“Kalau gak salah, jawaban surat somasi kita kepada mereka sudah lewat seminggu deh, betul gak Pak?” tanyaku kepada karyawan bagian Legal yang disaksikan oleh karyawan yang menangani masalah Kepatuhan di perusahaan kami. Sampai saat ini, sudah memasuki bulan keempat saya dan kedua mitra kerja saya ini disibukkan tentang urusan hukum dengan salah satu kontraktor yang membangun pabrik di perusahaan kami, namun tidak memenuhi kesepakatan sehingga perusahaan kami memutuskan kontrak kerja dengan mereka.
Pemutusan kontrak kerja ini menuai perselisihan yang membuat saya dan tim harus berurusan dengan Pengacara yang ditunjuk oleh kontraktor tersebut. “Gimana kalau kita berangkat ke kantor Pengadilan saja, kita periksa apakah lawan kita sudah mendaftarkan gugatan mereka sekaligus kita usahakan untuk ketemu dengan Panitera sekedar kenalan dan melakukan lobi”, ujar tim legal kepada kami berdua. “Kalau sudah lewat satu minggu seperti ini, saya gak yakin kalau mereka berani mendaftarkan ke pengadilan, sebab kekuatan hukum atas tuntutan mereka tidak ada, sementara apa yang kita uraikan dalam jawaban surat somasi terakhir harusnya menjadi pemikiran mereka. Gantinya mereka mengharapkan mendapatkan uang malahan mereka harus membayar kita atas kesepakatan yang telah ditandatangani bersama secara sah dan memang hal itu merupakan kegagalan mereka”, saya mengomentari permasalahan yang ada.
Memang benar bahwa pihak kontraktor belum mendaftarkan gugatan ke pengadilan tersebut bahkan dalam perbincangan lewat telepon kami ketahui bahwa mereka sadar akan kedudukan mereka dalam permasalahan ini. “Kita berani karena kita merasa benar”, inilah sifat alamiah kita sebagai manusia. Andaikan saja perusahaan kami merasa dalam pihak yang lemah, kami pun belum tentu berani melakukan tindakan lobi kepada pihak pengadilan maupun kepada pihak kontraktor. Namun berbeda dalam hal pertanggungjawaban perbuatan kita secara pribadi kelak. Kita semua akan menghadap takhta pengadilan Kristus, untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan kita entah itu baik maupun jahat. Tidak ada yang tersembunyi dihadapan Allah, segala sesuatu nyata adanya. Bahkan tidak satu orang pun yang dapat melakukan pendekatan-pendekatan secara pribadi atau lobi untuk mendapatkan perhatian khusus maupun keringanan. Adakah saudara dan saya telah mempersiapkan diri untuk menghadapi jadwal pengadilan Allah kelak? Sudahkah kita akan divonis bebas dan layak tinggal di dalam kerajaan surga karena segala apa yang kita telah lakukan sesuai dengan petunjuk sorgawi? Bersiaplah untuk hari itu. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: