Monday, July 27, 2009

Memupuk Kerinduan Kita

Yohanes 14:2-3 “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”




Di tahun ketiga kami tinggal di negara orang, saya mulai merasa rindu untuk bisa kembali pulang dan bertugas di tanah air. Rasa rindu kepada sanak keluarga, teman-teman, makanan dan romantika kehidupan di negara sendiri mengganggu pikiran saya. “Bagaimana pendapat mama jika papa ajukan kepada perusahaan untuk kembali ditugaskan di tanah air ?”, tanya saya kepada istri. “Kok papa punya ide seperti itu? Mama rasa kita sudah nyaman tinggal di negara ini. Tidak ada kemacetan, papa lebih santai pulang dan pergi ke kantor…, sementara kalau di sana papa akan kembali bergumul dengan kemacetan. Di sini tempatnya juga aman pa, selama kita tinggal di sini belum pernah terdengar peristiwa kejahatan.”, jawab istri saya. “Apa yang mama katakan tadi memang benar. Tetapi menurut papa, senyaman-nyamannya di negara orang tetap saja lebih nyaman di negara sendiri.”, kata saya mengutarakan isi hati. “Coba kita tanyakan si kecil apa pendapat dia dengan rencana papa ini.”, istri saya menawarkan pertimbangan.

“Boleh juga, ada baiknya kita ikut mendengar pendapat si kecil.”, jawab saya setuju. Kami mendekati si kecil yang tengah bermain di kamarnya. “Adek, kalau kita pulang lagi ke negara kita adek setuju tidak?”, tanya istri saya. “Yah mama…, kalau kita pindah berarti adek harus berpisah dengan teman-teman adek di sini. Di rumah kita yang dulu, adek kan tidak punya teman dekat…, adek kesepian ma…”, kata si kecil dengan wajah sedih. ”Adek tidak usah khawatir, di sana pasti ada teman-teman adek yang dulu yang bisa jadi teman dekat. Mereka pasti mau.”, kata istri membujuk. “Tapi adek kan sudah betah tinggal di sini pa…, teman-temannya baik!”, katanya polos. “Di sana juga teman kamu baik-baik kok. Semakin lama kita di negara orang, kita akan semakin sulit untuk betah di negara kita sendiri. Lagi pula ini bukan negara kita sendiri …, kita harus kembali ke tanah air kita.”, jawab saya kepada mereka berdua. “Kami setuju dengan apa yang papa pikirkan…, biarlah Tuhan saja yang menolong setiap rencana kehidupan kita.”, jawab istri saya dengan senyum sambil memeluk si kecil yang juga sudah mulai mengerti.

Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan bahwa di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal, dan saat ini Yesus sedang mempersiapkan tempat bagi kita, supaya bila Dia datang kembali, kita akan tinggal bersama-samaNya. Dunia ini adalah tempat tinggal kita sementara. Sementara kita tinggal di dunia, kita menghadapi kejahatan, ketamakan, malapetaka, kesusahan, penyakit dan juga harus berpisah dengan orang yang kita kasihi karena kematian. Dunia bukanlah tempat tinggal yang memberikan sukacita yang kekal. Tapi kita sungguh patut bersyukur, karena Tuhan selalu memikirkan yang terbaik untuk kita. Tuhan telah menyediakan tempat bagi kita di surga. Tempat yang penuh sukacita, tidak ada kejahatan, tidak ada penyakit dan kematian, karena dosa tidak ada di sana. Oh…, sungguh tempat yang indah ! Marilah kita memupuk kerinduan kita untuk tinggal di surga. Kita terus mendekatkan diri kita kepada Tuhan setiap hari, agar kita boleh berada di antara orang-orang setia yang menatap langit dengan sukacita saat Yesus datang kedua kali bersama-sama malaikat surga untuk menjemput kita.

Let us stay faithful to our Lord, we are going home soon !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.