Amsal 24:32; 23:4, “Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. Janganlah bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkanlah niatmu itu.”
Pada suatu pertemuan kepemudaan, saya menghampiri seorang pemuda yang sedang sendirian. “Hallo teman, sudah lama kita tidak jumpa, apa kabarnya?” tanyaku. “Baik Om”, balasnya. “Kamu ke mana saja selama ini, saya perhatikan sudah lama kamu tidak datang gereja”, tanyaku lagi untuk kedua kalinya. Pemuda ini tertunduk diam tanpa memberi alasan, kemudian kami terlibat dalam percakapan tentang pekerjaan, dia dengan antusiasnya menceritakan tanggung jawab pekerjaan dan dengan bangga memberitahukan kedudukannya lebih baik oleh karena diberi kepercayaan oleh pemilik perusahaan.
“Waaah hebat ya, masih muda begini sudah berhasil di karir. “Bersyukurlah kepada Tuhan”, ucapku kepadanya. “Tetapi sekarang kenapa kamu sudah tidak aktif dalam acara kepemudaan? Lihat itu adik-adikmu!” sambil jari telunjuk saya arahkan kepada para remaja yang sedang menyanyi lagu pujian, mereka butuh bimbingan, arahan dari kamu. “Ah nanti sajalah Om. Berikan saya waktu mengumpulkan uang, tunggu nanti kalau saya sudah punya uang banyak baru saya aktif di gereja lagi”, jawabnya kepadaku tanpa rasa enggan dihatinya. “Lhoo, kenapa begitu?” aku lanjut bertanya kepadanya. “Ya kan orang-orang di gereja hanya mau dengar pendapat dari orang yang punya uang. Orang-orang itu sudah banyak memberikan sumbangan sehingga pendapat merekalah yang diterima dan …. Sambungnya, di rapat majelis juga seperti itu, sementara usulan dan pendapat kami orang muda diabaikan”, jelasnya panjang lebar menuturkan isi hatinya.
Terkejut mendengar penjelasan pemuda ini, kemudian saya mengingatkan dia bahwa Tuhan tidak membutuhkan uangnya untuk melayani-Nya dan Dia tidak menunggumu sampai kamu memiliki banyak uang untuk menjadi pemimpin pelayan, sekalipun kamu menunda untuk terlibat dalam melayani-Nya tetapi Tuhan tidak pernah mau menunda untuk memberikan yang terbaik untukmu. Teman, Tuhan menunggu hatimu yang berserah, jangan lihat perbuatan orang lain yang menyimpang dan maafkan mereka. Kenapa kamu tinggalkan pelayanan kepada Tuhan Yesus yang telah menyelamatkanmu dan memberi keberhasilan dalam karir dengan melihat perbuatan mereka yang menyimpang. Tertunduk diam dan mengangguk kepalanya, “Baik Om, saya akan perbaiki cara berpikir yang salah ini”, responnya. Semoga saudara dan saya mengambil manfaat yang positif dari perbincangan saya dengan sang pemuda ini, baik kita sebagai pemuda itu maupun orang yang dia ceritakan itu, jadilah pelayan yang rendah hati, bersahaja dan tulus dalam segala pelayanan yang kita berikan hanya untuk membawa puji dan hormat bagi nama Allah saja. Allah menyanggupkan kita untuk lebih baik setiap hari. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :