Thursday, July 16, 2009

Sahabat Sejati Kita

Yohanes 15:15 “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.”






Kebutuhan di perusahaan membuat saya cukup sering pindah dari satu lokasi kerja ke tempat yang lain. Konsekuensi utama yang paling kami rasakan adalah terhadap anak kami, karena itu berarti dia harus berpindah-pindah sekolah dan menyesuaikan diri lagi terhadap lingkungan yang baru. Anak kami pernah mengalami harus pindah ke sekolah yang baru setiap tahun berturut-turut dalam tiga tahun. Untunglah dia cepat bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. “Bagaimana teman-teman baru di sekolah ini nak?’, tanya saya di malam hari ketika dia sedang mempersiapkan buku-buku pelajaran. “Lumayan baik-baik pa. Ada satu orang yang aku suka. Dia selalu mau membantu menerangkan pelajaran bahasa Mandarin.”, katanya bercerita tentang teman barunya. “Bagaimana teman-teman yang lain di kelas, apakah mereka semua baik-baik?”, tanya saya lagi kepadanya. “Oh iya pa, aku sudah semakin cocok dengan teman-teman baruku. Terutama yang kemarin aku ceritakan, dia baik sekali padaku. Kebetulan dia suka bermain bola, jadi tambah cocok deh dengan aku...!”, jawabnya dengan ceria.

“Yah, syukurlah kalau kamu bisa cepat cocok dengan teman-teman yang baru. Apalagi sekarang kamu sudah punya teman akrab, papa senang mendengarnya!’, jawab saya pada si kecil. “Pertama-tama bingung juga sih pa, tapi lama-lama aku ngerti kok apa yang dia sukai. Mudah-mudahan kami bisa cocok terus ya pa…”, jawabnya dengan penuh harap. “Yang penting kamu harus coba mengerti sahabatmu dan jangan mudah tersinggung, pasti persahabatan kalian akan langgeng”, kata saya memberi nasehat kepadanya. ”Terimakasih ya pa, aku akan selalu ingat pesan papa.”, jawabnya meyakinkan saya. “Jangan lupa, kamu harus juga mau berteman dengan yang lain, nanti dikirain kamu sombong kalau hanya berteman dengan satu atau dua orang.”, kata saya mengingatkan lagi. “Oh tentu saja pa, aku berteman kok dengan yang lain! Yang aku ceritakan tadi kan teman dekat, papa percaya deh sama aku...”, katanya berpromosi. “Oke, papa yakin kamu pasti bisa mengerti yang baik untuk bersahabat dengan teman-teman semua.”, jawab saya dengan percaya. “Terima kasih ya, papa sudah mengingatkan aku...”, jawabnya tulus dengan senyuman lebar.

Ayat renungan kita pada hari ini mengatakan bahwa kita telah menjadi sahabat-sahabat Yesus. Sebagai manusia kita ingin memiliki banyak sahabat. Tanpa sahabat, kita akan merasa sepi menjalani aktifitas setiap hari. Kita juga ingin memiliki sahabat yang dekat dengan kita, tempat berbagi suka duka kehidupan. Namun tidak ada sahabat yang kekal di dunia. Terkadang ada saja yang mengganggu sebuah persahabatan. Tetapi, Yesus adalah sahabat kita yang setia. Yesus tidak pernah melukai persahabatan dengan kita. Dia selalu setia berada di sisi kita, Yesus mau mendengar keluhan kita kapan saja dan siap untuk menolong kita. Saat kita lupa kepada-Nya, Ia dengan setia mengingatkan kita untuk datang kepada-Nya. Yesus mengasihi kita sebagai sahabat-Nya. Mari kita menjadikan Yesus sebagai sahabat kita yang terindah setiap hari.

Have a good day !