Hari Sabat 13 Juni 2009, jemaat mengikuti acara demi acara dengan penuh sukacita, memuji dan memuliakan nama Tuhan. Jam kebaktian khotbah tiba. Sebuah lagu istimewa "We Shall Behold Him" dinyanyikan oleh Nathalia Tampubolon dan Fidella Tambunan. Senandung lagu pujian dinikmati oleh seluruh anggota sehingga hati dan pikiran lebih terangkat dekat dengan Yesus. Khotbah singkat untuk anak-anak dibawakan Fidella Tambunan yang menceritakan tentang seorang anak yang masih kecil, dia suka bermain dengan pohon apel yang ada dekat rumahnya. Pohon ini pun senang bersahabat dengan anak ini. Setiap kebutuhan si anak kecil tadi dipenuhi oleh pohon itu. Saat anak itu lapar, buah-buah apel yang ranum tersedia untuk dimakan oleh anak dan ibunya di rumah. Bahkan saat anak ini perlu tempat tidur dan tempat bernaung baginya, pohon apel tadi menyediakan ranting dan dahan untuk bisa dijadikan tempat bernaung. Pohon apel adalah seperti orang tua dalam keluarga yang senantiasa memperhatikan kebutuhan anak-anaknya. Anak-anak mendapat pelajaran untuk selalu menghormati orang tua masing-masing.
Lagu istimewa kedua dinyanyikan oleh Paduan Suara Pemuda-Pemudi dengan judul “ He Leadeth Me”. Lagu ini mengingatkan kita bahwa Tuhan senantiasa memimpin kita dan memberikan sukacita di setiap langkah kehidupan kita. Bapak Munas Tambunan membawakan khotbah dengan judul "Siapakah Aku?". Di awal khotbah, Bapak Munas bercerita mengenai seorang executive muda bernama Kent Carren yang pernah berkuliah di Universitas California di Los Angeles (UCLA) dan bekerja sebagai pialang dengan gaji yang dia terima sampai Rp 9 Miliar per tahun. Dia mengalami sukses hingga beberapa tahun kemudian dia mengalami kerugian besar karena krisis global yang melanda. Kent pun jatuh miskin dan menganggur. Dia mencari pekerjaan ke sana kemari, akhinya ia menjadi seorang pengantar pizza dengan gaji hanya sekitar $8 per jam. Sebelum meneruskan khotbahnya, Bapak Munas dan Fidella membawakan lagu berjudul “ People Need The Lord”. Lagu ini mengingatkan bahwa kita perlu Tuhan setiap hari.
Bapak Munas mengajak kita membuka kitab Ayub yang bercerita tentang seorang anak Allah yang setia, yaitu Ayub. Ayub diberkati Tuhan dengan limpah. Hingga satu saat setan meminta untuk menguji dia. Ayub mengalami penderitaan yang panjang. Ia kehilangan harta dan anak-anaknya. Banyak sahabatnya yang menjauhi dia. Namun Ayub tetap setia kepada Tuhan. Ia tidak pernah lari dari Tuhan. Ayub menyampaikan keluhannya kepada Tuhan. Dia percaya Tuhan memiliki rencana yang terbaik bagi hidupnya, di tengah-tengah kesulitan panjang yang melanda hidupnya. Ayub berserah penuh kepada Tuhan dan percaya Tuhan tidak akan meninggalkan dia. Iman Ayub berbuah berkat yang melimpah. Tuhan mengembalikan kesehatan, sukacita dan kemakmuran dalam hidupnya, karena Ayub telah menang bersama Tuhan. Bapak Munas membacakan ayat inti Mazmur 119 : 71 "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." Kesulitan dan masalah yang kita hadapi, membawa kita kepada kebaikan untuk lebih tekun berserah kepada Tuhan. Bapak Munas mengajak kita semua untuk selalu berjalan bersama Tuhan, apa pun peristiwa hidup yang melanda kita, semua diajak untuk tetap setia dan memegang teguh janji Tuhan. Mengakhiri khotbah Sabat siang ini, Fidella membawakan lagu “Day by Day” dengan merdu. Bapak Munas menutup jam kebaktian dengan doa.