Sinar matahari bersinar dengan hangat di luar gereja pada hari Sabat 27 Juni 2009 dan seluruh anggota merasakan sukacita memasuki jam kebaktian khotbah. Paduan Suara Anak-anak mempersembahkan pujian bagi Tuhan melalui lagu berjudul “Look At The World”. Sebuah lagu pujian yang membawa kita untuk melihat kemuliaan Tuhan di alam ciptaan-Nya. Setelah itu anak-anak mendengarkan cerita dari Ibu Gladys Maringka dengan judul “Kenakalan Dibalas dengan Kebaikan”. Ibu Gladys mengambil 1 Tesalonika 5:15 sebagai ayat yang perlu diingat oleh anak-anak semua. Lagu kedua dibawakan oleh Paduan Suara Pemuda-Pemudi dengan judul “ I Need Thee”. Lagu yang merdu yang mempersiapkan jemaat untuk mendengar firman Tuhan yang dibawakan Ibu Yunita Wuisan berjudul “Tuhan Tahu Yang Terbaik”.
Berpijak dari kitab Kejadian fasal 37, Ibu Yunita menyampaikan beberapa hal yang dilakukan Yakub, sang ayah, kepada Yusuf : Yakub menggunakan Yusuf untuk memata-matai saudara-saudaranya (ayat 2); Yakub menunjukkan kasihnya kepada Yusuf melalui jubah indah (ayat 3). Apa yang dibuat Yakub menimbulkan persaingan tidak sehat di antara sesama saudara dan kemarahan mereka tujukan kepada Yusuf. Saat itu Yusuf masih belum dewasa. Ia tidak menyadari bahwa ada masalah yang berkembang di dalam keluarganya. Ia belum mengerti bahwa menceritakan mimpi-nya membuat saudara-saudaranya jadi cemburu. Yusuf yang diperlakukan seperti anak emas oleh Yakub membuat saudara-saudaranya iri hati dan cemburu. Mereka memiliki rencana jahat untuk Yusuf. Yusuf dijual. Yusuf mulai mengalami penderitaan yang panjang. Ia dijual sebagai budak ke tangan seorang yang bernama Potifar.
Tapi Yusuf tetap tekun dan setia kepada Tuhan, walaupun ia sebagai seorang budak. Ia mendapat kepercayaan dari Potifar. Saat istri Potifar menggoda dia, Yusuf tetap setia kepada Tuhan, ia tidak tergoda. Dulu saudara-saudara Yusuf menggunakan jubah Yusuf dilumuri oleh darah untuk membohongi ayahnya. Sekarang jubah yang koyak digunakan istri Potifar untuk memfitnah dia. Akhirnya ia difitnah dan masuk ke dalam penjara. Di penjara, Yusuf tetap memutuskan untuk setia kepada Tuhan. Ia percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi dia, pada waktunya nanti. Di penjara ia memiliki sahabat-sahabat dan menolong mereka. Saat salah satu sahabatnya keluar dari penjara, dan melupakan dia, Yusuf tidak kecewa. Hingga satu saat, sahabatnya mengingat akan Yusuf yang dapat mengartikan mimpi. Yusuf menolong raja dan ia diberi kepercayaan oleh raja untuk posisi yang penting. Kesabaran dan kesetiaan Yusuf kepada Tuhan membuahkan hasil yang baik bagi kehidupannya.
Tuhan tahu yang terbaik bagi Yusuf pada waktu yang tepat. Tuhan menggunakan Yusuf di saat yang tepat untuk menjadi penolong bagi ayah dan saudara-saudaranya saat masa kelaparan yang panjang menerpa. Ibu Yunita mengatakan bahwa bila kita sungguh-sungguh percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, maka salah satu tantangan terbesar bagi kita adalah untuk mengijinkan kesukaran, penderitaan dan air mata menjadi guru dalam kehidupan kita. Pengalaman perjalanan Yusuf memberikan pelajaran yang sangat bagaimana mengatasi berbagai persoalan hidup dan menjadi pemenang yang sejati darinya. Kita boleh percaya bahwa Tuhan tahu yang terbaik bagi kita. Persoalan hidup yang kita hadapi mungkin tidak sama persis seperti apa yang dialami oleh Yusuf, namun kita mempunyai Tuhan yang sama yang disembah oleh Yusuf, dan kita harus percaya bahwa semuanya ada dalam pengendalian-Nya, teristimewa ketika kita merasa hidup sudah di luar kendali kita. Jemaat merasa diberkati dengan firman yang baik pada Sabat ini.