Amsal 22 :13 “Si pemalas berkata : ‘ada singa diluar, aku akan dibunuh di tengah jalan’.”Ketika itu saya bekerja menjadi tenaga pemasaran buku-buku kesehatan di daerah Banjarmasin. Saat itu saya pergi memasarkan buku-buku bersama seorang teman. Sebelum memulai tugas, kami berdiskusi kota mana yang akan menjadi tujuan awal untuk menjual. Masing-masing kami merasa kota usulan kamilah yang terbaik untuk didatangi. Setelah saya memberikan penjelasan, akhirnya teman saya pun setuju agar kita pergi dahulu ke kota yang saya usulkan, yaitu Kota Baru. Ketika itu hari Senin, kami mulai bekerja dengan penuh semangat dari pagi hingga sore. Kami menawarkan dari pintu ke pintu buku-buku yang kami bawa, tetapi hasilnya tidak menyenangkan. Tidak ada satu buku yang laku terjual. Teman saya kelihatan sangat kecewa, apalagi dari awal dia tidak setuju untuk mulai berjualan di kota ini. “Sabarlah teman…, mungkin besok Tuhan akan memberikan kita berkat yang berlipat ganda. Buku-buku ini pasti akan terjual!”, kata saya memberikan semangat kepadanya. Keesokan harinya, kami berjalan dari satu tempat ke tempat lain, tetapi kembali tidak ada yang membeli buku yang kami tawarkan. Hari berganti hari, kejadian ini terus berulang hingga tiba pada hari Jumat. “Sekarang sudah pukul 12:00 siang, tetapi belum ada satupun buku yang laku. Perutku sudah mulai berbunyi, dengan apa kita membeli makanan ?”, kata teman saya dengan wajah bersungut. “Temanku, percayalah hari ini Tuhan akan memberikan berkat lima kali ganda buat kita!”, kata saya berusaha menenangkan dia.
Sambil terus berjalan perlahan, dari kejauhan saya melihat ada satu sekolah. “Bagaimana jika kita coba tawarkan di sekolah itu, siapa tahu mereka tertarik membeli buku ini untuk di perpustakaan mereka !”, ide saya kepada teman. “Ya okelah…, semoga kamu benar!”, jawabnya sekedar. Kamipun masuk ke sekolah tersebut dan disambut dengan hangat oleh pimpinan sekolah. Kemudian kami langsung dibawa ke dalam suatu ruangan dimana sudah tersedia makanan yang lezat. Selesai kami menikmati hidangan, pembicaraan pun mulai bergulir seputar pendidikan di provinsi. Tetapi sayangnya kami tidak mengerti maksud pembicaraan mereka. “Maaf pak, kami kurang mengerti apa yang bapak dan ibu maksudkan…”, kata saya mencari penjelasan dari mereka. “Loh…, bukankah bapak-bapak ini dari Dewan Pemeriksa Sekolah Provinsi yang berjanji datang ke sekolah kami hari ini ?”, tanya mereka agak keheranan. “Maaf sekali pak, kami bukan Dewan Pemeriksa Sekolah. Kami ini adalah tenaga pemasaran untuk produk buku kesehatan. Kami datang untuk menawarkan buku-buku yang bagus ini di sekolah yang bapak pimpin!”, jelas saya kepadanya. “Wah…, kalau begitu kami salah mengerti. Tapi tidak apa-apa, ini bukan kesalahan bapak. Sekarang, saya mau lihat buku apa saja yang anda bawa ke sini”, kata kepala sekolah dengan wajah tersenyum. Dengan penuh semangat saya keluarkan semua buku-buku yang dibawa. “Buku-buku ini semua bagus, saya ambil saja semua untuk mengisi perpustakaan kami !”, kata nya dengan wajah tulus. Kami sangat gembira mendengar perkataan bapak kepala sekolah itu. Tuhan telah memberikan berkat lima kali ganda untuk kami saat itu.
Pagi ini ayat renungan mengingatkan kita untuk tidak malas, tetapi selalu berpikiran optimis untuk setiap usaha yang kita lakukan. Saat ini dunia tengah dilanda masalah keuangan global yang sangat berat. Pelbagai industri-industri terkena dampak masalah ini. Penjualan menurun drastis, biaya-biaya membengkak, keuntungan perusahaan menurun. Banyak orang yang memiliki pandangan pesimis akan apa yang terjadi di masa depan. Sikap pesimis akan membuat hidup menjadi terasa berat. Sebaliknya sikap optimis akan membuat kita bersemangat dalam menghadapi problema saat ini dan mencari jalan keluar yang lebih baik. Tuhan kita memiliki persediaan berkat yang tidak terbatas. Tuhan siap untuk membantu kita menghadapi masalah yang seberat apa pun. Allah kita sanggup menolong. Mari kita terus bersikap optimis dan menyerahkan setiap rencana langkah kita kepada Tuhan.
Have a good day !
