Matius 6:33 "Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Baru satu bulan yang lalu saya diangkat oleh perusahaan untuk mengisi posisi yang baru. "Melihat kemampuan bekerja kamu yang baik, maka kamu dipromosikan untuk menjabat posisi yang baru menggantikan rekan kerja yang kebetulan sudah keluar.", kata pimpinan saya pagi itu ketika memanggil saya di ruangannya. "Terimakasih atas kesempatan ini pak, semoga saya bisa bekerja lebih baik lagi.", jawab saya dengan gembira. Hari-hari dalam pekerjaan saya lalui dengan penuh semangat dan hati yang gembira, karena saya harus bisa menjaga kepercayaan yang diberikan perusahaan. Siang itu handphone saya berbunyi, sebuah pesan singkat masuk. Saya buka dan baca. "Jangan lupa, giliran keluarga anda yang ambil bagian untuk menyanyi lagu istimewa di kebaktian malam ini.", demikian kira-kira isinya. Berarti hari ini saya harus pulang lebih awal agar bisa bersama istri mempersiapkan diri terlebih dahulu. Saya segera menyelesaikan semua tugas yang tersisa. Bersamaan dengan itu ada e-mail yang masuk. "Tolong segera perbaiki laporan yang sudah kamu buat, saya tunggu sekarang.", demikian isi surat dari pimpinan yang kebetulan sedang berada di kantor pusat. Puji Tuhan, saya bisa selesaikan permintaannya dengan baik.
Tetapi baru saja saya merasa lega, satu jam kemudian sudah ada lagi e-mail yang masuk dari pimpinan. "Laporan kamu masih belum lengkap. Tolong diperbaiki segera.", demikian isi suratnya. Kali ini saya merasa khawatir, karena ada dua hal yang saya pikirkan. Jika laporan saya kurang memuaskan lagi, tentunya pimpinan akan melihat saya tidak mampu melakukan pekerjaan ini. Yang kedua, saya harus pulang lebih awal agar bisa melakukan tugas di gereja, padahal waktunya sudah sangat sempit. Akhirnya saya berdoa, "Tuhan tolonglah saya agar bisa menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik, dan saya tidak terlambat untuk datang di kebaktian malam ini.", demikian isi doa saya. Puji Tuhan, saya dapat menyelesaikan laporan dalam waktu 1 jam. Ketika saya selesai mengirimkan ke atasan, tidak lama kemudian dia membalas menyatakan dia sudah puas dengan laporan yang dibuat. Saya bersyukur karena pekerjaan bisa selesai dengan baik dan saya bisa menyampaikan lagu pujian pada kebaktian malam itu.
Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan agar kita mencari kerajaan surga terlebih dahulu agar segala sesuatu boleh dipertambahkan kepada kita. Setiap hari kita disibukkan oleh pekerjaan di kantor, di rumah dan di tempat lain. Setiap pagi rutinitas kita jalani, keluar dari rumah, kemacetan di jalan hingga kesibukan di tempat kita beraktifitas. Kita perlu kekuatan dan pertolongan untuk menjalani semua rutinitas harian ini. Tuhan menanti kita setiap hari untuk menyisihkan waktu bersama-Nya. Tuhan ingin kita mendengarkan Ia berbicara melalui firman-Nya dan Tuhan ingin mendengar kita berbicara kepada-Nya melalui doa. Bila kita mendahulukan Tuhan setiap hari dan memulai setiap pagi bersama-Nya, maka Ia akan memberikan kita kebijaksanaan untuk berhasil dan bersukacita dalam apa pun yang kita lakukan.
May God bless us every day !
If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Friday, July 31, 2009
Pemenjaraan dan Kematian Yohanes
Tepat pukul 19:30, Ibu Dahlia Hutauruk mengundang Jemaat Kemang Pratama menyanyikan lagu sion nomor 125, “Apakah Jangkarmu Akan Tahan” sebagai lagu pembukaan pada perbaktian Rabu Malam tanggal 29 Juli 2009. Setelah Ibu Dahlia melayangkan doa buka, keluarga Ricky Tambunan membawakan lagu pujian yang berjudul “Berserah Kepada Yesus”. Ibu Yunita Wuisan sebagai pembicara pada malam ini membawakan renungan dari Buku Kerinduan Segala Zaman atau Alfa dan Omega Jilid V Pasal 22, yang berjudul “Pemenjaraan dan Kematian Yohanes”. Dalam pasal ini terdapat dua hal mengenai Yohanes Pembaptis. Saat dia dipenjara, dan saat kematiannya.
Yohanes pembaptis adalah orang pertama yang mengabarkan mengenai kerajaan Kristus, dan dia juga orang yang pertama yang mengalami penderitaan sebagai konsekwensinya.
Dalam pekerjaannya, Yohanes tidak mengenal takut. Ia menegur semua orang, baik dari kalangan rendah maupun orang-orang besar. Ia juga menegur Herodes atas hubungannya dengan Herodias, istri saudaranya. Dan inilah yang membangkitkan amarah Herodias, sehingga membujuk Herodes untuk memasukkan Yohanes ke dalam penjara. Dari dalam penjara, Yohanes menantikan Singa dari Yehuda yang akan membebaskan bangsa Israel. Yohanes berharap Yesus mengambil tahta Daud dan menunjukkan kuasaNya. Namun bukan itu yang terjadi. Hal ini membuat murid-murid Yohanes bimbang dan bersikap tidak percaya kepada Yesus. Akhirnya, Yohanes mengutus dua muridnya untuk bertanya kepada Yesus, "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?". Yesus tidak menjawab pertanyaan Yohanes, namun, Yesus menjawab mereka, "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Jawaban Yesus ini telah cukup untuk membuktikan bahwa Yesus memang adalah Mesias yang ditunggu-tunggu.
Satu ketika, saat raja Herodes mengadakan pesta sambil bermabuk-mabukan. Herodias yang mempunyai suatu rencana jahat, telah mengirim anaknya Salome untuk menari dan menghibur para tamu. Hal ini membuat para tamu sangat senang dan memuji-muji Herodes. Hal inilah yang membuat Herodes berkata, "Minta dari padaku apa saja yang kau ingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kau minta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Dan atas arahan Herodias, ibunya, dimintanyalah kepala Yohanes Pembaptis di atas sebuah talam! Herodes tahu bahwa tindakan ini salah, namun karena bujukan yang keras dari Herodias, dan dia tidak mau dianggap seorang yang berpendirian lemah, dia tidak dapat berbuat apa-apa. Herodes berharap, ada orang yang dapat mencegah hal ini, namun akhirnya Yohanes dipancung dan kepalanya ditaruh di atas nampan. Memang, ada orang yang tahu bahwa orang itu tidak bersalah, tetapi takut untuk membelanya. Saat itu hati nurani tidak bekerja. Herodes mengalami hal ini. Yesus mengijinkan hal ini terjadi. Yesus tidak melepaskan Yohanes, karena Yesus tahu Yohanes akan dapat mengatasi ujian tersebut. Yesus mau melepaskan hamba-Nya yang setia itu, demi kepentingan beribu-ribu orang pada tahun-tahun mendatang yang harus juga mengalami penderitaan dan maut. Sebagai pengikut Kristus, setiap orang dapat meringkuk dalam penjara yang gelap, mati oleh pedang, kursi listrik, tiang gantungan. Banyak masalah yang akan kita hadapi dalam mempertahankan iman kita. Namun, walaupun kita menghadapi masalah, Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Apakah Jangkar kita akan tahan sampai Yesus datang? Hendaklah kita percaya bahwa Tuhan akan menyertai kita walaupun kita harus masuk kedalam penderitaan. “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:20.
Usai renungan yang dibawakan Ibu Yunita, beberapa orang bersaksi menyaksikan kebaikan Tuhan. Oma Tina mengucap syukur pada Tuhan karena akan memperoleh dua cucu, walaupun dokter pernah menyatakan bahwa menantunya tidak akan punya anak, sebab hormonnya terganggu. Ibu Ani Simanjuntak menyaksikan kebaikan Tuhan karena sudah memperoleh kesembuhan. Pokok-pokok doa yang diusulkan mengenai beberapa anggota yang sakit seperti Ibu Sunaryo, Sherly Situmorang, Bapak Eddy Iskandar dan Bapak Karamoy. Juga didoakan KPA-KPA, Rencana KKR Wilayah tanggal 29 Agustus 2009 mendatang, mendoakan pembicara KKR wilayah 4 yaitu Pendeta Johny Lubis, saudara-saudari yang baru dibaptis, anak-anak yang dalam pendidikan, dan Family Of the Month yaitu keluarga Ibu Etty Sukaryati. Doa syafaat dilayangkan oleh masing-masing kelompok doa. Kebaktian diakhiri dengan menyanyikan lagu “Janganlah Tawar Hatimu”, dilanjutkan dengan doa tutup oleh ibu Yunita Wuisan. Kemudian jemaat keluar dengan teratur dan bersalaman dengan pembicara dan pembawa acara. Puji Tuhan untuk malam kebaktian yang indah. Tuhan Yesus Memberkati !
Yohanes pembaptis adalah orang pertama yang mengabarkan mengenai kerajaan Kristus, dan dia juga orang yang pertama yang mengalami penderitaan sebagai konsekwensinya.
Dalam pekerjaannya, Yohanes tidak mengenal takut. Ia menegur semua orang, baik dari kalangan rendah maupun orang-orang besar. Ia juga menegur Herodes atas hubungannya dengan Herodias, istri saudaranya. Dan inilah yang membangkitkan amarah Herodias, sehingga membujuk Herodes untuk memasukkan Yohanes ke dalam penjara. Dari dalam penjara, Yohanes menantikan Singa dari Yehuda yang akan membebaskan bangsa Israel. Yohanes berharap Yesus mengambil tahta Daud dan menunjukkan kuasaNya. Namun bukan itu yang terjadi. Hal ini membuat murid-murid Yohanes bimbang dan bersikap tidak percaya kepada Yesus. Akhirnya, Yohanes mengutus dua muridnya untuk bertanya kepada Yesus, "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?". Yesus tidak menjawab pertanyaan Yohanes, namun, Yesus menjawab mereka, "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Jawaban Yesus ini telah cukup untuk membuktikan bahwa Yesus memang adalah Mesias yang ditunggu-tunggu.
Satu ketika, saat raja Herodes mengadakan pesta sambil bermabuk-mabukan. Herodias yang mempunyai suatu rencana jahat, telah mengirim anaknya Salome untuk menari dan menghibur para tamu. Hal ini membuat para tamu sangat senang dan memuji-muji Herodes. Hal inilah yang membuat Herodes berkata, "Minta dari padaku apa saja yang kau ingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kau minta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Dan atas arahan Herodias, ibunya, dimintanyalah kepala Yohanes Pembaptis di atas sebuah talam! Herodes tahu bahwa tindakan ini salah, namun karena bujukan yang keras dari Herodias, dan dia tidak mau dianggap seorang yang berpendirian lemah, dia tidak dapat berbuat apa-apa. Herodes berharap, ada orang yang dapat mencegah hal ini, namun akhirnya Yohanes dipancung dan kepalanya ditaruh di atas nampan. Memang, ada orang yang tahu bahwa orang itu tidak bersalah, tetapi takut untuk membelanya. Saat itu hati nurani tidak bekerja. Herodes mengalami hal ini. Yesus mengijinkan hal ini terjadi. Yesus tidak melepaskan Yohanes, karena Yesus tahu Yohanes akan dapat mengatasi ujian tersebut. Yesus mau melepaskan hamba-Nya yang setia itu, demi kepentingan beribu-ribu orang pada tahun-tahun mendatang yang harus juga mengalami penderitaan dan maut. Sebagai pengikut Kristus, setiap orang dapat meringkuk dalam penjara yang gelap, mati oleh pedang, kursi listrik, tiang gantungan. Banyak masalah yang akan kita hadapi dalam mempertahankan iman kita. Namun, walaupun kita menghadapi masalah, Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Apakah Jangkar kita akan tahan sampai Yesus datang? Hendaklah kita percaya bahwa Tuhan akan menyertai kita walaupun kita harus masuk kedalam penderitaan. “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:20.
Usai renungan yang dibawakan Ibu Yunita, beberapa orang bersaksi menyaksikan kebaikan Tuhan. Oma Tina mengucap syukur pada Tuhan karena akan memperoleh dua cucu, walaupun dokter pernah menyatakan bahwa menantunya tidak akan punya anak, sebab hormonnya terganggu. Ibu Ani Simanjuntak menyaksikan kebaikan Tuhan karena sudah memperoleh kesembuhan. Pokok-pokok doa yang diusulkan mengenai beberapa anggota yang sakit seperti Ibu Sunaryo, Sherly Situmorang, Bapak Eddy Iskandar dan Bapak Karamoy. Juga didoakan KPA-KPA, Rencana KKR Wilayah tanggal 29 Agustus 2009 mendatang, mendoakan pembicara KKR wilayah 4 yaitu Pendeta Johny Lubis, saudara-saudari yang baru dibaptis, anak-anak yang dalam pendidikan, dan Family Of the Month yaitu keluarga Ibu Etty Sukaryati. Doa syafaat dilayangkan oleh masing-masing kelompok doa. Kebaktian diakhiri dengan menyanyikan lagu “Janganlah Tawar Hatimu”, dilanjutkan dengan doa tutup oleh ibu Yunita Wuisan. Kemudian jemaat keluar dengan teratur dan bersalaman dengan pembicara dan pembawa acara. Puji Tuhan untuk malam kebaktian yang indah. Tuhan Yesus Memberkati !
Amazing Facts - 15 "Siapa Antikristus Itu ?"
Saat ini anda telah memasuki seri ke - 15 pelajaran Alkitab Amazing Facts yang berjudul "Siapa Antikristus Itu ?". Ajaklah sahabat-sahabat anda untuk belajar bersama dengan anda. Untuk kenyamanan anda membaca seri pelajaran Amazing Facts ini, klik tombol Full Screen di pojok kanan atas pelajaran ini untuk memperbesar halaman pelajaran. Setelah itu gunakan tombol + atau - untuk mengatur besaran halaman. Untuk kembali ke halaman website, klik tombol Full Screen kembali. Bila anda ingin mencetak pelajaran ini, gunakan tombol More, dan pilih Print untuk mencetak. Untuk down load pelajaran ini, gunakan tombol More dan pilih Save Document, pelajaran akan di down load, setelah itu anda dapat simpan ke dalam media pilihan anda. Atau, anda dapat membagikan pelajaran ini lewat e-mail dan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan lainnya dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah artikel ini. Selamat mempelajari !
Thursday, July 30, 2009
Melatih Kesabaran
1 Korintus 13 : 4 “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati…”
Meminjam istilah yang beredar di kalangan para karyawan yaitu “I hate Monday!”, mungkin itu juga yang saya rasakan. Sudah satu bulan ini kegiatan di kantor sangat padat, banyak sekali pesanan dari pelanggan yang masuk, tidak seperti biasanya. Senin pagi ini rasanya enggan memulai aktifitas. Melewati kemacetan jalan seperti biasa, akhirnya saya tiba di kantor. “Selamat pagi ibu…..bagaimana kabar hari ini?”, terdengar sapaan di telepon yang lumayan menyenangkan untuk memulai pekerjaan hari ini kata saya dalam hati. Kami bercakap-cakap sebentar. Baru saja telepon saya taruh kembali, “Kriinng..!! Kriiingg..!!”, saya angkat lagi telepon yang berdering. “Bagaimana sih bagian pengiriman…?? Masa kerjaan ringan begini saja tidak becus mengerjakannya !”, suara ketus pimpinan menutup telepon. Belum selesai saya menenteramkan hati karena terkejut dengan suara keras tadi, tiba-tiba si boss sudah muncul di ruangan kami. Dengan suara keras dan wajah yang tegang memarahi siapa saja yang dia temui, termasuk saya yang berada di dekatnya.
Sepanjang hari keadaan ini terus menerus berlangsung. Mengomel dan marah-marah tanpa tahu apa penyebabnya. Saya menenangkan diri dengan berdoa dalam hati, semoga beliau cepat tenang kembali. Walaupun kita tidak terlibat kesalahan, tapi jika sepanjang hari mendengar omelan, tentulah semangat kerja menjadi terganggu. “Si boss kenapa yaa…kok marah-marah terus?”, tanya teman saya. “Banyak pesanan dari pelanggan kok malah jadi susah sih…”, kata teman saya yang lain merasa heran dengan sikapnya. “Sudahlah, kita tidak usah menduga-duga, lebih baik kita berdoa saja supaya beliau segera tenang dan tidak marah-marah lagi.”, jawab saya. “Enak sekali ya jadi boss, bisa marah sesuka hati ! ha..ha..”, kata teman saya mencoba melucu. Menjelang sore hari ketika saya bersiap-siap untuk pulang, atasan saya memanggil. “Maaf, tadi saya agak di luar kontrol, merasa kesal sepanjang hari…, kamu jadi ikutan terkena imbasnya.”, katanya dengan wajah tulus. “Tidak apa-apa pak, mungkin bapak terlalu letih sehingga tidak bisa menahan diri bapak.”, jawab saya, “Terimakasih atas pengertian kamu.”, jawabnya. Saya pun pamit mohon diri. Saya percaya Tuhan bekerja di dalam hatinya, sehingga dia tergerak untuk segera menyadari kesalahannya.
Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa kasih itu sabar, kasih itu murah hati. Untuk melakukan kesabaran memang bukanlah hal yang mudah, karena seringkali kita tidak bisa menahan diri mengalahkan suara hati kita. Apalagi jika kita merasa dalam posisi yang benar, kita tergoda untuk tidak bisa menerima kenyataan yang berbeda, kita menjadi kesal, hilang kesabaran, dan amarah keluar kepada banyak orang. Tuhan mengajarkan agar kita untuk bersabar, karena itu akan mendatangkan kebaikan. Kita perlu belajar untuk sabar. Belajar untuk sabar berarti belajar untuk mengasihi orang lain tanpa syarat, belajar untuk menerima kekurangan orang lain, belajar untuk memaafkan orang lain bila mereka bertindak tidak sesuai harapan kita, belajar untuk menerima kenyataan pada saat yang kita inginkan tidak dapat kita peroleh. Kesabaran akan membawa sukacita bagi orang lain, dan juga bagi kita sendiri. Marilah kita melatih kesabaran meminta Tuhan memberikan kita kesanggupan untuk mengendalikan diri kita dan belajar untuk bersabar setiap hari.
Be patient and be glad !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahbat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.
Meminjam istilah yang beredar di kalangan para karyawan yaitu “I hate Monday!”, mungkin itu juga yang saya rasakan. Sudah satu bulan ini kegiatan di kantor sangat padat, banyak sekali pesanan dari pelanggan yang masuk, tidak seperti biasanya. Senin pagi ini rasanya enggan memulai aktifitas. Melewati kemacetan jalan seperti biasa, akhirnya saya tiba di kantor. “Selamat pagi ibu…..bagaimana kabar hari ini?”, terdengar sapaan di telepon yang lumayan menyenangkan untuk memulai pekerjaan hari ini kata saya dalam hati. Kami bercakap-cakap sebentar. Baru saja telepon saya taruh kembali, “Kriinng..!! Kriiingg..!!”, saya angkat lagi telepon yang berdering. “Bagaimana sih bagian pengiriman…?? Masa kerjaan ringan begini saja tidak becus mengerjakannya !”, suara ketus pimpinan menutup telepon. Belum selesai saya menenteramkan hati karena terkejut dengan suara keras tadi, tiba-tiba si boss sudah muncul di ruangan kami. Dengan suara keras dan wajah yang tegang memarahi siapa saja yang dia temui, termasuk saya yang berada di dekatnya.
Sepanjang hari keadaan ini terus menerus berlangsung. Mengomel dan marah-marah tanpa tahu apa penyebabnya. Saya menenangkan diri dengan berdoa dalam hati, semoga beliau cepat tenang kembali. Walaupun kita tidak terlibat kesalahan, tapi jika sepanjang hari mendengar omelan, tentulah semangat kerja menjadi terganggu. “Si boss kenapa yaa…kok marah-marah terus?”, tanya teman saya. “Banyak pesanan dari pelanggan kok malah jadi susah sih…”, kata teman saya yang lain merasa heran dengan sikapnya. “Sudahlah, kita tidak usah menduga-duga, lebih baik kita berdoa saja supaya beliau segera tenang dan tidak marah-marah lagi.”, jawab saya. “Enak sekali ya jadi boss, bisa marah sesuka hati ! ha..ha..”, kata teman saya mencoba melucu. Menjelang sore hari ketika saya bersiap-siap untuk pulang, atasan saya memanggil. “Maaf, tadi saya agak di luar kontrol, merasa kesal sepanjang hari…, kamu jadi ikutan terkena imbasnya.”, katanya dengan wajah tulus. “Tidak apa-apa pak, mungkin bapak terlalu letih sehingga tidak bisa menahan diri bapak.”, jawab saya, “Terimakasih atas pengertian kamu.”, jawabnya. Saya pun pamit mohon diri. Saya percaya Tuhan bekerja di dalam hatinya, sehingga dia tergerak untuk segera menyadari kesalahannya.
Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa kasih itu sabar, kasih itu murah hati. Untuk melakukan kesabaran memang bukanlah hal yang mudah, karena seringkali kita tidak bisa menahan diri mengalahkan suara hati kita. Apalagi jika kita merasa dalam posisi yang benar, kita tergoda untuk tidak bisa menerima kenyataan yang berbeda, kita menjadi kesal, hilang kesabaran, dan amarah keluar kepada banyak orang. Tuhan mengajarkan agar kita untuk bersabar, karena itu akan mendatangkan kebaikan. Kita perlu belajar untuk sabar. Belajar untuk sabar berarti belajar untuk mengasihi orang lain tanpa syarat, belajar untuk menerima kekurangan orang lain, belajar untuk memaafkan orang lain bila mereka bertindak tidak sesuai harapan kita, belajar untuk menerima kenyataan pada saat yang kita inginkan tidak dapat kita peroleh. Kesabaran akan membawa sukacita bagi orang lain, dan juga bagi kita sendiri. Marilah kita melatih kesabaran meminta Tuhan memberikan kita kesanggupan untuk mengendalikan diri kita dan belajar untuk bersabar setiap hari.
Be patient and be glad !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahbat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.
Allah Mengatur Di Belakang Layar
Hari Sabat 25 Juli 2009, jemaat Kemang Pratama telah mengikuti rangkaian kebaktian Sekolah Sabat, dan saatnya memasuki jam kebaktian khotbah. Kebaktian diawali dengan menyanyi lagu pembukaan “Maju Tentra Yesus”. Doa syafaat dilayangkan oleh Bapak Viertin Tobing. Bapak Lianto Napitupulu membacakan bacaan persembahan sebelum pundi-pundi persembahan dibawa oleh diakon kepada jemaat. Anak-anak pada Sabat ini menerima berkat melalui cerita anak-anak yang disampaikan oleh Ibu Dahlia Hutauruk yang menceritakan bahwa setiap orang akan menuai apa yang dia tabur. Anak-anak diajak untuk menabur setiap perbuatan baik, karena hasil yang baik akan mereka tuai. Usai mendengarkan cerita, anak-anak kembali duduk di tempat mereka masing-masing. Sebuah lagu yang merdu “Tuhan Pimpin Spanjang Jalan” dinyanyikan oleh Kwartet Pemudi. Fidella, Yoan, Friska dan Sari menyanyi dengan padu dan merdu. Bapak Sontani Purnama membacakan ayat inti yang diambil dari kitab Daniel 3 : 17-18. Pendeta R.Y. Hutauruk menyampaikan firman yang berjudul “Allah Mengatur Di Belakang Layar”.
Mengawali khotbahnya, Pendeta Hutauruk menekankan bahwa janji yang kita ucapkan pada saat kita akan dibaptiskan merupakan suatu janji yang patut kita ingat, yaitu untuk setia kepada Tuhan dan menjadi saksi bagi orang lain. Daniel dan sahabat-sahabatnya dibuang ke Babilon. Di sana mereka diberikan nama baru oleh raja untuk menghilangkan identitas mereka sebagai umat Allah. Tantangan diberikan mulai dari makanan, minuman hingga menyembah patung raja. Tetapi Daniel dan kawan-kawannya tetap setia pada janji mereka kepada Tuhan. Identitas baru melalui nama yang diberikan raja, tidak menghilangkan identitas mereka yang sesungguhnya sebagai pengikut Tuhan. Mereka tetap teguh berdiri mempertahankan kesetiaan mereka kepada Tuhan. Pendeta Hutauruk memberikan ilustrasi tentang perkebunan tebu yang habis terbakar, dan pemiliknya terancam bangkrut. Dengan rasa hampir putus asa, pemilik kebun mengambil sisa tebu yang hangus, dia mencicipi rasa tebu yang terbakar. Ternyata lebih manis dari biasanya. Dia mengambil tebu yang telah terbakar ke sebuah pabrik, yang ternyata tetap mau membeli tebu itu karena rasanya lebih manis. Setelah kejadian itu, penduduk banyak yang membakar tebu lebih dulu agar dapat hasil yang lebih manis.
Allah bekerja di balik setiap peristiwa kehidupan yang mungkin terlihat susah dan sulit. Kita tidak perlu putus asa atau menyerah, bila kesulitan menimpa. Kita jangan menyalahkan Tuhan untuk peristiwa yang tidak kita harapkan. Pengalaman Daniel dan kawan-kawannya menunjukkan bahwa Tuhan ada di balik layar peristiwa kehidupan. Allah siap menolong dan memberikan jalan keluar untuk setiap masalah yang kita hadapi. Kita patut meneladani sikap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Saat mereka bertiga dihadapkan pada piihan sulit dengan konsekwensi dihukum oleh raja, mereka mengatakan bahwa Allah sanggup melepaskan mereka, tetapi kalaupun tidak demikian, maka mereka tetap memilih untuk setia kepada Tuhan. Luar biasa ! Pendeta Hutauruk mengajak kita semua untuk percaya bahwa Allah ada di balik layar peristiwa yang kita alami. Kita percaya penuh kepada-Nya dan Tuhan akan menunjukkan keajaiban kuasa-Nya melepaskan kita dari setiap kesulitan yang kita hadapi. Puji Tuhan untuk firman yang memberi berkat sukacita pada Sabat ini.
Mengawali khotbahnya, Pendeta Hutauruk menekankan bahwa janji yang kita ucapkan pada saat kita akan dibaptiskan merupakan suatu janji yang patut kita ingat, yaitu untuk setia kepada Tuhan dan menjadi saksi bagi orang lain. Daniel dan sahabat-sahabatnya dibuang ke Babilon. Di sana mereka diberikan nama baru oleh raja untuk menghilangkan identitas mereka sebagai umat Allah. Tantangan diberikan mulai dari makanan, minuman hingga menyembah patung raja. Tetapi Daniel dan kawan-kawannya tetap setia pada janji mereka kepada Tuhan. Identitas baru melalui nama yang diberikan raja, tidak menghilangkan identitas mereka yang sesungguhnya sebagai pengikut Tuhan. Mereka tetap teguh berdiri mempertahankan kesetiaan mereka kepada Tuhan. Pendeta Hutauruk memberikan ilustrasi tentang perkebunan tebu yang habis terbakar, dan pemiliknya terancam bangkrut. Dengan rasa hampir putus asa, pemilik kebun mengambil sisa tebu yang hangus, dia mencicipi rasa tebu yang terbakar. Ternyata lebih manis dari biasanya. Dia mengambil tebu yang telah terbakar ke sebuah pabrik, yang ternyata tetap mau membeli tebu itu karena rasanya lebih manis. Setelah kejadian itu, penduduk banyak yang membakar tebu lebih dulu agar dapat hasil yang lebih manis.
Allah bekerja di balik setiap peristiwa kehidupan yang mungkin terlihat susah dan sulit. Kita tidak perlu putus asa atau menyerah, bila kesulitan menimpa. Kita jangan menyalahkan Tuhan untuk peristiwa yang tidak kita harapkan. Pengalaman Daniel dan kawan-kawannya menunjukkan bahwa Tuhan ada di balik layar peristiwa kehidupan. Allah siap menolong dan memberikan jalan keluar untuk setiap masalah yang kita hadapi. Kita patut meneladani sikap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Saat mereka bertiga dihadapkan pada piihan sulit dengan konsekwensi dihukum oleh raja, mereka mengatakan bahwa Allah sanggup melepaskan mereka, tetapi kalaupun tidak demikian, maka mereka tetap memilih untuk setia kepada Tuhan. Luar biasa ! Pendeta Hutauruk mengajak kita semua untuk percaya bahwa Allah ada di balik layar peristiwa yang kita alami. Kita percaya penuh kepada-Nya dan Tuhan akan menunjukkan keajaiban kuasa-Nya melepaskan kita dari setiap kesulitan yang kita hadapi. Puji Tuhan untuk firman yang memberi berkat sukacita pada Sabat ini.
Amazing Facts - 14 "Apakah Penurutan Itu Legalisme?"
Hari ini anda memasuki seri ke - 14 pelajaran Alkitab Amazing Facts yang berjudul "Apakah Penurutan Itu Legalisme?". Undanglah sahabat-sahabat anda untuk belajar bersama dengan anda. Untuk kenyamanan anda membaca seri pelajaran Amazing Facts ini, klik tombol Full Screen di pojok kanan atas pelajaran ini untuk memperbesar halaman pelajaran. Setelah itu gunakan tombol + atau - untuk mengatur besaran halaman. Untuk kembali ke halaman website, klik tombol Full Screen kembali. Bila anda ingin mencetak pelajaran ini, gunakan tombol More, dan pilih Print untuk mencetak. Untuk down load pelajaran ini, gunakan tombol More dan pilih Save Document, pelajaran akan di down load, setelah itu anda dapat simpan ke dalam media pilihan anda. Atau, anda dapat membagikan pelajaran ini lewat e-mail dan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan lainnya dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah artikel ini. Selamat mempelajari !
Wednesday, July 29, 2009
Menjaga Integritas
1 Timotius 6:10 “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Selesai menamatkan pendidikan di bangku universitas, dengan giat saya segera mencari pekerjaan. Tidak sabar rasanya ingin menikmati hasil keringat sendiri dan merasakan seperti apa rasanya dunia pekerjaan. Setelah satu minggu saya membuat lamaran, akhirnya saya berhasil mendapat panggilan interview dari satu perusahaan. Semua tahapan interview saya ikuti, dan akhirnya berhasil diterima bekerja di perusahaan itu. “Papi…, saya sudah diterima bekerja, dan minggu depan sudah bisa mulai bekerja!”, kabar baik ini saya sampaikan kepada orangtua saya. “Puji Tuhan, semoga kamu bisa bekerja dengan baik sehingga sukses dalam pekerjaan.”, kata ayah saya menyambut gembira kabar baik ini. Hari-hari berjalan dengan baik. Banyak hal yang saya pelajari di perusahaan ini. Setelah beberapa tahun bekerja, suatu hari saya mendapat panggilan dari atasan. “Perusahaan melihat anda bisa bekerja dengan baik, jujur, dan dapat bekerja sama dengan baik. Mulai bulan depan, anda dipromosikan ke posisi barum yaitu di bagian pembelian.”, suara atasan mengejutkan saya, tapi ini adalah kejutan yang menyenangkan. “Terimakasih pak atas kepercayaan perusahaan kepada saya! Terus terang saya tidak menyangka… Saya akan menjaga kepercayaan yang diberikan pada saya.”, jawab saya meyakinkan pimpinan.
“Jangan lupa pertahankan kejujuran dan keadilan, karena tempat dimana kamu bekerja nanti dikenal sebagai tempat yang banyak godaannya.”, jawabnya dengan senyuman. “Saya akan selalu mengingat pesan bapak!”, kata saya lagi. Baru beberapa hari saya di posisi ini saya sudah harus melakukan negosiasi dengan pemasok bahan baku. “Jika bapak mau menggunakan produk kami ini, maka kami akan memberikan kepada bapak komisi 3-5% dari total pembelian nanti.”, kata supplier yang bertemu saya siang itu. Tentu saja saya tidak sependapat dengan penawarannya. “Maaf pak, di dalam perusahaan kami sudah ada standard penggunaan produk. Bapak harus melewati tahapan tersebut, sehingga bisa terlihat kelayakan dari produk yang bapak jual!”, jawab saya dengan tenang. “Tapi pak, komisi ini tidak ada hubunganya dengan perusahaan. Komisi ini adalah tanda terimakasih kami kepada bapak. Kami jamin, pihak management ataupun rekan-rekan anda tidak akan mengetahuinya.”, jawabnya setengah memaksa. “Sekali lagi maaf pak, saya tidak bisa melakukannya. Semua harus dilakukan sesuai prosedur, , saya harap bapak bisa mengerti.”,jawab saya kini dengan nada tegas. Setelah supplier itu pulang, saya bisa bernafas lega. Saya bisa mempertahankan pesan orang tua serta atasan saya, terutama pesan dalam firman Tuhan sehingga saya bisa terbebas dari godaan.
Ayat renungan pada hari ini mengatakan bahwa akar segala kejahatan adalah cinta uang, yang membuat orang menyimpang dari kebenaran dan mendapatkan kesusahan dengan memburunya. Uang dipakai untuk menunjang hidup kita. Namun kemewahan yang ditawarkan dunia, kenyamanan dan kemudahan yang tampaknya nikmat, membuat banyak orang mencintai uang, bahkan memburu uang dengan cara yang tidak halal sekali pun. Masa depan, kepercayaan dan nama baik pun dikorbankan demi mengejar uang. Cinta akan uang dapat membuka jalan terhadap segala jenis kejahatan. Sebagai umat Tuhan, biarlah kita selalu mengingat nasehat Tuhan, agar kita boleh menahan diri terhadap godaan untuk cinta akan uang. Kita jaga integritas kita dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada kita setiap hari. Satu saat kita harus mempertanggungjawabkan kepada Tuhan apa yang kita lakukan. Marilah kita memilih untuk mencintai Tuhan lebih dari segalanya, setiap hari.
Have a wonderful day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat-sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.
Selesai menamatkan pendidikan di bangku universitas, dengan giat saya segera mencari pekerjaan. Tidak sabar rasanya ingin menikmati hasil keringat sendiri dan merasakan seperti apa rasanya dunia pekerjaan. Setelah satu minggu saya membuat lamaran, akhirnya saya berhasil mendapat panggilan interview dari satu perusahaan. Semua tahapan interview saya ikuti, dan akhirnya berhasil diterima bekerja di perusahaan itu. “Papi…, saya sudah diterima bekerja, dan minggu depan sudah bisa mulai bekerja!”, kabar baik ini saya sampaikan kepada orangtua saya. “Puji Tuhan, semoga kamu bisa bekerja dengan baik sehingga sukses dalam pekerjaan.”, kata ayah saya menyambut gembira kabar baik ini. Hari-hari berjalan dengan baik. Banyak hal yang saya pelajari di perusahaan ini. Setelah beberapa tahun bekerja, suatu hari saya mendapat panggilan dari atasan. “Perusahaan melihat anda bisa bekerja dengan baik, jujur, dan dapat bekerja sama dengan baik. Mulai bulan depan, anda dipromosikan ke posisi barum yaitu di bagian pembelian.”, suara atasan mengejutkan saya, tapi ini adalah kejutan yang menyenangkan. “Terimakasih pak atas kepercayaan perusahaan kepada saya! Terus terang saya tidak menyangka… Saya akan menjaga kepercayaan yang diberikan pada saya.”, jawab saya meyakinkan pimpinan.
“Jangan lupa pertahankan kejujuran dan keadilan, karena tempat dimana kamu bekerja nanti dikenal sebagai tempat yang banyak godaannya.”, jawabnya dengan senyuman. “Saya akan selalu mengingat pesan bapak!”, kata saya lagi. Baru beberapa hari saya di posisi ini saya sudah harus melakukan negosiasi dengan pemasok bahan baku. “Jika bapak mau menggunakan produk kami ini, maka kami akan memberikan kepada bapak komisi 3-5% dari total pembelian nanti.”, kata supplier yang bertemu saya siang itu. Tentu saja saya tidak sependapat dengan penawarannya. “Maaf pak, di dalam perusahaan kami sudah ada standard penggunaan produk. Bapak harus melewati tahapan tersebut, sehingga bisa terlihat kelayakan dari produk yang bapak jual!”, jawab saya dengan tenang. “Tapi pak, komisi ini tidak ada hubunganya dengan perusahaan. Komisi ini adalah tanda terimakasih kami kepada bapak. Kami jamin, pihak management ataupun rekan-rekan anda tidak akan mengetahuinya.”, jawabnya setengah memaksa. “Sekali lagi maaf pak, saya tidak bisa melakukannya. Semua harus dilakukan sesuai prosedur, , saya harap bapak bisa mengerti.”,jawab saya kini dengan nada tegas. Setelah supplier itu pulang, saya bisa bernafas lega. Saya bisa mempertahankan pesan orang tua serta atasan saya, terutama pesan dalam firman Tuhan sehingga saya bisa terbebas dari godaan.
Ayat renungan pada hari ini mengatakan bahwa akar segala kejahatan adalah cinta uang, yang membuat orang menyimpang dari kebenaran dan mendapatkan kesusahan dengan memburunya. Uang dipakai untuk menunjang hidup kita. Namun kemewahan yang ditawarkan dunia, kenyamanan dan kemudahan yang tampaknya nikmat, membuat banyak orang mencintai uang, bahkan memburu uang dengan cara yang tidak halal sekali pun. Masa depan, kepercayaan dan nama baik pun dikorbankan demi mengejar uang. Cinta akan uang dapat membuka jalan terhadap segala jenis kejahatan. Sebagai umat Tuhan, biarlah kita selalu mengingat nasehat Tuhan, agar kita boleh menahan diri terhadap godaan untuk cinta akan uang. Kita jaga integritas kita dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada kita setiap hari. Satu saat kita harus mempertanggungjawabkan kepada Tuhan apa yang kita lakukan. Marilah kita memilih untuk mencintai Tuhan lebih dari segalanya, setiap hari.
Have a wonderful day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat-sahabat anda dengan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.
Perkemahan Pathfinder (Bag. 5): Selamat Tinggal Coban Rondo !
Matahari belum lagi menampakkan dirinya di area Kampore Pathfinder di Coban Rondo, saat kami terbangun di hari Jumat 3 Juli 2009 ini. Di sekitar tenda gereja Kemang Pratama sudah mulai ramai. Bermodalkan jaket yang hangat, kami bangkit untuk mengikuti renungan pagi. Udara dingin yang menusuk tidak kami rasakan, karena kehangatan firman Tuhan dan lagu pujian yang kami nyanyikan di pagi itu. Sungguh pagi yang indah bagi semua peserta ! Usai renungan pagi, kami bergegas untuk mandi dan sarapan pagi. Makanan yang hangat kami santap dengan lahap. Rasanya enak sekali dan memberikan kesegaran untuk kami memulai kegiatan hari ini. Acara hari ini telah menanti. Kami bersiap-siap untuk mengikuti track and trail. Kami tergabung dengan Pathfinder dari jemaat Kiwi. Di kelompok kami ada 20 orang, termasuk dua orang Pembina.
Kami harus mengikuti petunjuk yang diberikan di sepanjang jalan. Terkadang bingung harus mengambil arah jalan yang mana. Kami menebak-nebak apakah sesuatu yang kami temukan di jalan adalah petunjuk yang benar atau hanya perkiraan kami saja. Hehehe....ada juga yang kami kira petunjuk, ternyata bukan yang dibuat oleh panitia. Semua kami mengikuti dengan penuh kerja sama dan gembira. Satu per satu pos dapat kami lalui dengan baik. Dan kami tiba di garis akhir dengan baik. Hari sudah siang, kami pun bergegas kembali ke tenda untuk makan siang dan beristirahat. Di sore hari kami bersiap-siap untuk memasuki hari Sabat.
Hari Sabat 4 Juli, kami semua bersiap untuk mengikuti kebaktian bersama di tempat utama yang telah disiapkan panitia. Kami dipenuhi dengan sukacita karena dua sahabat kami akan menerima baptisan suci. Raissa Maringka dan Timotius Tambunan telah memutuskan untuk menerima Yesus melalui baptisan suci. Janji baptisan diucapkan Raissa dan Timotius bersama dengan seorang sahabat yang lain yang turut dibaptiskan. Kemudian mereka melangkah ke kolam baptisan yang telah dibuat oleh panitia. Kami bernyanyi dengan sukacita mengiringi ketiga orang sahabat kami. Satu per satu mereka diselamkan dan diangkat keluar dari air. Tampak wajah sukacita karena mereka telah menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka.
Hari Sabat ini kami mendengarkan firman yang sangat baik dan bersemangat dari Pendeta H.I . Missah, Wakil Direktur Pemuda Advent General Conference. Pendeta Missah mengajak kita semua Pathfinder untuk menjadi pemuda-pemudi yang tidak gentar untuk berdiri teguh di dalam kebenaran Tuhan. Banyak tantangan yang akan dihadapi, namun bila kita bersama dengan Tuhan dan bergantung kepada-Nya, kita akan sanggup untuk tetap berdiri setia hingga Yesus datang. Sesuai tema kampore “Courage To Stand”, Pendeta Missah mendorong semua Pathfinder untuk tetap berani berdiri teguh di dalam Yesus. Firman yang penuh berkat telah memberikan semangat kepada semua peserta Kampore Pathfinder di Coban Rondo Malang ini. Puji Tuhan !
Seluruh rangkaian Kampore Pathfinder Uni Indonesia Kawasan Barat berakhir dengan acara api unggun pada malam Minggu. Semua bersukacita dengan kesempatan mengikuti kampore yang penuh makna dan kenangan indah. Minggu pagi kami semua berkemas-kemas, membereskan tenda dan barang-barang bawaan. Semua dimasukkan dengan rapih ke dalam mobil. Kami berdoa bersama sebelum meninggalkan area Kampore Coban Rondo. Satu per satu mobil berangkat meninggalkan tempat yang telah kami gunakan beberapa hari ini untuk menimba pengalaman, bersahabat, dan memperoleh pengetahuan. Selamat tinggal Coban Rondo ! Sampai jumpa di kampore berikutnya !
Kami harus mengikuti petunjuk yang diberikan di sepanjang jalan. Terkadang bingung harus mengambil arah jalan yang mana. Kami menebak-nebak apakah sesuatu yang kami temukan di jalan adalah petunjuk yang benar atau hanya perkiraan kami saja. Hehehe....ada juga yang kami kira petunjuk, ternyata bukan yang dibuat oleh panitia. Semua kami mengikuti dengan penuh kerja sama dan gembira. Satu per satu pos dapat kami lalui dengan baik. Dan kami tiba di garis akhir dengan baik. Hari sudah siang, kami pun bergegas kembali ke tenda untuk makan siang dan beristirahat. Di sore hari kami bersiap-siap untuk memasuki hari Sabat.
Hari Sabat 4 Juli, kami semua bersiap untuk mengikuti kebaktian bersama di tempat utama yang telah disiapkan panitia. Kami dipenuhi dengan sukacita karena dua sahabat kami akan menerima baptisan suci. Raissa Maringka dan Timotius Tambunan telah memutuskan untuk menerima Yesus melalui baptisan suci. Janji baptisan diucapkan Raissa dan Timotius bersama dengan seorang sahabat yang lain yang turut dibaptiskan. Kemudian mereka melangkah ke kolam baptisan yang telah dibuat oleh panitia. Kami bernyanyi dengan sukacita mengiringi ketiga orang sahabat kami. Satu per satu mereka diselamkan dan diangkat keluar dari air. Tampak wajah sukacita karena mereka telah menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka.
Hari Sabat ini kami mendengarkan firman yang sangat baik dan bersemangat dari Pendeta H.I . Missah, Wakil Direktur Pemuda Advent General Conference. Pendeta Missah mengajak kita semua Pathfinder untuk menjadi pemuda-pemudi yang tidak gentar untuk berdiri teguh di dalam kebenaran Tuhan. Banyak tantangan yang akan dihadapi, namun bila kita bersama dengan Tuhan dan bergantung kepada-Nya, kita akan sanggup untuk tetap berdiri setia hingga Yesus datang. Sesuai tema kampore “Courage To Stand”, Pendeta Missah mendorong semua Pathfinder untuk tetap berani berdiri teguh di dalam Yesus. Firman yang penuh berkat telah memberikan semangat kepada semua peserta Kampore Pathfinder di Coban Rondo Malang ini. Puji Tuhan !
Seluruh rangkaian Kampore Pathfinder Uni Indonesia Kawasan Barat berakhir dengan acara api unggun pada malam Minggu. Semua bersukacita dengan kesempatan mengikuti kampore yang penuh makna dan kenangan indah. Minggu pagi kami semua berkemas-kemas, membereskan tenda dan barang-barang bawaan. Semua dimasukkan dengan rapih ke dalam mobil. Kami berdoa bersama sebelum meninggalkan area Kampore Coban Rondo. Satu per satu mobil berangkat meninggalkan tempat yang telah kami gunakan beberapa hari ini untuk menimba pengalaman, bersahabat, dan memperoleh pengetahuan. Selamat tinggal Coban Rondo ! Sampai jumpa di kampore berikutnya !
Empat Jiwa Menerima Yesus
Hari Sabat 25 Juli 2009, jemaat Kemang Pratama merasakan sukacita besar. Empat jiwa telah memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Bapak Errie Erman Soedarmadi, Resha Errahasa, Niken Murbaningsih dan Nico Putra Dewa yang selama ini telah mengikuti seri pelajaran alkitab bersama Pendeta R.Y. Hutauruk, menyatakan siap untuk dibaptis. Mereka adalah bagian dari keluarga Bapak Errie Erman Soedarmadi. Resha adalah putra dari keluarga Errie, yang menikah dengan Niken. Sementara Nico adalah adik dari Niken.
Diakon dan diakones mempersiapkan semua yang diperlukan untuk baptisan. Doa khusus dilayangkan Pendeta Hutauruk kepada semua calon baptisan, sebelum mereka mengikuti upacara ini. Pendeta Hutauruk memasuki kolam baptisan. Bapak Errie melangkah memasuki kolam baptisan diiringi oleh Bapak David Tampubolon, pemimpin diakon jemaat. Terasa suasana bahagia saat Ibu Errie dan anak-anak menyaksikan suami dan ayah mereka diselamkan dan keluar dari kolam baptisan dengan wajah penuh sukacita. Nico kemudian melangkah masuk dan menerima baptisan. Diikuti oleh Niken yang diiringi oleh Ibu Tina Wira, diakones jemaat. Pendeta Hutauruk menyambut Resha sebagai penerima baptisan yang terakhir hari Sabat ini. Jemaat menundukkan kepala dengan bahagia, dan melayangkan doa bersama yang dipimpin oleh Pendeta Hutauruk di akhir baptisan.
Memasuki jam kebaktian khotbah, Bapak Sontani Purnama memanggil satu per satu yang baru menerima baptisan untuk maju ke depan. Termasuk yang dipanggil ke depan adalah dua orang remaja yaitu Raissa Maringka dan Timotius Tambunan. Raissa dan Timotius telah menerima baptisan saat mereka mengikuti Kampore Pathfinder Uni Indonesia Kawasan Barat di Coban Rondo, Malang, tanggal 4 Juli 2009 yang lalu. Mewakili jemaat, Bapak Wilson menyampaikan ucapan selamat kepada ke enam orang yang telah menerima baptisan. Bapak Christian Siboro turut menyampaikan selamat dan mengajak supaya semua tetap setia hingga akhir. Bapak Asto Sulasta, sekretaris jemaat, memberikan kenang-kenangan kepada semua berupa alkitab dan lagu sion. Di akhir acara, Pendeta Hutauruk menyampaikan agar kita semua boleh saling menolong jiwa-jiwa yang baru menerima baptisan agar mereka terus dikuatkan hingga Yesus datang. Puji Tuhan untuk jiwa yang telah menyerahkan diri mereka di Sabat ini !
Diakon dan diakones mempersiapkan semua yang diperlukan untuk baptisan. Doa khusus dilayangkan Pendeta Hutauruk kepada semua calon baptisan, sebelum mereka mengikuti upacara ini. Pendeta Hutauruk memasuki kolam baptisan. Bapak Errie melangkah memasuki kolam baptisan diiringi oleh Bapak David Tampubolon, pemimpin diakon jemaat. Terasa suasana bahagia saat Ibu Errie dan anak-anak menyaksikan suami dan ayah mereka diselamkan dan keluar dari kolam baptisan dengan wajah penuh sukacita. Nico kemudian melangkah masuk dan menerima baptisan. Diikuti oleh Niken yang diiringi oleh Ibu Tina Wira, diakones jemaat. Pendeta Hutauruk menyambut Resha sebagai penerima baptisan yang terakhir hari Sabat ini. Jemaat menundukkan kepala dengan bahagia, dan melayangkan doa bersama yang dipimpin oleh Pendeta Hutauruk di akhir baptisan.
Memasuki jam kebaktian khotbah, Bapak Sontani Purnama memanggil satu per satu yang baru menerima baptisan untuk maju ke depan. Termasuk yang dipanggil ke depan adalah dua orang remaja yaitu Raissa Maringka dan Timotius Tambunan. Raissa dan Timotius telah menerima baptisan saat mereka mengikuti Kampore Pathfinder Uni Indonesia Kawasan Barat di Coban Rondo, Malang, tanggal 4 Juli 2009 yang lalu. Mewakili jemaat, Bapak Wilson menyampaikan ucapan selamat kepada ke enam orang yang telah menerima baptisan. Bapak Christian Siboro turut menyampaikan selamat dan mengajak supaya semua tetap setia hingga akhir. Bapak Asto Sulasta, sekretaris jemaat, memberikan kenang-kenangan kepada semua berupa alkitab dan lagu sion. Di akhir acara, Pendeta Hutauruk menyampaikan agar kita semua boleh saling menolong jiwa-jiwa yang baru menerima baptisan agar mereka terus dikuatkan hingga Yesus datang. Puji Tuhan untuk jiwa yang telah menyerahkan diri mereka di Sabat ini !
Amazing Facts - 13 "Pedoman Hidup Sehat Dari Tuhan"
Hari ini anda memasuki seri ke - 13 pelajaran Alkitab Amazing Facts yang berjudul "Pedoman Hidup Sehat Dari Tuhan". Hidup sehat adalah dambaan setiap orang. Apa saja yang Tuhan sudah ajarkan agar kita dapat hidup sehat ? Undanglah sahabat-sahabat anda untuk belajar bersama dengan anda. Untuk kenyamanan anda membaca seri pelajaran Amazing Facts ini, klik tombol Full Screen di pojok kanan atas pelajaran ini untuk memperbesar halaman pelajaran. Setelah itu gunakan tombol + atau - untuk mengatur besaran halaman. Untuk kembali ke halaman website, klik tombol Full Screen kembali. Bila anda ingin mencetak pelajaran ini, gunakan tombol More, dan pilih Print untuk mencetak. Untuk down load pelajaran ini, gunakan tombol More dan pilih Save Document, pelajaran akan di down load, setelah itu anda dapat simpan ke dalam media pilihan anda. Atau, anda dapat membagikan pelajaran ini lewat e-mail dan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan lainnya dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah artikel ini. Selamat mempelajari !
Tuesday, July 28, 2009
Bapa, Engkau Sungguh Baik !
Efesus 3:20 "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita"
Pagi ini seperti biasa saya menuju ke kantor dengan menumpang kendaraan milik orang lain bersama dengan penumpang lain, atau istilah populernya "omprengan". Ketika sedang menunggu, telepon genggam saya berbunyi. "Sudah ada di mana bu? Saya sudah lama tunggu di pintu tol, kok belum muncul-muncul juga nih?", tanya salah seorang teman saya yang biasa menumpang bersama. "Sabar ya mbak, bapak yang biasa bawa mobilnya tidak datang. Jadi saya lagi tunggu omprengan yang lain... Tenang saja, enggak akan ditinggal kok!", jawab saya menenangkannya. "Syukur deh kalau begitu, aku sudah khawatir jangan-jangan sudah ketinggalan. Aku tunggu disini yaaa...", jawab teman saya riang. Tidak berapa lama datanglah sebuah mobil menghampiri kami. "Waduh gawat, yang datang malah omprengan bapak yang suka ngebut!", kata teman seperjalanan saya menggerutu tidak senang. "Aku enggak mau ah kalau disuruh duduk di depan! Dia kan kalau bawa mobil suka ngebut, seram ah!", kata yang lain lagi. "Ayo, cepat naik! Nanti keburu macet nih..!", bapak pemilik omprengan mengajak penumpang yang masih berdiri di luar mobil. "Yang muda duduk di depan ya...!", ujar seorang ibu yang ikut penumpang. Karena saya yang paling muda dari semua, maka teman-teman mendesak agar saya duduk di depan. Sebenarnya saya tidak mau, tetapi karena tidak enak oleh desakan mereka dan karena takut terlambat, terpaksa saya menurutinya.
Seperti yang kami sudah duga, bapak ini membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Caranya membawa mobil juga sangat berbahaya. Berulang kali saya mengingatkan dia, tapi bapak ini tidak perduli. "Tenang saja mbak..., yang penting kita bisa sampai dengan cepat !", katanya sambil tertawa. Di salah satu ruas jalan tol, mobil kami terasa oleng. "Pak..pak..! Kenapa mobilnya jadi begini?", tanya saya mulai khawatir. Tetapi dia tidak menjawab. Saya berdoa di dalam hati ‚ "Tuhan tolong jaga saya!" Saat itu saya melihat pak supir mulai kehilangan kendali... dia membanting mobil ke arah kiri dan... mobil pun terbalik !! Dengan cepat mobil kami terseret ke belakang, hampir menabrak pembatas jalan yang dapat menyeret mobil jatuh ke bawah dari ketinggian 10 meter ! Saya merasakan mobil terbanting..., terseret..., yang akhirnya saat berhenti terdengar berbagai bunyi benturan, dan bunyi kaca mobil yang pecah. Satu per satu kami mulai berusaha dengan susah payah untuk keluar dari mobil. Saya sendiri segera memeriksa diri dan saya sangat terkejut, ternyata tidak terdapat luka apapun! Padahal saya duduk di depan. Dengan hati-hati, dibantu oleh penumpang lain yang tidak terluka, saya keluar dari mobil. Di luar saya melihat bagaimana 3 orang teman-teman yang lain terluka parah. Ada yang kakinya patah, ada juga yang tangannya patah. Pak supir sendiri di lengan sebelah kanannya robek. Darah berceceran di mana-mana, sangat mengerikan! Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika mobil ini menabrak pembatas jembatan layang, tentunya kami semua tidak akan selamat. "Tuhan, Engkau begitu ajaib! Tangan kuasa-Mu menahan mobil ini sehingga tidak terlempar ke bawah. Terima kasih Tuhan!", demikian doa yang saya layangkan saat itu.
Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan hanya Dialah yang dapat melakukan hal yang jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan. Sepanjang hari kita tentunya menghadapi aneka kegiatan yang berbeda-beda. Kita tentu mengharapkan agar semua berjalan dengan baik seperti yang kita harapkan. Namun ada hal-hal yang dapat terjadi di luar kendali kita. Keinginan kita agar semua berjalan dengan baik, mungkin saja tidak bisa terwujud. Di saat kita sepertinya tidak berdaya, Tuhan memiliki kuasa yang jauh lebih banyak dari pada yang kita pikirkan, bahkan lebih dari yang kita telah doakan. Kita patut bersyukur untuk setiap kebesaran Tuhan dalam kehidupan kita, karena Dia memiliki kendali untuk semua yang kita lakukan. Marilah kita memulai setiap pagi yang baru dengan menyerahkan diri kita selalu ke dalam tangan Tuhan, agar kita boleh melihat betapa Tuhan begitu ajaib !
Have a nice day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.
Pagi ini seperti biasa saya menuju ke kantor dengan menumpang kendaraan milik orang lain bersama dengan penumpang lain, atau istilah populernya "omprengan". Ketika sedang menunggu, telepon genggam saya berbunyi. "Sudah ada di mana bu? Saya sudah lama tunggu di pintu tol, kok belum muncul-muncul juga nih?", tanya salah seorang teman saya yang biasa menumpang bersama. "Sabar ya mbak, bapak yang biasa bawa mobilnya tidak datang. Jadi saya lagi tunggu omprengan yang lain... Tenang saja, enggak akan ditinggal kok!", jawab saya menenangkannya. "Syukur deh kalau begitu, aku sudah khawatir jangan-jangan sudah ketinggalan. Aku tunggu disini yaaa...", jawab teman saya riang. Tidak berapa lama datanglah sebuah mobil menghampiri kami. "Waduh gawat, yang datang malah omprengan bapak yang suka ngebut!", kata teman seperjalanan saya menggerutu tidak senang. "Aku enggak mau ah kalau disuruh duduk di depan! Dia kan kalau bawa mobil suka ngebut, seram ah!", kata yang lain lagi. "Ayo, cepat naik! Nanti keburu macet nih..!", bapak pemilik omprengan mengajak penumpang yang masih berdiri di luar mobil. "Yang muda duduk di depan ya...!", ujar seorang ibu yang ikut penumpang. Karena saya yang paling muda dari semua, maka teman-teman mendesak agar saya duduk di depan. Sebenarnya saya tidak mau, tetapi karena tidak enak oleh desakan mereka dan karena takut terlambat, terpaksa saya menurutinya.
Seperti yang kami sudah duga, bapak ini membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Caranya membawa mobil juga sangat berbahaya. Berulang kali saya mengingatkan dia, tapi bapak ini tidak perduli. "Tenang saja mbak..., yang penting kita bisa sampai dengan cepat !", katanya sambil tertawa. Di salah satu ruas jalan tol, mobil kami terasa oleng. "Pak..pak..! Kenapa mobilnya jadi begini?", tanya saya mulai khawatir. Tetapi dia tidak menjawab. Saya berdoa di dalam hati ‚ "Tuhan tolong jaga saya!" Saat itu saya melihat pak supir mulai kehilangan kendali... dia membanting mobil ke arah kiri dan... mobil pun terbalik !! Dengan cepat mobil kami terseret ke belakang, hampir menabrak pembatas jalan yang dapat menyeret mobil jatuh ke bawah dari ketinggian 10 meter ! Saya merasakan mobil terbanting..., terseret..., yang akhirnya saat berhenti terdengar berbagai bunyi benturan, dan bunyi kaca mobil yang pecah. Satu per satu kami mulai berusaha dengan susah payah untuk keluar dari mobil. Saya sendiri segera memeriksa diri dan saya sangat terkejut, ternyata tidak terdapat luka apapun! Padahal saya duduk di depan. Dengan hati-hati, dibantu oleh penumpang lain yang tidak terluka, saya keluar dari mobil. Di luar saya melihat bagaimana 3 orang teman-teman yang lain terluka parah. Ada yang kakinya patah, ada juga yang tangannya patah. Pak supir sendiri di lengan sebelah kanannya robek. Darah berceceran di mana-mana, sangat mengerikan! Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika mobil ini menabrak pembatas jembatan layang, tentunya kami semua tidak akan selamat. "Tuhan, Engkau begitu ajaib! Tangan kuasa-Mu menahan mobil ini sehingga tidak terlempar ke bawah. Terima kasih Tuhan!", demikian doa yang saya layangkan saat itu.
Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan hanya Dialah yang dapat melakukan hal yang jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan. Sepanjang hari kita tentunya menghadapi aneka kegiatan yang berbeda-beda. Kita tentu mengharapkan agar semua berjalan dengan baik seperti yang kita harapkan. Namun ada hal-hal yang dapat terjadi di luar kendali kita. Keinginan kita agar semua berjalan dengan baik, mungkin saja tidak bisa terwujud. Di saat kita sepertinya tidak berdaya, Tuhan memiliki kuasa yang jauh lebih banyak dari pada yang kita pikirkan, bahkan lebih dari yang kita telah doakan. Kita patut bersyukur untuk setiap kebesaran Tuhan dalam kehidupan kita, karena Dia memiliki kendali untuk semua yang kita lakukan. Marilah kita memulai setiap pagi yang baru dengan menyerahkan diri kita selalu ke dalam tangan Tuhan, agar kita boleh melihat betapa Tuhan begitu ajaib !
Have a nice day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.
Perkemahan Pathfinder (Bag. 4): Study Tour & Kelas Kepahaman
Hari Kamis 2 Juli, udara yang dingin menyergap di sekitar area Kampore Pathfinder di Coban Rondo, Malang. Sambil merapatkan jaket dan sweater tebal, kami bangun dan segera bergabung untuk renungan pagi bersama. Setelah mandi pagi dan sarapan, kami kembali bersiap-siap untuk mengikuti kegiatan study tour. Pukul 9:00 pagi kami menuju ke lapangan utama dan berjalan selama lebih dari 15 menit ke menuju pemukiman penduduk yang rata- rata memelihara sapi sebagai mata pencahariannya. Kami masuk ke sebuah peternakan sapi. Di sana disambut oleh salah seorang pengelola peternakan yang memberi penjelasan proses pemeliharaan sapi hingga sampai sapi siap untuk diperah. Sambil mendengarkan keterangan, kami sempat memberi makan beberapa sapi di sana. Kami sangat senang melihat peternakan tersebut dan ini merupakan pengalaman yang berkesan. Selain pengetahuan ilmiah yang kami dapatkan, kami juga menikmati kesegaran alam yang menghampar di sekitar perumahan penduduk ini.
Pukul 13:00 kami kembali ke tenda. Setiba di tenda, beberapa teman kami yaitu Daniel Simanjuntak dan Friska Hutauruk merasa kurang sehat dan harus tinggal di dalam tenda.
Kami menikmati makan siang bersama dengan Pembina di tenda kami. Semua lahap setelah mengikuti acara pagi yang menyenangkan. Usai makan siang, kami harus kembali mengikuti pelbagai kegiatan kelas kepahaman seperti komunikasi radio tingkat lanjut, perbintangan, fotografi, screen printing, Basic Rescue, Christian Citizenship, CPR, dan lain-lain. Kami pun berbagi kelas, agar dapat mengikuti sebanyak mungkin materi pelajaran yang sangat baik ini. Kelas kepahaman yang diadakan sangat menarik. Kakak Pembina yang memberikan pelajaran menerangkan dengan gaya yang segar dan semua Pathfinder mengikuti kelas dengan seksama. Sesekali kami bertanya bila ada sesuatu yang perlu mendapat penjelasan lebih lanjut. Kami semua senang mengikuti kelas-kelas ini. Selain mendapat ilmu, kami juga dapat berkenalan dengan teman-teman baru dari daerah-daerah lain.
Kelas-kelas kepahaman selesai pukul 5:00 sore, kami kembali ke tenda masing-masing. Tiba di tenda, kami beristirahat sebentar lalu mandi sore. Wah…, perut sudah terasa lapar sekali setelah kegiatan sepanjang hari yang cukup sibuk. Kami bersama menyiapkan perlengkapan makan dan makan malam yang nikmat siap untuk disantap. Semua makan dengan lahap. Usai makan, kami mencuci piring, sendok dan gelas. Semua ditaruh kembali ke tempat semula dengan rapih. Seperti malam-malam sebelumnya, kami mengikuti perbaktian malam. Sementara Daniel dan Friska sedang dirawat di posko kesehatan. Kita berdoa bagi kesembuhan sahabat kami ini. Hari ini kegiatan cukup padat, dan kami merasa cukup lelah. Begitu berada di dalam tenda, kami langsung tidur pulas. Good night semua…! Besok kita lanjutkan ceritanya ya…!
Pukul 13:00 kami kembali ke tenda. Setiba di tenda, beberapa teman kami yaitu Daniel Simanjuntak dan Friska Hutauruk merasa kurang sehat dan harus tinggal di dalam tenda.
Kami menikmati makan siang bersama dengan Pembina di tenda kami. Semua lahap setelah mengikuti acara pagi yang menyenangkan. Usai makan siang, kami harus kembali mengikuti pelbagai kegiatan kelas kepahaman seperti komunikasi radio tingkat lanjut, perbintangan, fotografi, screen printing, Basic Rescue, Christian Citizenship, CPR, dan lain-lain. Kami pun berbagi kelas, agar dapat mengikuti sebanyak mungkin materi pelajaran yang sangat baik ini. Kelas kepahaman yang diadakan sangat menarik. Kakak Pembina yang memberikan pelajaran menerangkan dengan gaya yang segar dan semua Pathfinder mengikuti kelas dengan seksama. Sesekali kami bertanya bila ada sesuatu yang perlu mendapat penjelasan lebih lanjut. Kami semua senang mengikuti kelas-kelas ini. Selain mendapat ilmu, kami juga dapat berkenalan dengan teman-teman baru dari daerah-daerah lain.
Kelas-kelas kepahaman selesai pukul 5:00 sore, kami kembali ke tenda masing-masing. Tiba di tenda, kami beristirahat sebentar lalu mandi sore. Wah…, perut sudah terasa lapar sekali setelah kegiatan sepanjang hari yang cukup sibuk. Kami bersama menyiapkan perlengkapan makan dan makan malam yang nikmat siap untuk disantap. Semua makan dengan lahap. Usai makan, kami mencuci piring, sendok dan gelas. Semua ditaruh kembali ke tempat semula dengan rapih. Seperti malam-malam sebelumnya, kami mengikuti perbaktian malam. Sementara Daniel dan Friska sedang dirawat di posko kesehatan. Kita berdoa bagi kesembuhan sahabat kami ini. Hari ini kegiatan cukup padat, dan kami merasa cukup lelah. Begitu berada di dalam tenda, kami langsung tidur pulas. Good night semua…! Besok kita lanjutkan ceritanya ya…!
Meneladani Semangat Mengabarkan Kebenaran
Hari Sabat 18 Juli 2009, jam menunjukkan pukul 9:00 pagi. Usai bacaan mission dan lagu istimewa, tiba saatnya mendengarkan dorongan Pelayanan Perorangan yang dibawakan oleh Ibu Dahlia Hutauruk. Pada satu minggu yang lalu Ibu Dahlia mengikuti Konferensi Bakti Wanita Advent (BWA) seluruh Indonesia yang diadakan di Universitas Advent Indonesia, Bandung. Konferensi ini diikuti oleh pelbagai utusan dari gereja di seluruh daerah di Indonesia. Salah satu utusan terbesar datang dari daerah Papua. Pada salah satu sesi konferensi yang tengah berlangsung, utusan dari Papua ini menyaksikan bagaimana di antara mereka ada yang harus menjual sawah mereka agar mereka bisa datang di konferensi BWA ini. Bahkan mereka pun harus membawa anak-anak mereka yang masih kecil, karena mereka tidak bisa ditinggal sendirian. Sehingga perjalanan datang ke Unai memakan banyak biaya untuk mereka. Tapi mereka dengan semangat mau mengorbankan apa yang mereka punya untuk bisa hadir di konferensi ini. Namun bukan itu saja yang membuat banyak orang terharu. Ternyata mereka juga membawa 5 orang yang menjadi calon baptisan. Luar biasa !
Ibu Dahlia mengajak kita untuk meneladani kesaksian ini. Saat ini keadaan kita belum sesulit apa yang dihadapi oleh ibu tadi. Sehingga kita punya kesempatan yang lebih besar untuk memperkenalkan kebenaran Tuhan kepada orang lain. Ibu Dahlia memberikan contoh tentang seorang ibu yang walaupun terbaring di rumah sakit, ia tetap mempunya semangat untuk memberitakan injil. Dia meminjam telepon kepada suster di rumah sakit. Lewat telepon itu, ibu yang tengah sakit ini mulai bersaksi kepada seseorang yang ada di ujung telepon. Keadaan sakit tidak menghalangi dia untuk tetap semangat untuk bersaksi. Mengambil contoh teladan di Alkitab, Ibu Dahlia menceritakan tentang wanita Samaria yang telah bertemu Yesus di sebuah sumur. Begitu dia menemukan pekabaran tentang keselamatan, ia tidak dapat menahan dirinya untuk segera pergi ke kota-kota untuk menceritakan Yesus sumber mata air yang dapat memberi keselamatan bagi banyak orang. Ibu Dahlia mengajak semua jemaat untuk giat dalam penginjilan dan memberitakan kasih Yesus kepada orang lain. Kita didorong untuk memiliki banyak sahabat dan mengajak sahabat kita untuk belajar firman Allah. “Ada saatnya bila pintu kasihan akan ditutup. Kita tentu mau agar orang yang kita kasihi dan sahabat-sahabat kita berada di dalam keselamatan.”, kata ibu Dahlia Hutauruk mengakhiri dorongan Pelayanan Perorangan di Sabat ini.
Ibu Dahlia mengajak kita untuk meneladani kesaksian ini. Saat ini keadaan kita belum sesulit apa yang dihadapi oleh ibu tadi. Sehingga kita punya kesempatan yang lebih besar untuk memperkenalkan kebenaran Tuhan kepada orang lain. Ibu Dahlia memberikan contoh tentang seorang ibu yang walaupun terbaring di rumah sakit, ia tetap mempunya semangat untuk memberitakan injil. Dia meminjam telepon kepada suster di rumah sakit. Lewat telepon itu, ibu yang tengah sakit ini mulai bersaksi kepada seseorang yang ada di ujung telepon. Keadaan sakit tidak menghalangi dia untuk tetap semangat untuk bersaksi. Mengambil contoh teladan di Alkitab, Ibu Dahlia menceritakan tentang wanita Samaria yang telah bertemu Yesus di sebuah sumur. Begitu dia menemukan pekabaran tentang keselamatan, ia tidak dapat menahan dirinya untuk segera pergi ke kota-kota untuk menceritakan Yesus sumber mata air yang dapat memberi keselamatan bagi banyak orang. Ibu Dahlia mengajak semua jemaat untuk giat dalam penginjilan dan memberitakan kasih Yesus kepada orang lain. Kita didorong untuk memiliki banyak sahabat dan mengajak sahabat kita untuk belajar firman Allah. “Ada saatnya bila pintu kasihan akan ditutup. Kita tentu mau agar orang yang kita kasihi dan sahabat-sahabat kita berada di dalam keselamatan.”, kata ibu Dahlia Hutauruk mengakhiri dorongan Pelayanan Perorangan di Sabat ini.
Amazing Facts - 12 "Kedamaian 1000 Tahun"
Anda memasuki seri ke - 12 pelajaran Alkitab Amazing Facts yang berjudul "Kedamaian 1000 Tahun". Undanglah sahabat-sahabat anda untuk belajar bersama dengan anda. Untuk kenyamanan anda membaca seri pelajaran Amazing Facts ini, klik tombol Full Screen di pojok kanan atas pelajaran ini untuk memperbesar halaman pelajaran. Setelah itu gunakan tombol + atau - untuk mengatur besaran halaman. Untuk kembali ke halaman website, klik tombol Full Screen kembali. Bila anda ingin mencetak pelajaran ini, gunakan tombol More, dan pilih Print untuk mencetak. Untuk down load pelajaran ini, gunakan tombol More dan pilih Save Document, pelajaran akan di down load, setelah itu anda dapat simpan ke dalam media pilihan anda. Atau, anda dapat membagikan pelajaran ini lewat e-mail dan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan lainnya dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah artikel ini. Selamat menyimak pelajaran ini !
Monday, July 27, 2009
Memupuk Kerinduan Kita
Yohanes 14:2-3 “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”
Di tahun ketiga kami tinggal di negara orang, saya mulai merasa rindu untuk bisa kembali pulang dan bertugas di tanah air. Rasa rindu kepada sanak keluarga, teman-teman, makanan dan romantika kehidupan di negara sendiri mengganggu pikiran saya. “Bagaimana pendapat mama jika papa ajukan kepada perusahaan untuk kembali ditugaskan di tanah air ?”, tanya saya kepada istri. “Kok papa punya ide seperti itu? Mama rasa kita sudah nyaman tinggal di negara ini. Tidak ada kemacetan, papa lebih santai pulang dan pergi ke kantor…, sementara kalau di sana papa akan kembali bergumul dengan kemacetan. Di sini tempatnya juga aman pa, selama kita tinggal di sini belum pernah terdengar peristiwa kejahatan.”, jawab istri saya. “Apa yang mama katakan tadi memang benar. Tetapi menurut papa, senyaman-nyamannya di negara orang tetap saja lebih nyaman di negara sendiri.”, kata saya mengutarakan isi hati. “Coba kita tanyakan si kecil apa pendapat dia dengan rencana papa ini.”, istri saya menawarkan pertimbangan.
“Boleh juga, ada baiknya kita ikut mendengar pendapat si kecil.”, jawab saya setuju. Kami mendekati si kecil yang tengah bermain di kamarnya. “Adek, kalau kita pulang lagi ke negara kita adek setuju tidak?”, tanya istri saya. “Yah mama…, kalau kita pindah berarti adek harus berpisah dengan teman-teman adek di sini. Di rumah kita yang dulu, adek kan tidak punya teman dekat…, adek kesepian ma…”, kata si kecil dengan wajah sedih. ”Adek tidak usah khawatir, di sana pasti ada teman-teman adek yang dulu yang bisa jadi teman dekat. Mereka pasti mau.”, kata istri membujuk. “Tapi adek kan sudah betah tinggal di sini pa…, teman-temannya baik!”, katanya polos. “Di sana juga teman kamu baik-baik kok. Semakin lama kita di negara orang, kita akan semakin sulit untuk betah di negara kita sendiri. Lagi pula ini bukan negara kita sendiri …, kita harus kembali ke tanah air kita.”, jawab saya kepada mereka berdua. “Kami setuju dengan apa yang papa pikirkan…, biarlah Tuhan saja yang menolong setiap rencana kehidupan kita.”, jawab istri saya dengan senyum sambil memeluk si kecil yang juga sudah mulai mengerti.
Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan bahwa di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal, dan saat ini Yesus sedang mempersiapkan tempat bagi kita, supaya bila Dia datang kembali, kita akan tinggal bersama-samaNya. Dunia ini adalah tempat tinggal kita sementara. Sementara kita tinggal di dunia, kita menghadapi kejahatan, ketamakan, malapetaka, kesusahan, penyakit dan juga harus berpisah dengan orang yang kita kasihi karena kematian. Dunia bukanlah tempat tinggal yang memberikan sukacita yang kekal. Tapi kita sungguh patut bersyukur, karena Tuhan selalu memikirkan yang terbaik untuk kita. Tuhan telah menyediakan tempat bagi kita di surga. Tempat yang penuh sukacita, tidak ada kejahatan, tidak ada penyakit dan kematian, karena dosa tidak ada di sana. Oh…, sungguh tempat yang indah ! Marilah kita memupuk kerinduan kita untuk tinggal di surga. Kita terus mendekatkan diri kita kepada Tuhan setiap hari, agar kita boleh berada di antara orang-orang setia yang menatap langit dengan sukacita saat Yesus datang kedua kali bersama-sama malaikat surga untuk menjemput kita.
Let us stay faithful to our Lord, we are going home soon !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.
Di tahun ketiga kami tinggal di negara orang, saya mulai merasa rindu untuk bisa kembali pulang dan bertugas di tanah air. Rasa rindu kepada sanak keluarga, teman-teman, makanan dan romantika kehidupan di negara sendiri mengganggu pikiran saya. “Bagaimana pendapat mama jika papa ajukan kepada perusahaan untuk kembali ditugaskan di tanah air ?”, tanya saya kepada istri. “Kok papa punya ide seperti itu? Mama rasa kita sudah nyaman tinggal di negara ini. Tidak ada kemacetan, papa lebih santai pulang dan pergi ke kantor…, sementara kalau di sana papa akan kembali bergumul dengan kemacetan. Di sini tempatnya juga aman pa, selama kita tinggal di sini belum pernah terdengar peristiwa kejahatan.”, jawab istri saya. “Apa yang mama katakan tadi memang benar. Tetapi menurut papa, senyaman-nyamannya di negara orang tetap saja lebih nyaman di negara sendiri.”, kata saya mengutarakan isi hati. “Coba kita tanyakan si kecil apa pendapat dia dengan rencana papa ini.”, istri saya menawarkan pertimbangan.
“Boleh juga, ada baiknya kita ikut mendengar pendapat si kecil.”, jawab saya setuju. Kami mendekati si kecil yang tengah bermain di kamarnya. “Adek, kalau kita pulang lagi ke negara kita adek setuju tidak?”, tanya istri saya. “Yah mama…, kalau kita pindah berarti adek harus berpisah dengan teman-teman adek di sini. Di rumah kita yang dulu, adek kan tidak punya teman dekat…, adek kesepian ma…”, kata si kecil dengan wajah sedih. ”Adek tidak usah khawatir, di sana pasti ada teman-teman adek yang dulu yang bisa jadi teman dekat. Mereka pasti mau.”, kata istri membujuk. “Tapi adek kan sudah betah tinggal di sini pa…, teman-temannya baik!”, katanya polos. “Di sana juga teman kamu baik-baik kok. Semakin lama kita di negara orang, kita akan semakin sulit untuk betah di negara kita sendiri. Lagi pula ini bukan negara kita sendiri …, kita harus kembali ke tanah air kita.”, jawab saya kepada mereka berdua. “Kami setuju dengan apa yang papa pikirkan…, biarlah Tuhan saja yang menolong setiap rencana kehidupan kita.”, jawab istri saya dengan senyum sambil memeluk si kecil yang juga sudah mulai mengerti.
Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan bahwa di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal, dan saat ini Yesus sedang mempersiapkan tempat bagi kita, supaya bila Dia datang kembali, kita akan tinggal bersama-samaNya. Dunia ini adalah tempat tinggal kita sementara. Sementara kita tinggal di dunia, kita menghadapi kejahatan, ketamakan, malapetaka, kesusahan, penyakit dan juga harus berpisah dengan orang yang kita kasihi karena kematian. Dunia bukanlah tempat tinggal yang memberikan sukacita yang kekal. Tapi kita sungguh patut bersyukur, karena Tuhan selalu memikirkan yang terbaik untuk kita. Tuhan telah menyediakan tempat bagi kita di surga. Tempat yang penuh sukacita, tidak ada kejahatan, tidak ada penyakit dan kematian, karena dosa tidak ada di sana. Oh…, sungguh tempat yang indah ! Marilah kita memupuk kerinduan kita untuk tinggal di surga. Kita terus mendekatkan diri kita kepada Tuhan setiap hari, agar kita boleh berada di antara orang-orang setia yang menatap langit dengan sukacita saat Yesus datang kedua kali bersama-sama malaikat surga untuk menjemput kita.
Let us stay faithful to our Lord, we are going home soon !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.
Perkemahan Pathfinder (Bag. 3) : Aktifitas Dimulai !
Hari Rabu 1 Juli 2009, jam menunjukkan pukul 5:00 pagi. Walaupun udara terasa amat dingin yang sangat menggigit di area kampore Coban Rondo ini, kami mencoba untuk bangun dan pergi ke tenda Pathfinder Salemba untuk renungan pagi bersama, karena kita tergabung dalam kelompok kemah yang sama. Setelah selesai renungan pagi, kami kembali ke tenda, dan melakukan pembagian tugas. Ada yang mencuci piring, membersihkan lokasi tenda, dan beberapa tugas lainnya. Setelah itu kami makan pagi yang telah disiapkan. Usai makan pagi, kami kembali bersiap-siap untuk mengikuti acara games. Kita pergi ke lapangan bersama pembina kami kak Ricky Tambunan.
Permainan-permainan yang disiapkan sangat menantang keberanian, kerjasama tim, kesabaran, dan setia kawan. Misalnya, permainan merangkak di dalam sungai. Dalam permainan ini badan kami tidak boleh menyentuh tali yang telah direntangkan di atas kami. Saya adalah yang termasuk gagal dalam permainan ini, karena saya tidak tahan air yang begitu dingin. Namun ada beberapa teman yang sukses dan mereka senang sekali. Permainan berikut adalah flying fox yang sangat menegangkan! Lokasi permainan yang sangat tinggi dan di bawah ada sungai, waduh…berani nggak ya ?? Saya akhirnya memberanikan diri untuk mencoba permainan flying fox ini. Namun ketika saya sudah berada di tepi dan melihat ke bawah, saya merasa pusing..., dan akhirnya tidak jadi mencoba permainan ini !
Kami pergi ke lokasi permainan yang lain dan mencoba panjat jaring-jaring. Kebetulan mentor permainan tersebut adalah kak Annie Simanjuntak. Salah satu kawan kami, Timmy, mencoba untuk naik. Tapi tiba-tiba kakinya terasa kram! Banyak yang berusaha menolongnya. Di sini terasa kekompakan kami sebagai tim, saling menolong dan persahabat dengan yang Pathfinder yang lain menjadi lebih erat. Yang paling lucu adalah permainan terakhir yaitu membawa tepung dengan cara berjongkok ke teman yang ada di belakang kita. Wajah serta tubuh kami akhirnya penuh tepung!! Masih banyak lagi permainan yang memiliki pelajaran berharga buat kami. Pokoknya kami merasa sangat senang, dan sangat excited !! Pukul 12.30 siang kegiatan games telah selesai, dan kami kembali ke tenda untuk membersihkan diri dan akhirnya makan siang bersama. Wah…, makanan yang disediakan semuanya enak-enak dan kami tidak segan-segan tambah nasi dan lauknya berulang-ulang kali. Lapar sekali sehabis bermain pagi ini !
Jam 13.00 kami bersiap-siap ke lapangan utama untuk mengikuti kegiatan pelayanan masyarakat, yaitu membantu masyarakat setempat membersihkan lingkungan dan melakukan penataan dusun masyarakat di sekitar perkemahan. Kegiatan pelayanan masyarakat ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok siswa SD-SMP dan siswa SMA. Semua bergiat dan semangat bahu membahu melaksanakan pelayanan ini. Kami merasa senang karena dapat membantu penduduk setempat di Coban Rondo, Malang ini. Kami selesai kira- kira pukul 5 sore dan bergegas kembali ke kemah untuk mandi dan menikmati makan sore kami. Setelah itu, kami mengikuti acara kebaktian malam. Sudah lelah semua mengikuti kegiatan yang menyenangkan hari ini. It’s time to sleep now… besok kita terusin lagi ceritanya.... Until tomorrow ya …!! Good night...! Sszzzz....!
Menghormati Hari Sabat
Hari Jumat 24 Juli 2009, jemaat memasuki jam kebaktian Vesper. Kebaktian pembukaan Sabat kali ini dibuka oleh Sutikno dengan mengundang jemaat untuk menyanyikan Lagu Sion nomor 169, “Masyurkanlah Yesus”. Doa pembukaan dilayangkan oleh Bapak Aswin Sugiarto. Anak-anak dan remaja membawakan lagu pujian yang berjudul “Sudah Dekatlah Rumah Di Surga”. Bapak Christian Siboro membawakan renungan yang berjudul “Menghormati Hari Sabat”. Bapak Christian mengutip dari Yesaya 58:13-14. “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”
Dalam ayat ini, kita menemukan hubungan sebab akibat. Ada 3 apabila (sebab) yang kita temui dalam ayat ke-13, dan maka (akibat) pada ayat ke-14. Pada sebab yang pertama, kita mendapati konteks yang negatif (tidak menginjak-nginjak). Ini dikarenakan sebagai manusia, ada kecenderungan untuk tidak mengikuti aturan. Jadi pada sebab yang pertama, kita menemukan hal penurutan. Pada sebab yang kedua, kalimat yang digunakan adalah kalimat positif (menyebutkan hari Sabat hari kenikmatan). Kenikmatan ini bukan hanya untuk dikatakan, tetapi untuk dirasakan. Dan kenikmatan ini hanya dapat dirasakan bila kita mengalami sendiri. Faktor indera sangat berperan dalam hal ini. Tuhan tidak ingin kita seperti robot yang hanya bisa menurut, namun Tuhan menginginkan kita untuk dapat menikmatinya. Hal yang ketiga berbicara mengenai cara menjalankan kehidupan kita pada hari Sabat. Bagaimana kita dapat mengalami persekutuan bersama Tuhan dan sesama umat Tuhan di dalam gereja.
“Bilamana ketiga hal tersebut dapat kita jalani, maka pada ayat ke-14, Tuhan menjanjikan bahwa kita akan bersenang-senang bersama Tuhan, memperoleh jaminan kesuksesan, memperoleh hadiah, dan memperoleh suka cita yang sempurna yaitu keselamatan, kerajaan sorga yang disediakan bagi kita.”, kata Bapak Christian menyimpulkan renungan Vesper yang baik malam ini. Kebaktian vesper kemudian ditutup dengan menyanyikan Lagu Sion nomor 184, “Tuhan Pimpin Spanjang Jalan”. Dan seperti biasanya, setelah doa tutup dilayangkan oleh Bapak Christian Siboro, jemaat berkumpul di halaman gereja untuk membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu “God is so Good”. Setelah itu mengucapkan “Selamat Sabat! Selamat Sabat! Selamat Sabat! Tuhan memberkati! Halleluyah! Amin!”.
“Bilamana ketiga hal tersebut dapat kita jalani, maka pada ayat ke-14, Tuhan menjanjikan bahwa kita akan bersenang-senang bersama Tuhan, memperoleh jaminan kesuksesan, memperoleh hadiah, dan memperoleh suka cita yang sempurna yaitu keselamatan, kerajaan sorga yang disediakan bagi kita.”, kata Bapak Christian menyimpulkan renungan Vesper yang baik malam ini. Kebaktian vesper kemudian ditutup dengan menyanyikan Lagu Sion nomor 184, “Tuhan Pimpin Spanjang Jalan”. Dan seperti biasanya, setelah doa tutup dilayangkan oleh Bapak Christian Siboro, jemaat berkumpul di halaman gereja untuk membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu “God is so Good”. Setelah itu mengucapkan “Selamat Sabat! Selamat Sabat! Selamat Sabat! Tuhan memberkati! Halleluyah! Amin!”.
Amazing Facts - 11 "Apakah Iblis Penguasa Neraka ?"
Saat ini anda memasuki seri ke - 11 pelajaran Alkitab Amazing Facts yang berjudul "Apakah Iblis Penguasa Neraka ?". Undanglah sahabat-sahabat anda untuk belajar bersama dengan anda. Untuk kenyamanan anda membaca seri pelajaran Amazing Facts ini, klik tombol Full Screen di pojok kanan atas pelajaran ini untuk memperbesar halaman pelajaran. Setelah itu gunakan tombol + atau - untuk mengatur besaran halaman. Untuk kembali ke halaman website, klik tombol Full Screen kembali. Bila anda ingin mencetak pelajaran ini, gunakan tombol More, dan pilih Print untuk mencetak. Untuk down load pelajaran ini, gunakan tombol More dan pilih Save Document, pelajaran akan di down load, setelah itu anda dapat simpan ke dalam media pilihan anda. Atau, anda dapat membagikan pelajaran ini lewat e-mail dan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan lainnya dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah artikel ini. Selamat menyimak pelajaran ini !
Sunday, July 26, 2009
Tuhan Selalu Menyertaimu
Ulangan 31:8 “Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."
Sanak keluarga kami tergolong keluarga besar dan memiliki banyak anak-anak yang masih kecil-kecil. Selain sering kumpul keluarga, kami sering saling berganti menginap di rumah satu dengan yang lain lain. Anak kami sebetulnya sudah ingin sekali bisa bergabung dengan tradisi keluarga ini. Kerap kali keponakan-keponakan saya mengajaknya untuk bergabung bersama mereka. “Ayok dek, ikutan nginap di rumah-ku yuk…, besok kamu sudah diantar pulang. Gantian dong…, jangan cuma kita-kita saja yang menginap di rumah kamu.”, protes salah satu sepupunya. “Aku mau ikut, tapi harus sama mama dan papaku ya.”, jawabnya hati-hati. “Ah, kalau kita menginap tanpa mama dan papa nggak apa-apa kok. Pasti kamu juga bisa.”, rayu mereka lagi. “Mama…papa.., bisa ikut sama aku enggak?”, katanya balik bertanya kepada kami. “Maaf sayang, mama dan papa tidak bisa ikut karena harus bekerja. Adek ikut saja dengan mereka, nanti pulangnya papa jemput ya.”, kata saya membujuk. “Kalau papa mama ikut menginap, aku mau, Kalau enggak bisa, aku juga enggak mau ah!”, katanya dengan santai.
Di beberapa kesempatan yang lain ketika keponakan-keponakan mengajak untuk menginap di rumah mertua, saya tahu persis sebetulnya dia sangat ingin bisa menginap bersama sepupu-sepupunya. Tetapi tetap saja dia ingin menginap asal kami ikut mendampinginya. “Mama atau papa ikut enggak menginap di rumah opa?”, tanyanya pada kami. “Mama dan papa tidak usah ikut dek…, ,kan ada oma dan opa. Jadi tidak usah takut ya…”, bujuk mertua saya. “Aku enggak mau ah…! Kalau ada mama dan papa, baru aku mau.”, jawabnya sama seperti jawaban yang lalu. Berulang kali semua berusaha untuk membujuknya, tetapi dia tidak mengubah pendiriannya. Tetap tidak mau menginap di rumah siapapun jika tidak bersama dengan kami. Pada suatu kesempatan saya berusaha mencari tahu apa alasannya. “Kenapa sih dek kamu kok enggak mau ikutan nginap di rumah opa, tante dan om? Mereka kan keluarga kita. Sepupu kamu yang lain tidak punya masalah menginap tanpa mama dan papanya.”, tanya saya. “Enggak enak ah pa, nanti kalau adek ingin sesuatu atau perlu bantuan, adek enggak berani bilang ke mereka. Jadi lebih baik adek tetap sama mama dan papa!”, jawabnya sederhana. “Kamu sebetulnya tidak perlu khawatir, kan disana ada keluarga mama papa yang akan menolong dan melindungi kamu. Jadi adek tidak perlu takut tidak ditolong”, kata saya menjelaskan.
Ayat renungan kita di pagi hari ini mengatakan bahwa kita tidak perlu takut, karena Tuhan akan menyertai kita, Dia akan melindungi kita dan tidak akan membiarkan kita sendiri. Terkadang kita ragu-ragu bertindak untuk melakukan sesuatu. Kita takut mengambil keputusan atau kita takut mencoba sesuatu hal yang baru. Kita merasa tidak nyaman, karena belum pernah mengalami sebelumnya atau khawatir atas resiko yang akan dihadapi. Banyak tantangan besar dan baru yang kita rasa tidak sanggup menjalaninya sendiri. Tuhan berjanji akan selalu beserta kita. Kita tidak perlu ragu atau khawatir, bila Tuhan yang memimpin di depan. Yang patut kita lakukan adalah menyerahkan setiap rencana, keputusan, tindakan kita kepada Tuhan. Kita ajak Tuhan untuk berjalan di depan dan menuntun kita. Tuhan sanggup memelihara kita di setiap jalan kehidupan kita.
Have a wonderful holiday !
Sanak keluarga kami tergolong keluarga besar dan memiliki banyak anak-anak yang masih kecil-kecil. Selain sering kumpul keluarga, kami sering saling berganti menginap di rumah satu dengan yang lain lain. Anak kami sebetulnya sudah ingin sekali bisa bergabung dengan tradisi keluarga ini. Kerap kali keponakan-keponakan saya mengajaknya untuk bergabung bersama mereka. “Ayok dek, ikutan nginap di rumah-ku yuk…, besok kamu sudah diantar pulang. Gantian dong…, jangan cuma kita-kita saja yang menginap di rumah kamu.”, protes salah satu sepupunya. “Aku mau ikut, tapi harus sama mama dan papaku ya.”, jawabnya hati-hati. “Ah, kalau kita menginap tanpa mama dan papa nggak apa-apa kok. Pasti kamu juga bisa.”, rayu mereka lagi. “Mama…papa.., bisa ikut sama aku enggak?”, katanya balik bertanya kepada kami. “Maaf sayang, mama dan papa tidak bisa ikut karena harus bekerja. Adek ikut saja dengan mereka, nanti pulangnya papa jemput ya.”, kata saya membujuk. “Kalau papa mama ikut menginap, aku mau, Kalau enggak bisa, aku juga enggak mau ah!”, katanya dengan santai.
Di beberapa kesempatan yang lain ketika keponakan-keponakan mengajak untuk menginap di rumah mertua, saya tahu persis sebetulnya dia sangat ingin bisa menginap bersama sepupu-sepupunya. Tetapi tetap saja dia ingin menginap asal kami ikut mendampinginya. “Mama atau papa ikut enggak menginap di rumah opa?”, tanyanya pada kami. “Mama dan papa tidak usah ikut dek…, ,kan ada oma dan opa. Jadi tidak usah takut ya…”, bujuk mertua saya. “Aku enggak mau ah…! Kalau ada mama dan papa, baru aku mau.”, jawabnya sama seperti jawaban yang lalu. Berulang kali semua berusaha untuk membujuknya, tetapi dia tidak mengubah pendiriannya. Tetap tidak mau menginap di rumah siapapun jika tidak bersama dengan kami. Pada suatu kesempatan saya berusaha mencari tahu apa alasannya. “Kenapa sih dek kamu kok enggak mau ikutan nginap di rumah opa, tante dan om? Mereka kan keluarga kita. Sepupu kamu yang lain tidak punya masalah menginap tanpa mama dan papanya.”, tanya saya. “Enggak enak ah pa, nanti kalau adek ingin sesuatu atau perlu bantuan, adek enggak berani bilang ke mereka. Jadi lebih baik adek tetap sama mama dan papa!”, jawabnya sederhana. “Kamu sebetulnya tidak perlu khawatir, kan disana ada keluarga mama papa yang akan menolong dan melindungi kamu. Jadi adek tidak perlu takut tidak ditolong”, kata saya menjelaskan.
Ayat renungan kita di pagi hari ini mengatakan bahwa kita tidak perlu takut, karena Tuhan akan menyertai kita, Dia akan melindungi kita dan tidak akan membiarkan kita sendiri. Terkadang kita ragu-ragu bertindak untuk melakukan sesuatu. Kita takut mengambil keputusan atau kita takut mencoba sesuatu hal yang baru. Kita merasa tidak nyaman, karena belum pernah mengalami sebelumnya atau khawatir atas resiko yang akan dihadapi. Banyak tantangan besar dan baru yang kita rasa tidak sanggup menjalaninya sendiri. Tuhan berjanji akan selalu beserta kita. Kita tidak perlu ragu atau khawatir, bila Tuhan yang memimpin di depan. Yang patut kita lakukan adalah menyerahkan setiap rencana, keputusan, tindakan kita kepada Tuhan. Kita ajak Tuhan untuk berjalan di depan dan menuntun kita. Tuhan sanggup memelihara kita di setiap jalan kehidupan kita.
Have a wonderful holiday !
Perkemahan Pathfinder (Bag.2) : Tiba di Coban Rondo
Hari Senin 29 Juni 2009, pukul 6:00 pagi kami sudah bangun. Sinar matahari pagi menyinari kota Solo dengan semarak. Kita segera mandi dan makan pagi. Kami ingin cepat-cepat kembali melanjutkan perjalanan hari ini. Kami pun pamit dengan keluarga Erry seraya mengucap terima kasih untuk kebaikan hati mereka menerima kami bermalam. Perlahan kami mulai meninggalkan kota Solo. Lama perjalanan dari Solo ke Malang kira- kira 9 jam. Walaupun terasa lama, dan melelahkan, kami berusaha untuk tetap ceria dengan bermain tebak-tebakan di dalam mobil. Kami yang hanya duduk di dalam mobil merasa lelah, apalagi kakak Pembina yang menyetir mobil. Perjalan terasa sangat panjang sekali, seakan kami tidak pernah akan sampai. Akhirnya di sore hari kami tiba di kota Malang dan menyempatkan berkunjung ke Sekolah Advent Malang. Kami sangat bangga akan bangunan sekolahnya, penataan yang baik, dan terlihat bagus. Kami tidak mau kehilangan kesempatan untuk berfoto. Klik..! Klik..!
Usai kami berfoto di dalam dan di luar sekolah, Bapak Yonathan datang menjemput kami. Keluarga Yonathan dengan anak-anak mereka Stefani dan Herbert sebelumnya adalah anggota di jemaat Kemang Pratama. Tidak lama setelahnya, kami sampai di rumah keluarga Yonathan. Kami akan menginap satu malam di rumah mereka. Kebetulan jarak tempat berkemah di Coban Rondo tidak jauh dari kediaman keluarga Yonathan. Kami disambut oleh Ibu Yonathan dengan ramah. Kami pun segera mandi dan makan malam bersama. Kami menikmati rawon, makanan khas di Jawa Timur. Makan rawon terasa sangat pas dengan suasana yang dingin di kota Malang. Karena kelelahan selama perjalanan, kami semua bergegas tidur.
Hari Selasa pagi 30 Juni, kami bangun cepat-cepat, mandi dan sarapan pagi. Setelah pamit kepada keluarga Yonathan, mobil-mobil yang membawa kami melaju pergi ke lokasi perkemahan di daerah wisata Coban Rondo. Kami berpikir bahwa pastilah kami peserta pertama dari DKI Jakarta yang sampai di lokasi perkemahan, mengingat kebanyakan peserta dari DKI berangkat dari Jakarta pada hari Senin. Tapi setelah kami tiba di Coban Rondo, kami terkejut karena sudah banyak peserta dari DKI Jakarta yang sudah lebih dulu tiba di sana seperti rombongan Pathfinder dari jemaat Tebet, Bekasi, dan lain-lain. Kami berjalan ke tenda panitia dan menanyakan lokasi tenda gereja Kemang Pratama. Setelah diberitahu kami berjalan ke lokasi yang ditunjuk panitia. Setiba di kavling yang ditunjukkan, ternyata luas kavling tenda tersebut tidak memadai dibandingkan dengan jumlah tenda kami. Setelah kami memberitahu hal itu, panitia memberikan kavling yang lebih besar. Sayang sekali teman kami Raissa tubuhnya belum pulih. Dia harus meninggalkan kemah, dan beristirahat di rumah sepupunya yang kebetulan tinggal tidak jauh dari lokasi perkemahan.
Setelah tenda dibawa ke lokasi, kami bekerjasama mendirikan tenda. Para Pembina turut membantu kami mendirikan tenda. Jam menunjukkan pukul 3:00 sore, saatnya untuk mengikuti upacara pembukaan kampore. Kami meninggalkan lokasi, walaupun tenda belum sepenuhnya berdiri tegak. Pendeta K.R. Sagala, Direktur Pemuda Advent Uni Indonesia Kawasan Barat membuka secara resmi Kampore Pathfinder 2009 yang bertema "Courage To Stand" ini dengan memukul gong. Kami turut bangga karena Pathfinder dari Kemang Pratama ikut serta menyemarakkan jalannya acara pembukaan kampore ini. Ada Stella Simanjuntak yang menari Bali. Juga ada pasangan abang none Betawi yaitu Friska dan Timothy Purnama, serta Hana Silalahi dan Malvin Simanjuntak. Acara pembukaan kampore terlihat sangat meriah, diawali oleh atraksi Reog Ponorogo. Tampak Pendeta Yobbie D. Yabut SSD Youth Director, menikmati atraksi Reog ini. Setelah kampore Pathfinder dibuka secara resmi, kami kembali ke lokasi perkemahan untuk makan sore bersama. Sehabis makan, kami mengikuti beberapa rangkaian acara. Pada malam hari kami mengikuti kebaktian malam yang dilanjutkan dengan malam budaya yang dibawakan oleh berbagai kontingen. Di awal acara kami menyaksikan kontingen Jawa Barat membawa acara budaya berupa tari-tarian, drama, nyanyian, dan lainnya. Semua acara berlangsung dengan meriah. Tidak terasa malam sudah cukup larut, kami bergegas kembali ke dalam tenda untuk beristirahat. Uuaaahhh…kami sudah mengantuk sekali ! Good night…! Besok dilanjut lagi ceritanya ya…!
Amazing Facts - 10 "Apakah Orang Mati Betul-betul Mati"
Selamat minggu bekerja yang baru ! Seri ke - 1o pelajaran Alkitab Amazing Facts di hari libur ini berjudul "Apakah Orang Mati Betul-betul Mati". Ajaklah sahabat-sahabat anda untuk belajar bersama. Untuk kenyamanan anda membaca seri pelajaran Amazing Facts ini, klik tombol Full Screen di pojok kanan atas pelajaran ini untuk memperbesar halaman pelajaran. Setelah itu gunakan tombol + atau - untuk mengatur besaran halaman. Untuk kembali ke halaman website, klik tombol Full Screen kembali. Bila anda ingin mencetak pelajaran ini, gunakan tombol More, dan pilih Print untuk mencetak. Untuk down load pelajaran ini, gunakan tombol More dan pilih Save Document, pelajaran akan di down load, setelah itu anda dapat simpan ke dalam media pilihan anda. Atau, anda dapat membagikan pelajaran ini lewat e-mail dan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan lainnya dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah artikel ini. Selamat menyimak pelajaran ini !
Subscribe to:
Posts (Atom)