Entah mengapa kondisi perjalanan pulang kantor selama dua hari ini dilanda kemacetan luar biasa. Dua hari yang lalu kami beranjak dari kantor sekitar pukul enam lewat tiga puluh menit pada petang hari, setelah terasa lelah dengan berbagai beban pikiran pekerjaan sepanjang hari itu. Baru berjalan selama kurang dari satu kilometer, tiba-tiba deretan mobil yang berada di depan kami terhenti tanpa gerakan sedikit pun. Satu per satu mobil berputar arah dan mengambil jalan lain. Bertahan selama kurang lebih sepuluh menit, “Tri, kamu putar arah aja, kita ambil jalur yang lain, semoga jalur itu tidak mampet juga”, perintahku kepada supir yang mengemudikan kendaraan saya. Akhirya, kami tiba di rumah setelah menghabiskan waktu selama dua jam dalam perjalanan yang biasanya kami tempuh selama satu jam dua puluh menit.
Pukul lima lewat dua puluh menit, kendaraan yang saya tumpangi meluncur meninggalkan lokasi kantor menuju ke rumah, karena istri dan anak-anak menunggu untuk menyambut hari perhentian. Seperti biasa, perjalanan agak padat di saat menjelang libur akhir pekan. “Kok macet banget ya Tri, gak seperti biasanya nih? Ada kejadian apa di depan ya, kok untuk jarak kurang dari dua kilometer udah sampai satu jam kita di sini?” tanyaku kepada supir saya sambil keheranan meihat situasi jalanan hanya dari tol Bekasi Barat menuju ke gerbang tol JORR. Untuk menghindari kebosanan di dalam kendaraan, bahkan telinga saya sudah sampai terasa panas karena sudah cukup lama berbincang lewat telepon dengan kakak perempuan kami yang tinggal di kota yang berbeda. Petang hari itu, perjalanan ke rumah kami tempuh selama kurang lebih tiga jam lamanya dengan melewati berbagai titik kemacetan di perjalanan.
Perjalanan itu melelahkan dan sangat membosankan. Empat titik kemacetan pun kami harus lalui dengan penuh kesabaran dan tetap berada pada lajur yang tersedia. Bahkan kami harus menempun jalur alternatif agar tiba di rumah setelah tiga jam lamanya di perjalanan. Namun demikian, walaupun situasi itu melelahkan, membosankan, menguras banyak tenaga tapi kami tetap bertahan di lajur yang ada dan akhirnya tiba di rumah dengan selamat. Perjalanan iman kita menuju hidup yang kekal, bagaikan kondisi perjalanan yang kami lalui selama dua hari berturut-turut. Ada banyak tantangan, kemacetan, cuaca yang mengganggu perjalanan bahkan banyak hal lain yang dapat merintangi, demikian banyaknya hal yang dapat merintangi perjalanan iman kita untuk sanggup berdiri dan menghadapinya. Namun sebagaimana kami tetap bertahan dan bersabar bergerak selangkah demi selangkah tanpa harus keluar dari barisan kemacetan itu, akhirnya kami tiba di rumah dengan selamat, ketahanan iman saudara dan saya untuk tetap berdiri pada jalur kebenaran Kristus walau apapun tantangan yang ada dihadapan kita, percayalah kita pasti akan tiba di rumah semawi, di dalam kerajaan sorga yang kita nanti-nantikan dan menikmati hidup yang kekal. Mari tetap bertahan dalam pertandingan iman yang benar, sebab Allah menunggu saudara dan saya di pintu gerbang sorga. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" dibawah ini: