Berita ini kami terima tepatnya dua hari sebelum tahun 2011 akan berakhir. Tatkala banyak orang sedang sibuk untuk menyambut datangnya tahun baru, kami disibukkan dengan persiapan untuk berangkat ke kampung halaman guna menghadiri pemakaman nenek kami yang meninggal di usia 96 tahun. Telah satu bulan lamanya Ibu kami berada di kampung halaman untuk merawat nenek kami bahkan beberapa waktu sebelum Ibu kami tiba pun nenek ini sudah lama sakit. Saya mengadakan perjalanan kurang lebih dua jam lamanya melalui pesawat udara bersama dengan abang sepupu dan keluarganya untuk tiba di kota dan beberapa jam lamanya pula masih harus kami tempuh dengan menggunakan jalan darat untuk tiba di kampung nenek. Perjalanan itu kami lakukan tepatnya jatuh di hari pertama tahun 2012.
Menarik perhatian saya keadaan di rumah nenek ketika kami menginjakkan kaki di kampung halaman. Beberapa orang bekerja di rumah di mana nenek kami disemayamkan. Para bapak sedang membersihkan halaman rumah, memasang tenda, membawa alat-alat masak dengan ukuran besar, mempersiapkan tempat perapian untuk memasak dan memasang kabel-kabel lampu. Saat yang sama para ibu sibuk menyiapkan beras, bumbu-bumbu masak dan mempersiapkan semua peralatan makan yang tidak sedikit jumlahnya. Masing-masing orang bekerja dengan rajin dan seksama tanpa suatu komando. Tugas itu dikerjakan dan diselesaikan dengan gembira dan penuh sukacita untuk memberikan pelayanan terbaik buat keluarga yang berduka. Mereka ini adalah para tetangga dan sebagian keluarga Ibu saya yang tinggal di kampung yang letaknya lumayan jauh dari kampung nenek saya. Mata pencaharian mereka umumnya bertani dan hidup mereka cukup sederhana.
Sungguh luar biasa kehidupan mereka di sana, tidak diimbangi dengan tingkat pendidikan yang tinggi bahkan hidup sebagai petani maupun peladang yang serba sederhana, namun mereka hidup saling tolong-menolong seperti anjuran Allah melalui ayat roti pagi hari ini. Tanpa berhitung atas kerugian materi yang mereka korbankan karena beberapa hari lamanya tidak pergi ke lading, para petani dan peladang yang sederhana ini hidup bergotong-royong dipenuhi sukacita. Sulit bagi kita mendapatkan kehidupan seperti ini di kota besar seperti tempat kita tinggal saat ini. Masing-masing sibuk dengan kehidupan keluarga kita masing-masing tanpa peduli dengan kehidupan tetangga dan orang lain pada umumnya. Dapatkah tuntutan hukum Kristus dalam ayat kita pagi ini terlaksana dalam hidup kita saat ini? Sudahkah saudara dan saya hidup sebagai orang yang selalu siap tolong menolong dalam menjalankan misi pelayanan gereja yang Khalik kita telah tugaskan kepada kita? Atau mungkin kita sibuk dengan kegiatan kita masing-masing yang kelak menghasilkan keagungan pribadi kita gantinya keagungan nama Khalik, si Pemberi Hidup itu? Mari kita renungkan ayat pagi ini. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: