Ketika renungan pagi ini dibuat, saya baru saja kembali dari gereja menghadiri 10 Hari Doa Bersama. Pertemuan ini dilakukan dengan mengikuti pengalaman murid-murid Yesus, yaitu setelah melihat Yesus diangkat ke surga, mereka kembali ke Yerusalem dan berkumpul selama 10 hari dengan sehati dan bertekun berdoa memohon janji Yesus akan memberi kuasa Roh Kudus, sehingga mereka memperoleh perubahan dalam tabiat, hidup dengan kasih dan berani memberitakan janji Yesus bahwa Dia akan datang kembali untuk hidup bersama di tempat yang Ia sediakan.
Teringat ketika saya di bangku kuliah, dosen agama mengatakan bahwa saat Yesus datang yang kedua, seluruh penduduk dunia akan melihat-Nya dalam waktu yang bersamaan. Sebagai mahasiswa yang selalu menggunakan rasio berpikir, saya bertanya-tanya bagaimana itu bisa terjadi, di antara kami berargumentasi untuk mencari tau cara Tuhan memperlihatkan diri-Nya dengan waktu yang bersamaan …. ”sulit dan tak terjangkau oleh pikiran kami”. Saya pun mendapat jawabannya tiga puluh empat tahun kemudian. Betapa mudahnya kita menyaksikan pada waktu bersamaan pertandingan final World Cup, mengikuti rapat-rapat teleconference dengan para pimpinan yang ada dibelahan bumi lain, bertemu sanak keluarga melalui teknologi skype. Semuanya buatan teknologi manusia, saya percaya bahwa teknologi Allah Pencipta akan lebih canggih daripada ciptaan-Nya.
Untuk itu saya merasa penting mengikuti 10 Hari Doa Bersama karena saya ingin mengalami pengalaman murid-murid Yesus menerima curahan Roh Kudus agar saya dapat diubahkan dalam tabiat, hidup kasih dan terlibat dalam pelayanan memenangkan iman sesama manusia untuk diangkat bersama-sama ke dalam kerajaan surga. “Lihatlah, Ia datang dengan awan dan setiap mata akan melihat Dia”, bukankah saudara dan saya rindu untuk bertemu dengan Juruselamat Dunia, sang Penebus itu? Sudahkah kita saat ini dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri dan iman untuk menyambut Yesus datang kedua kali kelak? Berdoalah untuk diri saudara dan saya dan berdoalah juga untuk sahabat-sahabat kita, agar masing-masing kita benar-benar rindu untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Umur dunia ini telah bertambah tua, kejahatan semakin merajalela dan Allah tidak akan dibiarkan diri-Nya dipermainkan. Ia pasti akan membersihkan dunia ini dari dosa dan akar-akar dosa, di posisi manakah saudara berdiri saat ini, “bersiap ke surga” atau “bersiap ke neraka”? Biarlah “surga” menjadi tujuan kita bersama. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: