Friday, July 31, 2009

Pemenjaraan dan Kematian Yohanes

Tepat pukul 19:30, Ibu Dahlia Hutauruk mengundang Jemaat Kemang Pratama menyanyikan lagu sion nomor 125, “Apakah Jangkarmu Akan Tahan” sebagai lagu pembukaan pada perbaktian Rabu Malam tanggal 29 Juli 2009. Setelah Ibu Dahlia melayangkan doa buka, keluarga Ricky Tambunan membawakan lagu pujian yang berjudul “Berserah Kepada Yesus”. Ibu Yunita Wuisan sebagai pembicara pada malam ini membawakan renungan dari Buku Kerinduan Segala Zaman atau Alfa dan Omega Jilid V Pasal 22, yang berjudul “Pemenjaraan dan Kematian Yohanes”. Dalam pasal ini terdapat dua hal mengenai Yohanes Pembaptis. Saat dia dipenjara, dan saat kematiannya.

Yohanes pembaptis adalah orang pertama yang mengabarkan mengenai kerajaan Kristus, dan dia juga orang yang pertama yang mengalami penderitaan sebagai konsekwensinya.
Dalam pekerjaannya, Yohanes tidak mengenal takut. Ia menegur semua orang, baik dari kalangan rendah maupun orang-orang besar. Ia juga menegur Herodes atas hubungannya dengan Herodias, istri saudaranya. Dan inilah yang membangkitkan amarah Herodias, sehingga membujuk Herodes untuk memasukkan Yohanes ke dalam penjara. Dari dalam penjara, Yohanes menantikan Singa dari Yehuda yang akan membebaskan bangsa Israel. Yohanes berharap Yesus mengambil tahta Daud dan menunjukkan kuasaNya. Namun bukan itu yang terjadi. Hal ini membuat murid-murid Yohanes bimbang dan bersikap tidak percaya kepada Yesus. Akhirnya, Yohanes mengutus dua muridnya untuk bertanya kepada Yesus, "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?". Yesus tidak menjawab pertanyaan Yohanes, namun, Yesus menjawab mereka, "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Jawaban Yesus ini telah cukup untuk membuktikan bahwa Yesus memang adalah Mesias yang ditunggu-tunggu.

Satu ketika, saat raja Herodes mengadakan pesta sambil bermabuk-mabukan. Herodias yang mempunyai suatu rencana jahat, telah mengirim anaknya Salome untuk menari dan menghibur para tamu. Hal ini membuat para tamu sangat senang dan memuji-muji Herodes. Hal inilah yang membuat Herodes berkata, "Minta dari padaku apa saja yang kau ingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kau minta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Dan atas arahan Herodias, ibunya, dimintanyalah kepala Yohanes Pembaptis di atas sebuah talam! Herodes tahu bahwa tindakan ini salah, namun karena bujukan yang keras dari Herodias, dan dia tidak mau dianggap seorang yang berpendirian lemah, dia tidak dapat berbuat apa-apa. Herodes berharap, ada orang yang dapat mencegah hal ini, namun akhirnya Yohanes dipancung dan kepalanya ditaruh di atas nampan. Memang, ada orang yang tahu bahwa orang itu tidak bersalah, tetapi takut untuk membelanya. Saat itu hati nurani tidak bekerja. Herodes mengalami hal ini. Yesus mengijinkan hal ini terjadi. Yesus tidak melepaskan Yohanes, karena Yesus tahu Yohanes akan dapat mengatasi ujian tersebut. Yesus mau melepaskan hamba-Nya yang setia itu, demi kepentingan beribu-ribu orang pada tahun-tahun mendatang yang harus juga mengalami penderitaan dan maut. Sebagai pengikut Kristus, setiap orang dapat meringkuk dalam penjara yang gelap, mati oleh pedang, kursi listrik, tiang gantungan. Banyak masalah yang akan kita hadapi dalam mempertahankan iman kita. Namun, walaupun kita menghadapi masalah, Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Apakah Jangkar kita akan tahan sampai Yesus datang? Hendaklah kita percaya bahwa Tuhan akan menyertai kita walaupun kita harus masuk kedalam penderitaan. “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:20.

Usai renungan yang dibawakan Ibu Yunita, beberapa orang bersaksi menyaksikan kebaikan Tuhan. Oma Tina mengucap syukur pada Tuhan karena akan memperoleh dua cucu, walaupun dokter pernah menyatakan bahwa menantunya tidak akan punya anak, sebab hormonnya terganggu. Ibu Ani Simanjuntak menyaksikan kebaikan Tuhan karena sudah memperoleh kesembuhan. Pokok-pokok doa yang diusulkan mengenai beberapa anggota yang sakit seperti Ibu Sunaryo, Sherly Situmorang, Bapak Eddy Iskandar dan Bapak Karamoy. Juga didoakan KPA-KPA, Rencana KKR Wilayah tanggal 29 Agustus 2009 mendatang, mendoakan pembicara KKR wilayah 4 yaitu Pendeta Johny Lubis, saudara-saudari yang baru dibaptis, anak-anak yang dalam pendidikan, dan Family Of the Month yaitu keluarga Ibu Etty Sukaryati. Doa syafaat dilayangkan oleh masing-masing kelompok doa. Kebaktian diakhiri dengan menyanyikan lagu “Janganlah Tawar Hatimu”, dilanjutkan dengan doa tutup oleh ibu Yunita Wuisan. Kemudian jemaat keluar dengan teratur dan bersalaman dengan pembicara dan pembawa acara. Puji Tuhan untuk malam kebaktian yang indah. Tuhan Yesus Memberkati !