Friday, June 05, 2009

Menghadapi Kesukaran

Amsal 1:33 “Tetapi siapa mendengarkan Aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung daripada kedahsyatan malapetaka”.





Masih teringat dengan jelas peristiwa ini terjadi ketika kami sedang menantikan kelahiran anak yang pertama. Kala itu terasa sulit sekali, hidup kami serba pas-pasan. Kami tinggal di daerah pedalaman dimana kebutuhan-kebutuhan bahan pokok sangat sulit didapatkan. Karena transportasi yang memakan waktu, maka bahan-bahan pokok hanya bisa didapat dalam jangka waktu tertentu dan dalam jumlah terbatas. Sering terjadi dimana persediaan di rumah sudah habis, sementara pasokan yang baru belum datang. Saya dan istri berpikir apakah janin dalam kandungan dapat bertumbuh baik bila tidak ditunjang dengan makanan yang cukup dan memadai. “Saya mau pergi dulu mencari kelapa yaa…, supaya ada yang mama makan walaupun hanya sekedar pengganjal perut.”, kata saya kepada istri, waktu itu persediaan beras sudah tidak ada lagi. Setelah kelapa didapat dan dimakan, rasa lapar cepat datang lagi. Saya sedih karena tidak dapat berbuat banyak.

Keesokan harinya saya kembali pergi mencari sesuatu untuk bisa dimakan. “Mama baik-baik di rumah ya… saya mau pergi ke kali memancing. Siapa tahu ada ikan yang bisa di bawa pulang.”, kata saya kepadanya. “Hati-hati ya pa…”, jawab istri saya. Dengan sabar saya terus memberikan umpan kepada ikan, tetapi tidak ada satupun ikan yang berhasil di tangkap. Hari sudah semakin siang, jika saya bertahan terus di sini tentulah istri akan khawatir karena menantikan saya pulang. Akhirnya saya putuskan untuk pulang saja, walaupun hati saya sangat kecewa dan bingung. Kemana lagi saya harus mencari sesuatu untuk di makan. Dalam perjalanan pulang saya terus berdoa kepada Tuhan, “Jika Tuhan berkehendak agar hamba melakukan pelayanan di daerah ini, biarlah Tuhan memberikan kekuatan agar hamba melalui masa-masa sulit ini. Terutama kepada istri hamba yang sebentar lagi akan melahirkan”, doa saya kepada Tuhan. Saya berjalan perlahan meneruskan langkah pulang ke rumah. Tiba-tiba seorang bapak tua memanggil saya . “Nak, ini ada titipan dari istri saya untuk kalian di rumah. Beberapa singkong, daun singkong, dan kacang tanah yang sudah saya rebus. Bawa ini semua pulang ke rumah kalian!”, katanya sambil tersenyum dan pergi meninggalkan saya yang masih terkejut, bingung dan gembira sekali. Saya betul-betul merasakan keajaiban, saya yakin dan percaya Tuhan mendengar dan menjawab doa saya.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan jika kita mendengar dan menurut kepada Tuhan, maka kita akan tinggal dengan aman, terlindung dari kedahsyatan malapetaka. Kehidupan kita tidak selamanya dipenuhi oleh gembira dan sukacita. Terkadang kita menghadapi kesulitan yang menghadang dalam perjalanan hidup ini. Pada saat kesulitan datang, kita tergoda untuk bertanya apakah Allah melihat dan merasakan kesukaran kita. Kita tidak dapat menghindar dari kesukaran. Tapi yang pasti, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita saat menghadapi kesukaran. Tuhan akan memberi kita kekuatan untuk melalui kesukaran dengan kesabaran, ketabahan dan penyerahan penuh kepada-Nya. Melalui semua kesukaran, Tuhan menolong kita untuk bertumbuh dalam iman dan lebih dekat kepada-Nya. Marilah kita tetap setia dan melalui semua kesukaran bersama Tuhan.

Have a nice day !