Ciri-ciri kedua dari orang beriman, dalam ayat ke-5, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!”. Dengan cara apakah kita dikenal oleh orang lain? Apakah kita dikenal karena kita ditakuti orang lain? Apakah kita dikenal karena kita suka berkelahi, pandai bersilat lidah, tidak mau mengalah, atau melakukan tindakan yang tidak terpuji? Atau apakah kita dikenal karena kita murah hati dan suka menolong? Sebagai orang beriman, kita harus dikenal karena kebaikan kita. Ciri orang beriman yang ketiga, di dalam ayat ke-6, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Doa tidak mengubah keputusan Tuhan, namun doa membawa Tuhan kepada kita. Apabila Tuhan hadir dalam setiap langkah kehidupan kita, maka kita akan selalu mendapat kekuatan baru sehingga dapat membedakan segala sesuatu yang kita lakukan apakah berkenan kepada Tuhan atau tidak. Karakteristik yang ke empat, ayat ke-7, “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Sebagai orang beriman, kita harus menjadi pembawa damai. Kita dicari dan dikenal karena kebaikan kita.
Dan yang terakhir, kelima, pada ayat ke-8, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Sebagai seorang beriman, kita harus melihat segala sesuatu secara positif. Jangan pernah melihat sisi negatif, sehingga kita dijauhkan dari perasaan-perasaan yang dapat mengakibatkan kita sakit hati, iri hati ataupun sifat-sifat negatif lainnya. Dengan selalu melihat sisi positif, kita akan selalu menjadi berkat buat orang lain. Dan inilah sesungguhnya orang yang beriman itu, dia menjadi berkat bagi orang lain. Kebaktian Vesper ditutup dengan menyanyikan lagu “Ku Puji Tuhan Yang Jadikan”. Dan seperti biasanya, setelah doa tutup dilayangkan oleh Pendeta Hutauruk, jemaat berkumpul di halaman gereja untuk bergandeng tangan membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu “God is so Good”. Setelah itu mengucapkan “Selamat Sabat! Selamat Sabat! Selamat Sabat! Tuhan memberkati! Halleluya! Amin!”.
Dan yang terakhir, kelima, pada ayat ke-8, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Sebagai seorang beriman, kita harus melihat segala sesuatu secara positif. Jangan pernah melihat sisi negatif, sehingga kita dijauhkan dari perasaan-perasaan yang dapat mengakibatkan kita sakit hati, iri hati ataupun sifat-sifat negatif lainnya. Dengan selalu melihat sisi positif, kita akan selalu menjadi berkat buat orang lain. Dan inilah sesungguhnya orang yang beriman itu, dia menjadi berkat bagi orang lain. Kebaktian Vesper ditutup dengan menyanyikan lagu “Ku Puji Tuhan Yang Jadikan”. Dan seperti biasanya, setelah doa tutup dilayangkan oleh Pendeta Hutauruk, jemaat berkumpul di halaman gereja untuk bergandeng tangan membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu “God is so Good”. Setelah itu mengucapkan “Selamat Sabat! Selamat Sabat! Selamat Sabat! Tuhan memberkati! Halleluya! Amin!”.