“Biar saya yang memotong rumput-rumputnya dengan cangkul, lalu kalian yang menyiangi rumput-rumputnya dengan tangan dan sapu. Pastikan kalau rumput yang sudah dicabut tidak tertimbun tanah, kalau gak ntar tumbuh lagi dia karna akar rumputnya masih hidup!” perintahku kepada keponakan saya dan seorang temannya yang turut menemani saya membersihkan makam orang tua kami. Saya pun mulai membersihkan rerumputan dan onak duri yang tumbuh di tengah-tengah makam dan keponakan menyiangi rumput-rumputan dan onak duri tersebut, memisahkannya dari tanah yang telah saya bersihkan dengan cangkul dan membuangnya keluar areal makam.
Pada salah satu sudut makam, tumbuh sebatang pohon kamboja yang tumbuh tidak terlalu tinggi bahkan terlihat kurang subur. Saya pun memperhatikan pohon kamboja dengan seksama sambil berkata dalam hati, “Pasti ada sesuatu yang salah dengan pohon ini sehingga tidak terlalu subur.” Sambil melepaskan cangkul dari genggaman tangan, “Tolong kalian lanjutkan membersihkan areal ini!” perintahku kepada keponakan dan temannya sementara saya berjalan menuju ke arah pohon kamboja. Benar sekali kecurigaan saya. Pohon kamboja ini telah dililiti dengan tumbuhan benalu yang menjalar mulai dari akarnya tertancap dalam ke tanah, ia terus menjalar sambil melingkari pohon kamboja ini hingga ke bagian ranting dan daun pohon yang paling atas. “Pantas aja gak subur, lebih banyak dan lebih gede benalu yang menompang di pohon kamboja. Dasar benalu, taunya menompang udah gitu bikin susah lagi!” umpatku kepada benalu sambil membersihkannya mulai dari mencabut akar hingga naik ke atas pohon. “Papi, hati-hati! Awas jatuh! Takutnya gak kuat dahan pohon kambojanya”, teriak istriku sambil ketakutan melihat saya memanjat pohon.
Terbayang dalam benak saya, “Beginilah setan menjerat dan meliliti tubuh kita ini dengan dosa, bahkan ditumpangi oleh berbagai jenis dosa kesayangan yang menyulitkan kita untuk keluar dari dalamnya seperti benalu yang menumpang hidup di pohon kamboja, membuat pertumbuhan pohon kamboja terhambat dan kerdil.” Kita harus bertekad untuk membersihkan diri kita dari segala jenis kejahatan dan meninggalkan segala dosa yang menghambat kita untuk mengalami pertumbuhan rohani dan ironisnya menjadikan kita kerdil dalam kerohanian sehingga terhambat untuk menerima kuasa Roh Kudus yang menjaga pertumbuhan rohani kita setiap hari. Hanya dengan penyerahan kepada kuasa dan tuntunan Allah melalui bisikan Roh-Nya setiap hari dan di dalam doa, kita sanggup untuk menarik diri dari himpitan dosa yang meliliti tubuh kita. Kiranya ayat roti pagi hari ini mengingatkan kita untuk selalu kembali kepada Allah melalui bertobat setiap hari. Amin.