Monday, January 23, 2012

Peganglah Yang Baik

1Timotius 4:12b, “Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.”

Kami pun tiba di tanah kelahiran saya empat puluh satu tahun yang lalu pada pukul enam sore hari. Senang memiliki kesempatan kembali ke kampung halaman, terlebih sambutan hangat keluarga kakak ipar saya yang telah mempersiapkan segala masakan kesenangan saya sejak kecil. Ditambah dengan buah durian yang terasa pahit bercampur manis disuguhkan di atas meja sambil kami berbincang-bincang membicarakan berbagai hal melepas rasa rindu, teristimewa istri saya yang sudah setahun tidak bertemu dengan keluarga kakak ipar kami. Indahnya pertemuan itu membuat kami tak terasa bahwa malam telah tiba dan jarum jam terus bergerak menuju ke angka dua digit. Kami pun akhirnya menyerah untuk bergolek di atas tempat tidur hingga keesokan paginya.

“Mami, bangun yuk udah jam setengah tujuh rupanya. Kita harus segera ke kuburan untuk ziarah supaya cepat kita pulang”, ajakku membangunkan istri setelah saya terbangun dan melihat jarum jam di jam tangan saya. Rupanya keletihan perjalanan kami menuju ke tanah kelahiran itu membuat kami tertidur pulas hingga tak terdengar suara alarm jam yang sudah saya atur sebelum kami tidur. Bergegas mempersiapkan diri serta membawa peralatan yang diperlukan, kami pun meluncur ke lokasi makam di mana tulang belulang ayah kami saat ini berada. Ditemani oleh salah seorang keponakan kami dan temannya yang masih duduk di kelas dua SMP, saya pun mulai membersihkan makam ayah kami, sementara istri saya berdiri di sekitar lokasi pekuburan.

Biasanya saya meneteskan air mata sambil membersihkan makam itu, namun kali ini air mata saya sama sekali tidak terurai. Sambil mulut terdiam dan kaku, saya bersihkan seluruh areal makam ayah saya jauh lebih bersih dari yang biasanya. “Ayo kita pulang, sudah terlihat bersih dan rapi makam ini sekarang”, ajakku kepada keponakan dan istri sambil saya membersihkan diri karna banyaknya rumput-rumputan yang tumbuh di atas makam itu. Ketika istri dan keponakan sudah berada di mobil, saya kembali berdiri sejenak di atas makam sambil berdoa dalam hati, “Ya Tuhan, terima kasih Engkau telah memberikanku seorang ayah yang tidak pernah putus-putusnya berdoa memohon berkat, hikmat dan kebijaksanaan bagi kami keturunannya. Doa tengah malam yang selalu ia panjatkan kepada-Mu untuk menyerahkan kami anak-anaknya ke dalam pemeliharaan-Mu. Ia telah meninggalkan teladan yang baik untuk kami teruskan bahkan hambamu ini merasa iman hambamu tidak sekuat iman ayah kami ini. Kini ia sisa tulang belulang, namun segala didikan dan teladan yang baik ia telah tinggalkan. Permohonan hambamu, ijinkan kami kelak bertemu di dalam kerajaan surga, Amin.” Kenang dan peganglah segala sesuatu yang baik dari setiap orang yang dekat denganmu dan jadilah kuat dalam iman dan pengharapan hingga kedatangan Yesus kedua kali kelak. Saat yang sama, sudahkah kita memastikan bahwa kita sedang meninggalkan segala kenangan yang baik dan patut diteladani oleh setiap orang yang mengenal kita melalui seluruh pola hidup kita? Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: