Friday, June 12, 2009

Menjadi Terang

Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”.



Bergaul akrab dengan semua tetangga adalah keinginan saya dimana pun saya bertempat tinggal. Saya selalu mengikuti kegiatan siskamling, kerja bakti ataupun kegiatan lain yang dibuat RT dan RW setempat. Dengan cara ini saya bisa mengenal lebih dekat sesama warga. Tetapi apa yang saya harapkan tidaklah selalu berjalan baik. Saya menemukan kendala dengan tetangga yang persis tinggal di depan rumah kami. Bapak ini selalu membuang muka dan langsung masuk ke dalam rumahnya jika kebetulan melihat saya keluar di depan rumah saya. “Ma, kira-kira apa ya kesalahan kita sehingga bapak di depan rumah ini kelihatan tidak begitu suka melihat saya”, tanya saya pada istri. “Seingat mama, kita tidak pernah ada masalah dengan mereka. Memang papa sudah pernah menegur dia?”, istri saya balik bertanya. “Bagaimana mungkin papa menegurnya…, baru melihat muka papa saja dia sudah langsung masuk kembali ke dalam rumahnya. Jadi papa tidak punya kesempatan untuk menyapa.”, kata saya menerangkan. “Ya sudahlah pa, kita doakan saja dia. Mungkin nanti ada kesempatan buat papa mendekati hatinya. Yang penting hubungan kita dengan anak dan istrinya baik-baik kok…, mereka tetap ramah dengan kita semua”, jawab istri saya. “Mama betul juga, mudah-mudahan Tuhan yang akan menggerakkan hatinya.”, kata saya menyetujui pendapatnya.

Pada suatu hari tengah musim hujan. Kira-kita menjelang sore hujan turun deras, disertai dengan angin yang kencang. Tiba-tiba saya mendengar suara keras seperti benda yang jatuh terbanting ke tanah ! Saya langsung keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata pohon milik bapa tetangga depan rumah tumbang ke arah jalan. Bapak itu juga langsung keluar rumah dan berusaha untuk menggeser pohon yang tumbang tersebut. Merasa inilah kesempatan yang baik untuk dapat menyapanya, saya segera keluar menghampirinya. “Wah anginnya kencang sekali ya pak, sampai pohon ini tumbang…”,kata saya membuka pembicaraan. “Oh iyaa…, saya juga terkejut!”, jawabnya masih terasa agak kaku. ”Mari saya bantu pak, supaya tidak mengganggu jalan ke rumah bapak”, kata saya menetralkan suasana. Akhirnya pertolongan saya bisa berjalan dengan baik, dengan sukacita dia menyambut niat saya. Sejak saat itu kami bersahabat dengan baik. Rasanya menyenangkan sekali, karena tidak ada lagi yang mengganjal di hati untuk bersahabat dengannya.

Ayat renungan kita pagi ini mengajak kita untuk tetap memancarkan terang kepada sesama kita melalui perbuatan baiki kita, dengan demikian banyak orang yang melihat kasih Allah Bapa di surga melalui apa yang kita buat. Kita memiliki banyak kesempatan untuk menjadi terang di sekitar kita. Kita memiliki tetangga di lingkungan rumah, sahabat di kantor, teman di dalam bisnis. Tuhan ingin agar mereka boleh merasakan kasih Allah melalui kita. Boleh jadi kita belum memiliki kesempatan itu. Mungkin kita sudah berusaha, namun mereka tidak menyambut kita. Mungkin maksud baik kita disalah-mengerti oleh mereka. Saat ini terjadi, kita doakan mereka, agar Tuhan membukakan hatinya untuk menerima kita. Dengan kuasa dari Tuhan, hati mereka akan digerakkan. Kesempatan akan dibukakan bagi kita untuk menjadi terang bagi semua orang. Marilah kita meminta pertolongan Tuhan untuk dapat menjadi terang bagi semua orang melalui perbuatan kita, sehingga kasih Allah terpancar kepada mereka.

Have a wonderful day !