Thursday, June 18, 2009

Di Dalam Kaabah-Nya

Hari Rabu 17 Juni 2009, jam menunjukkan pukul 19:30 malam. Ibu Tina Wira sebagai pemimpin acara, mengundang anggota jemaat Kemang Pratama untuk menyanyikan Lagu Sion nomor 318 “Dalam Hati” sebagai lagu pembukaan pada perbaktian Rabu malam ini. Setelah Ibu Lince Sunaryo melayangkan doa pembukaan, keluarga Munas Tambunan membawakan lagu pujian. Bapak Sulasta membawakan renungan kebaktian malam ini yang bersumber dari Buku Kerinduan Segala Zaman atau Alfa dan Omega Jilid V Pasal 16, yang berjudul “Di Dalam KaabahNya”. Pelajaran ini berlatar belakang tentang acara Paskah yang tengah dirayakan oleh bangsa Israel di Kaabah saat itu.

Pada perayaan Paskah ini, setiap orang Jahudi dituntut untuk membayar setengah syikal per tahun sebagai “uang tebusan jiwanya”. Mata uang yang berlaku di Kaabah adalah mata uang yang disebut Syikal Kaabah. Oleh sebab itu, setiap orang harus menukarkan uangnya dengan mata uang syikal kaabah ini di tempat-tempat penukaran uang. Di sana juga terdapat para pedagang binatang untuk korban, sehingga suasana di kaabah sangatlah hiruk pikuk dengan orang-orang yang bertransaksi jual beli. Saat melihat keadaan kaabah sedemikian rupa, Yesus menghardik orang-orang di sana "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." (Yohanes 2:16). Semua orang terdiam dan takut, karena Yesus memandang mereka sampai kekedalaman hati mereka. Mereka takut, sebab mereka tahu, Yesus telah mengetahui motif-motif mereka yang tersembunyi. Dengan membersihkan kaabah itu, Yesus mengumumkan tugasNya sebagai Messias, serta memulai pekerjaanNya. Dan ketika para imam di kaabah menanyakan otoritas-Nya, Yesus menjawab: “"Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yohanes 2:18). Pada saat Ia mengatakan Bait Allah (Kaabah) ini, para imam di kaabah tidak mengetahui maksud dari perkataanNya, bahkan murid-muridNya pun tidak mengerti. Yang dimaksudkan adalah tubuhNya sendiri. Ia akan mati dan kemudian bangkit pada hari yang ketiga. Di dalam 1 Korintus 3:16-17 dikatakan, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu."

Bait Allah adalah diri kita sendiri. Kita bertanggung jawab terhadap tubuh kita. Kita harus memelihara tubuh kita. Bilamana ada yang mau merusak tubuhnya sendiri, maka Allah akan membinasakan mereka. Itulah pentingnya kita memelihara tubuh kita. Yesus ingin tinggal di dalam kita. Yesus mau membersihkan segala kekotoran kita, sama seperti Dia membersihkan kaabah di Yerusalem. Yesus menginginkan kita menjadi suci, dan berfungsi sebagaimana yang Allah kehendaki. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk selalu mengundang Yesus diam dalam hati kita dan membiarkan Yesus melakukan pembersihkan atas kita, agar kita boleh dibentuk sesuai dengan kehendak-Nya. Bapak Sulasta mengutip Ibrani 4:14-16 “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”

Pada bagian kesaksian, Ibu Tina bersaksi bagaimana Tuhan telah menahan hujan yang terjadi di rumahnya. Saat atap rumahnya belum selesai diperbaiki, turun hujan di kawasan Kemang Pratama 2, namun karena doanya, hujan itu tidak mencapai rumahnya di kawasan Kemang Pratama 1. Stephanus pun bersaksi dan mengucapkan syukur kepada Tuhan karena telah lulus dari sekolahnya. Begitu juga Yoan, yang mengucapkan syukur pada Tuhan karena telah menjadi pemenang dalam sebuah kontes yang diselenggarakan di wilayah Bekasi. Tak ketinggalan, Pendeta Richard Hutauruk juga menyaksikan akan pelayanan pengobatan gratis yang dilakukan oleh Jemaat Kemang Pratama, karena semakin banyak orang yang merasa terberkati atas pelayanan kesehatan ini.

Dalam doa syafaat yang dilakukan perkelompok yang terdiri dari 4-6 orang, didoakan pokok pokok doa: KPA-KPA yang sedang berjalan, orang-orang yang belajar Alkitab, orang-orang yang sakit, Family of The Month – Kel. Erry Soedarmadi, orang-orang tua kita, keluarga kita dan acara perjamuan suci yang akan dilakukan pada hari Sabat. Lagu penutup “Ada Tempat Diam Teduh” dari lagu sion nomor 35 menjadi lagu penutup acara perbaktian malam ini, dan dilanjutkan dengan doa tutup oleh Bapak Sulasta. Tuhan Memberkati.