anak-anak yang bertumbuh besar dan pintar, untuk kesempatan berharga masih dapat berbicara dan menikmati hari-hari bersama keluarga. Bersyukur untuk semua yang indah, yang tidak dapat diukur dengan materi. Terkadang karena kesibukan yang menuntut kita setiap hari, kita melewatkan kesempatan untuk bersyukur atas semua kebaikan yang begitu melimpah yang kita terima dari Tuhan. Tuhan rindu dan dengan sabar menanti kita datang menghampiri Dia setiap hari untuk menyatakan sukacita kita. Tuhan ada di samping kita dan ingin mendengar kita menyampaikan syukur kepada-Nya untuk semua kesempatan-kesempatan indah dan berharga yang diberikan bagi kita. Mari kita datang kepada Tuhan, kita sampaikan rasa terima kasih dan syukur kita kepada-Nya di setiap kesempatan yang kita miliki.

God bless us every day !