Wednesday, July 01, 2009

Menjaga Nama Baik

Amsal 22 : 1 “Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas.”





Saya baru saja ikut pulang ke kampung dimana mertua saya tinggal di sana. Ini adalah kunjungan pertama saya untuk mengetahui letak dimana suami saya lahir dan dibesarkan. Orang-orang yang tinggal di sana semua baik dan ramah. Dalam beberapa hari saja saya sudah memiliki banyak kenalan, mereka menunjukkan kebaikan dan perhatiannya kepada saya. Suatu hari saya ingin pergi berjalan-jalan seorang diri untuk menikmati alam serta budaya di daerah ini. “Perkenalkan, saya adalah teman almarhum ayah mertuamu. Kamu sangat beruntung memiliki mertua seperti beliau!”, kata seorang bapak yang saya temui. “Memangnya kenapa pak?”, tanya saya, “Ohh…, beliau itu terkenal karena kebaikannya. Dia suka memberikan nasehat dan berbagi kepandaian. Beliau adalah seorang yang tidak terlalu banyak bicara, tetapi sangat suka bekerja!”, suaranya terdengar begitu lantang. “Pengetahuan apa yang sering dia bagi-bagikan kepada orang lain pak?”, tanya saya ingin tahu. “Beliau paling suka mengajarkan cara bertani yang baik dan bagaimana mengelola hasil panen dengan benar.”, katanya menjelaskan lagi.”

Wah…, terimakasih sekali pak sudah berbagi cerita tentang mertua saya.”, kata saya mengakhiri pembicaraan, “Kapanpun kamu atau anak-anak ingin mendengar langsung pengalaman saya bersama alamarhum, datanglah ke rumah saya!”, katanya dengan ramah dan hangat. ”Baik pak, sekali lagi terimakasih atas perhatian bapak!”, kata saya dengan tersenyum. Setibanya saya di rumah mertua, saya ceritakan pengalaman tadi kepada suami saya. “Saya bangga loh pa! Setiap kali bertemu dengan orang yang mengenal bapak, mereka pasti memuji-muji bapak sebagai sosok yang sangat peduli dan bijaksana!”, kata saya memulai cerita. ”Apa maksud mama?”, tanya suami saya sambil memandang ingin tahu. “Itu tadi ada beberapa orang yang bertemu dan mengenali saya sebagai menantu bapak. Lalu mereka cerita tentang sosok bapak di kampung ini.”, kata saya menjelaskan. “Kita beryukur ya ma karena kita bisa memiliki orang tua yang menjadi panutan di kampung ini. Tetapi kita jangan lupa bahwa itu semua berasal dari Tuhan. Sepatutnyalah kita menjaga nama baiknya agar jangan sampai cacat karena sikap-sikap kita”, suaranya terdengar tenang meyakinkan saya. Pepatah mengatakan “Apalah artinya sebuah nama?”. Tetapi jika sudah berbicara tentang perbuatan, maka nama menjadi sangat penting artinya bagi kehidupan seseorang.

Ayat renungan kita hari ini mengatakan nama baik lebih berharga dari kekayaan besar, dan dikasihi orang lebih baik daripada emas dan perak. Di dalam hidup ini setiap orang tentunya memiliki nama. Nama yang diberikan oleh orang tua memiliki arti dan harapan baik mereka yang menyertai pemberian nama itu. Seseorang bisa dikenal dan diingat oleh orang banyak bukan hanya karena namanya, tetapi oleh karena apa yang telah dia lakukan dan buat. Kita perlu menunjukkan kasih, perhatian, tidak mementingkan diri dan suka memberi pertolongan kepada sesama kita. Semua perbuatan kasih akan melekat di ingatan setiap orang yang menerimanya. Kita patut menghindari perbuatan yang dapat mencemarkan nama baik. Perbuatan yang tidak baik, sekecil apapun, dapat merusak nama baik seseorang. Kita tidak dapat melakukan ini sendirian. Kita akan diberi kesanggupan untuk melakukan yang baik, bila kita selalu memulai hari bersama Tuhan. Tuhan akan menolong agar kita dapat melakukan kebajikan kepada semua orang. Mari kita menjaga nama baik kita, karena itu lebih berharga dari emas dan perak.

Have a nice day !