Sunday, June 07, 2009

Berbuat Baik

Galatia 6 : 9 “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”





Pagi itu hujan turun tidak begitu deras, bersama istri saya baru saja akan memarkir mobil karena sudah tiba di tempat tujuan. Baru saja kami hendak turun, dari kejauhan saya melihat seorang ibu yang sudah cukup tua. Saya tergerak untuk segera turun agar sempat untuk menegurnya. Saya melihat dengan jelas bagaimana dia begitu kerepotan membawa tas yang nampaknya sangat berat isinya. “Ibu mau kemana?”, tanya saya dengan tersenyum. “Saya sedang mencari anak saya yang tinggal di alamat ini…”, jawabnya seraya menyebut alamat di bilangan Jakarta Barat. “Sebetulnya saya sudah berhasil mendapat alamat tersebut, tetapi beberapa tetangganya di sana mengatakan bahwa anak saya sudah pindah ke Irian Jaya…”, katanya dengan wajah yang kecewa. “Sudah berapa lama ibu berada di sini?”, tanya saya lagi. “Sudah lima hari pak. Sementara sekarang uang saya sudah habis tidak ada sisa sepeserpun!”, jelasnya dengan sedih. “Jadi selama ini ibu tidur di mana?”, tanya saya ingin tahu lebih lanjut. “Saya tidur di emperan rumah orang yang kosong atau di mana saja, asalkan ada tempat untuk mengalas.”, katanya berusaha tegar.

Mendengar keterangannya saya segera berdiskusi dengan istri saya. Akhirnya kami sepakat untuk membawa ibu ini ke rumah kami terlebih dahulu, sambil kami berpikir kira-kira apa yang bisa kami lakukan untuk menolong ibu ini. Waktu berjalan terus, tidak terasa ibu ini telah tinggal bersama kami selama satu tahun. Satu pagi dia menghampiri kami. “Kelihatannya ibu harus segera pulang ke kampung, karena ibu sudah tua. Ibu takut kalau terjadi apa-apa di sini nanti malah membuat kalian repot”, suaranya terdengar sangat tenang. “Ibu tidak perlu berpikiran seperti itu. Kami tidak merasa direpotkan kok!”, jawab istri saya. “Tidak apa-apa, ibu sudah cukup merepotkan kalian selama satu tahun. Kini saatnya ibu pulang kembali ke kampung”, katanya mantap. Kami sebetulnya masih terus berusaha membujuk dan menahannya, tetapi ibu ini tetap kokoh dengan pendiriannya. Akhirnya kami mengantarkannya ke stasiun bus. Kami sekeluarga merasa sedih. Terasa juga kami kehilangan ibu yang sudah cukup lama menjadi bagian keluarga kami. Kami berdoa semoga ibu ini bisa tiba dengan selamat dan bisa berkumpul dengan keluarganya kembali.

Ayat renungan kita di pagi hari ini mengatakan agar kita jangan jemu-jemu untuk berbuat baik, karena apabila tiba waktunya kita akan menuai. Terkadang kita ragu untuk memberi dan berbuat baik, karena kita berpikir kita tidak memiliki sesuatu yang berarti untuk diberikan kepada orang lain. Kita merasa pemberian kita hanyalah seperti setetes air di antara lautan yang luas. Namun tanpa tetesan-tetesan air, tidak penah akan ada lautan. Tuhan tidak memandang besar atau kecil satu perbuatan baik. Setiap perbuatan baik sama berharganya di hadapan Tuhan. Sekecil apapun perbuatan baik yang kita lakukan, itu sangat berarti bagi yang menerimanya. Memberi lebih berbahagia daripada menerima. Marilah kita jangan jemu-jemu untuk berbuat baik kepada sesama kita.

Have a nice Sunday !