Matius 26:39 “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya : ‘Ya Bapa-Ku, Jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki’ ”
Beberapa tahun yang lalu saya berkesempatan mengunjungi seorang ibu yang sedang menderita sakit parah. Jika dilihat secara kemampuan manusia, kondisi kesehatannya tidak akan dapat lagi tertolong. Keluargapun kelihatanya sudah menyadari akan hal ini mereka berkata “Kami semua sudah pasrah dengan keadaan ibu…”, kata salah seorang dari anaknya. “Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan,walau hanya 1% harapan hidup bagi manusia, tetapi bagi Tuhan 100% kesembuhan masih bisa terjadi pada ibu ini”, kata saya kepada semua keluarga untuk kembali menguatkan percaya mereka. Suasana saat itu memang membuat hati pedih karena melihat penderitaan yang begitu berat yang ditanggung oleh ibu ini. Akhirnya kami pun membaca firman Tuhan dan setelah itu kami berdoa bersama-sama. “Tuhan jikalau itu kehendak-Mu, sembuhkanlah ibu yang kita kasihi ini. Tetapi kalau tidak, berikanlah yang terbaik bagi ibu ini.” Doapun saya akhiri. Setelah saya mengatakan amin, seseorang berbisik kepada saya. “Tuhan tidak akan pernah mendengar permohonan seperti itu. Karena dengan berkata biarlah kehendak-Mu yang jadi, itu artinya kita menunjukkan kebimbangan hati kita!”, katanya dengan tegas.
Mempertimbangkan situasi dan kondisi saat itu saya merasa lebih baik berdiam diri daripada saya menjawab, karena akan membuat suasana menjadi tidak nyaman. Sebenarnya saya ingin memberitahukan kepada saudara tadi bahwa di dalam keadaan seperti ini, ketika kita sedang menghadapi pencobaan seperti penyakit atau penderitaan, kita hanya dapat mengharapkan yang terbaik saja dari Tuhan. Allah mengetahui dari awal hingga akhir. Tuhan mengetahui apakah mereka yang didoakan itu akan sanggup atau tidak untuk memikul pencobaan-pencobaan yang akan datang dalam kehidupan mereka. Allah juga mengetahui apa yang terbaik yang dapat diterima bagi orang yang didoakan dan juga bagi keluarganya.
Ayat renungan kita hari ini mengatakan bahwa Yesus menyerahkan semua yang akan terjadi pada-Nya kepada kehendak Allah Bapa. Hidup kita lalui dengan banyak peristiwa. Ada gembira dan susah, ada sakit penyakit dan kesehatan, ada tawa dan air mata, semua datang silih berganti. Kita memiliki keterbatasan untuk mengendalikan peristiwa yang terjadi dalam hidup ini. Saat kesusahan dan penderitaan menimpa, kita datang memohon kepada Tuhan. Kita memohon agar kita diluputkan dari kesusahan, namun kita tidak tahu apakah itu yang terbaik untuk kita. Apa yang kita rasa baik untuk terjadi, mungkin bukan yang terbaik bagi kita. Yang Tuhan kehendaki untuk terjadi mungkin berbeda dengan yang kita harapkan. Tetapi yang pasti, Tuhan tahu bahwa itulah yang terbaik bagi kita. Mari kita serahkan semua keluh kesah kita kepada Tuhan dan menerima jawaban Tuhan sebagai kehendak-Nya yang terbaik bagi kita.
Have a nice day !